Chapter 2

1.7K 167 56
                                    

Orang-orang yang pernah bertemu Perth Tanapon, akan dengan berbinar-binar mengatakan,

"Tidak bisa ku jelaskan dengan kata-kata!"

Dan Earth akhirnya memahami hal tersebut sebab saat ini dirinya memang sedang mendapat serangan pesona Perth Tanapon yang menyambut kedatangannya di ruangannya.

Dia masih muda, badannya tegap, bahunya lebar, kulitnya tan, wajahnya sangat tampan dengan aura mengintimidasi bercampur karisma yang amat kuat. Setelan jasnya yang berwarna hitam pekat begitu efisien di badannya. Membuat pria itu nampak sempurna.

"Silahkan duduk," kata Perth Tanapon.

Earth dan Title mengambil tempat duduk di sofa, memperhatikan ada beberapa hidangan di meja persegi.

"Ini pertama kalinya kalian datang kan, bagaimana pestanya? Menyenangkan?"

Perth Tanapon kembali membuka suara setelah duduk di hadapan keduanya. Ada nada keakraban yang tuan misterius itu kesankan.

"Sangat menyenangkan. Tapi tuan, aku minta maaf, apa maksud anda mengundang kami kemari?" Title yang sudah menyimpan rasa penasarannya tak lagi bisa menahan.

Perth Tanapon tersenyum penuh arti, suka dengan sikap tanpa basa basi orang di hadapannya.

"Aku ada perlu dengan pasangan mu, Earth Kasamonnat."

Wajah Earth terkesiap, matanya melebar lalu genggaman yang mengerat di tangannya membuatnya menoleh pada Title yang telah mengeluarkan ekspresi waspada.

Ada yang pernah bilang, kalau Perth Tanapon akan mendapat apa yang dia inginkan. Apapun caranya.

Earth menjadi berdebar-debar membayangkan kemungkinan yang akan dihadapinya. Dan mungkin Title juga membaca situasi yang sama, sebab genggamannya telah semakin mengeras.

Apa Perth Tanapon menginginkan Earth?

"Dia sudah jadi Earth Kirati, dan kenapa Anda ada perlu dengannya? Katakan sekarang!" Title berkata dengan nada posesif.

"Hahaha.. Tenang, aku hanya ingin mengobrol santai." suara tawa ringan terdengar dari Perth yang membuat Title dan Earth hanya menatap bingung.

"Katakan!" Suara Title tak sabar.

"Keluarga Kasammonat berhubungan dengan Keluarga Suppapong, dan anggota keluarga Suppapong ada hubungannya dengan ku. Earth, aku yakin kau mengenal Saint Suppapong?" Perth terlihat mengharapkan jawaban Earth yang membenarkan pernyataaanya.

"Dia sepupu ku,"

Earth menyadari terlalu terbuka, dan merutuki dirinya sendiri karena langsung mengatakan siapa Saint pada Perth Tanapon yang mungkin saja akan bermaksud buruk pada sepupunya.

Tapi ketika Perth Tanapon tersenyum begitu manis, sampai matanya tinggal segaris mirip bulan sabit. Perasan curiga Earth padanya menguap.

"Aku tahu. Saint bercerita banyak tentang mu.".

"Apa hubungan Anda dengan Saint?" Earth memperlihatkan tampangnya yang dipenuhi rasa penasaran.

Perth Tanapon terdiam, nampak berpikir. Wajahnya menjadi lembut, dan matanya tenggelam entah kemana.

"Dia.. teman lama ku," suaranya lirih.

. . .

"Katanya, orang yang sudah meninggal akan menjadi bintang di langit." Saint berkata polos sambil memandang hamparan bintang di langit pada Ae yang sedang makan cokelat M&M di sebelahnya.

Dia dan Ae kini berada di lapangan, berbaring di atas kain persegi yang sama yang mereka gunakan saat kencan pertama mereka 3 tahun lalu. Saint semakin tampan dan menawan, kulitnya yang putih selalu mencolok bahkan ditengah kegelapan malam. Dan Ae selalu tak bisa dijelaskan dengan kata-kata bagi Saint, terlebih matanya yang berbinar melebihi bintang malam. Dia adalah yang paling luar biasa di matanya.

THE GREATEST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang