Happy Reading!**--**--**--**
Ibu Hana yang merasa panik lalu segera menelpon suaminya dan memberi kabar tentang keadaan putri semata wayang mereka. Kemudian keduanya langsung menuju kerumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, mereka langsung menemui dokter dan melihat keadaan putrinya.
"Dokter, gimana keadaan anak kami?" tanya ayah Hana panik
"Anak ibu dan bapak mengalami gegar otak akibat kecelakaan yang pernah dialaminya, dan karna terlalu lama dibiarkan, gegar otaknya jadi bertambah parah. Jadi saya menyarankan agar dia dirawat disini sampai keadaannya membaik" jelas Dr. Irvan, Dokter spesialis otak
"Lakukan apa pun dok yang penting anak saya bisa sembuh" ujar ayah Hana
"Sekarang kami boleh ngeliat Hana kan dok?"
"Iya boleh."
Orang tua Hana langsung masuk ke kamar rawat Hana. Mereka sangat tak kuasa melihat putri kesayangannya hanya terbaring di ranjang rumah sakit dengan berbagai alat rumah sakit menempel ditubuhnya. Ibu Hana hanya bisa menangis histeris melihat Hana yang sedianya selalu ceria, sekarang hanya bisa tertidur pulas di rumah sakit. Mereka menyesali ketidakpekaan mereka atas apa yang dialami putrinya belakangan ini. Padahal mereka mengetahui bahwa putrinya kesakitan, lalu kenapa mereka tidak memaksanya kerumah sakit walau pun ia menolak. Ibu Hana langsung duduk disamping putrinya seraya menggenggam tangan hangat putrinya itu. Ia pun membelai kepala putrinya dengan perasaan penuh sesal.
"Harus nya Eomma tau kalau kamu lagi kesakitan... Maafin Eomma ya, sekarang kamu bangun, jangan tidur terus" ujar ibu Hana seraya menitihkan air mata
"Udah, jangan nangis Hana pasti bangun. Anak kita kan kuat" ujar ayah Hana menenangkan istrinya.
Mereka pun duduk disamping Hana dan menunggu putrinya sadar. Kemudian dokter beserta suster masuk keruangan tersebut untuk memeriksa keadaan Hana. Selesai memeriksa, dokter meminta ayah Hana untuk ikut keruangannya.
"Keadaan putri bapak sudah mulai membaik, dan sekarang kita tinggal menunggu dia sadar" jelas dokter "Saya juga ingin memberitahukan kepada bapak bahwa ada kemungkinan saat sadar nanti putri bapak akan sedikit sulit berkomunikasi, karna cedera otaknya terlalu lama dibiarkan. Dan mungkin dia juga akan sulit mengenali orang yang dia kenal" lanjutnya
"Apa separah itu, dok?" tanya Ayah Hana
"Sebenarnya jika ditangani dari awal tidak akan separah ini. Tapi untungnya dia cepat datang kerumah sakit, karna jika lebih lama lagi dibiarkan putri bapak bisa terkena Epilepsi"
"Epilepsi? Epilepsi itu apa ya, dok?"
"Epilepsi itu lebih dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit ayan, dimana penderitanya akan sering mengalami kejang-kejang"
"Astagfirullah, jadi kapan anak saya bisa siuman, dok?"
"Saya belum bisa memastikan, jadi lebih baik kita tunggu saja"
"Baik, kalau begitu saya permisi, dok"
Setelah itu ayah Hana keluar dari ruangan dokter. Dia merasakan tubuhnya lemas mendengar ucapan dokter. Ia benar-benar tak menyangka putrinya yang siang tadi baru saja tertawa bahagia atas kelulusannya sekarang hanya terbaring di rumah sakit. Ia pun duduk di bangku sembari menundukkan kepalanya. Tanpa sadar cairan bening keluar dari matanya dan mengalir melalui pipinya. Ia lalu menyapu cairan tersebut dan mencoba menguatkan dirinya demi keluarga kecilnya. Lalu lelaki 43 tahun itu beranjak dari tempatnya dan kembali berjalan menuju kamar putrinya. Dilihatnya didalam kamar istrinya telah tertidur disamping putrinya. Lalu ia mengangkat istrinya itu dan membaringkannya di sofa. Kemudian ia duduk disamping putrinya dan menggenggam tangannya seraya mengusap kepalanya dan mencium keningnya.
"Wonder women nya papi kok tidur terus sih? Kamu capek ya ngerasain sakit terus. Maafin papi ya, sayang. Papi kira papi ini ayah paling baik sedunia, ternyata papi sama aja kaya orang yang nelantarin anaknya" sesal ayah Hana
Lelaki itu pun membenamkan wajahnya disamping putrinya. Kemudian mulai tertidur.
Sudah 3 hari Hana terbaring dirumah sakit. Dan sampai sekarang dia belum membuka matanya. Teman-teman sekolah Hana beserta guru-guru langsung menjenguknya setelah mendengar kabar bahwa Hana masuk rumah sakit. Begitupun kelima sahabatnya yang selalu setia menjenguknya setiap hari. Orang tua Hana sangat senang bahwa banyak yang menyayangi putri mereka. Mereka sangat berterima kasih. Setelah mereka pulang, orang tua Hana kembali duduk disamping putrinya yang masih terbaring. Mereka menunggu dan terus menunggu. Sampai akhirnya pada sore hari mulai ada tanda-tanda kesadaran dari Hana. Jemarinya mulai bergerak dan matanya mulai terbuka. Ayah Hana pun langsung berlari memanggil dokter. Sedang ibu Hana tengah menangis bahagia melihat putrinya yang telah terbangun dari tidur panjangnya. Kemudian dokter datang dan cepat-cepat memeriksa Hana. Setelah selesai memeriksa Hana, dokter Irvan mengajak Hana berkomunikasi.
"Hana? Kamu bisa dengar suara saya? Kamu kenal siapa mereka?" ujar Dr. Irvan sembari menunjuk kearah orang tua Hana.
Namun Hana tak menggubris ucapan Dr. Irvan dan hanya terdiam seraya memalingkan pandangannya kesekitar. Dr. Irvan terus mengajak Hana berkomunikasi namun Hana tetap diam, tak memperdulikan orang-orang sekitarnya dan seperti berada sendiri diruangan tersebut. Setelah puas memandang sekitar, Hana mulai memandang kearah kedua orangtua nya.
"Hana, kamu udah sadar? Ini Eomma" ujar ibu Hana
"Eomma?" jawab Hana
"Iya, sayang. Ini Eomma. Dia udah inget, pi" ujar ibu Hana seraya memalingkan wajahnya kearah suaminya. Terlihat wajah girang suaminya melihat putrinya telah sadar.
"Eomma, siapa?" lanjut Hana
******************************
Makasih buat yang masih mau ngeread, nge-vote, and comment 😄
Semoga pahala kalian nambah yaa 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Short StoryKenapa seorang gadis yang cantik, cerdas, kaya, punya badan proporsional dan solehah malah ditakuti banyak pria yaa? *** War_Suuz