Dingin Sunyi Mencengkam, Pedih Kata Menikam

51 1 0
                                    

Hidup ini umpama mencipta pelarian yang akhirnya bertemu jalan mati; yang memaksa untuk berpatah balik kepada haluan yang kirinya neraka dan kanannya bala. Lebih menyakitkan, berdirinya kau disitu sendiri tanpa hala tuju. You have no choice and option than going back to the darkness that you escape. Pilihan-pilihan yang ada pula tidak pernah adil. Kesakitan yang diberi juga tidak pernah sama rata. I guess this is the hardest part of living; not to die but wanting to live, being strong and pretending to be a hero - the least I can do. 

Sepertinya berberapa hari sudah berlalu tanpa aku sedari. These days, kepenatan rohani aku mencecah tahap maksima. Hari ini aku kibarkan bendera putih. Aku kalah dengan kehidupan. Aku kalah dengan jiwa-jiwa yang beria mengingatkan betapa aku ini adalah sebahagian makhluk yang tidak berguna. Udara hanyalah molekul-molekul yang penuh dengan kesia-siaan bagiku. There's nothing to be thankful of ketika kematian itu kelihatan seperti satu pintu gerbang yang dibentang karpet merah. Trying so hard to get a grip of myself from falling yet I'm here breaking into pieces that could never be fixed. 

But as time flies and as stronger that I thought I could be, in the end I just want everything to be stopped. The thought of masih ada ruang untuk aku bertahan itu cuma imaginasi. Kebahagiaan itu bukan untuk aku; it's just a fantasy. There's nothing I could do than stop believing, that's the reality . Comfort zone isn't comforting .  I just don't want to hold on anymore . I'm too tired. I just want to let go and rest. As if you're reading this just know that, aku dah berhenti berharap on everything to be okay. With all my heart.

Coretan Empat PagiWhere stories live. Discover now