Hari ini matahari memancarkan cahayanya dengan terik, namun para pelajar dari Aoba Johsai tidak patah semangat, mereka masih tersenyum bahagia seperti biasa. "Nee, Iwa-chan ... hari ini bagaimana kalau kita pergi makan di warungnya Mai-chan?"
"Siapa lagi itu?" Tanya Iwaizumi santai, 'Paling ya antara pacar baru, atau mungkin fans lagi,' batinnya.
"Salah satu fansku,"
Kan?
Iwaizumi menghela napas berat, ia sudah maklum dengan sifat Oikawa yang satu ini, walau di keadaan terburuk sekalipun ia akan tetap menjalankan 'kebiasaannya' ini, mendekati para gadis.
Walaupun kata Oikawa sendiri, dia melakukan hal itu agar gadis-gadis itu tidak terlalu tertekan dengan perang ini, katanya sih.
" ... Baiklah, kapan?" Tanya Iwaizumi, yang menyerah pada Oikawa. Oikawa tersenyum lebar, "Langsung saja, aku diberi potongan harga lho!" Ucap Oikawa semangat, Iwaizumi hanya memutar mata jengah. "Kau kutraktir, tenang saja!"
Ya, karena ada kata 'traktir', Iwaizumi tidak pikir panjang lagi dan lantas menyetujui ajakannya itu. Mereka berdua berjalan, Oikawa memimpin di depan, karena Iwaizumi tidak tahu dimana tempatnya, mereka berdua berjalan di atas jembatan kecil. Banyak pesepeda yang lewat disana, sesekali mereka menyapa Iwaizumi dan Oikawa walaupun tidak kenal sekalipun.
"Dimana tempatnya, Oikawa?" Tanya Iwaizumi, Oikawa tidak menjawab. Iwaizumi berusaha menahan emosinya pada sahabatnya yang satu itu.
Kali ini mereka melewati jalan bebatuan, mereka berdua melirik kearah samping mereka, sebuah laut terbentang luas dihadapan mereka. Laut itu sangat biru, memantulkan warna langit yang sejak awal sudah cerah. "Nee, Iwa-chan ... indah kan?" Tanya Oikawa.
Iwaizumi tidak menjawab, ia hanya membiarkan semilir angin menerpa rambutnya, 'Rasanya nyaman sekali ...' batinnya, kini ia menarik napas, membiarkan bau laut memenuhi rongga dadanya.
"Rasanya ... aku tidak bisa membiarkan pihak musuh mengambil dan menghancurkan negeri kita begitu saja, kan Iwa-chan?"
Iwaizumi menghadap Oikawa yang tengah tersenyum kepadanya, kini Iwaizumi menunduk sembari tersenyum tipis. "Benar ..."
"Negeri kita yang indah ... takkan kubiarkan hancur begitu saja."
"Hm ..."
Mereka berdua tengah asyik termenung disana, hingga seseorang menyadarkan mereka, "Hmm ... Oikawa-san dan Iwaizumi-san, kan?"
Oikawa tersenyum lebar, "Oh, Mai-chan!" Ucapnya pada seorang gadis berambut coklat yang diikat ke samping, "Sedang apa kau disini?" Tanyanya, Oikawa tersenyum bangga.
"Untuk menemuimu, kau akan memberi potongan harga untukku kan?" Tanya Oikawa. Mai, atau bisa kita sebut sebagai Nametsu Mai menatap datar Oikawa, "Ya ... karena aku sudah janji, baiklah,"
"Hore!"
Mai memutar mata, tiba-tiba Iwaizumi menepuk bahu gadis itu, "Apa kau fans dari orang ini?" Tanya Iwaizumi ragu-ragu, Mai menaikkan sebelah alisnya bingung.
"Maksudmu ... aku fans dari orang ini?" Tanya Mai memastikan sambil menunjuk Oikawa, Iwaizumi mengangguk pelan.
"Tentu saja bukan, aku hanya disuruh oleh Moniwa-san agar dia mau datang ke warungku untuk mengajari Futakuchi-kun dan Aone-kun menembak jarak jauh," Jelas Mai terang-terangan, Iwaizumi tersenyum simpul.
'Bagus, masih ada gadis yang cukup waras di dunia ini,'
Walau terang-terangan begitu, Oikawa sama sekali tidak sadar, dia masih saja sibuk sendiri di belakang sana, "Ayo Oikawa, kita pergi," Ajak Iwaizumi, Oikawa mengangguk. Mereka bertiga pergi menuju warung milik Mai, " ... Rumahmu dipinggir laut ya?" Ucap Iwaizumi yang berusaha membuka pembicaraan, Mai menengok, "Yah, cukup berbahaya kan? Tapi, bagaimana lagi, di kota sudah cukup padat."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are The Legend - Haikyuu!! Fanfict (On Hold)
FanfictionPerang Dunia ke II, perang dunia yang paling banyak memakan korban jiwa. Peperangan, menyebabkan kita terpaksa melihat orang yang kita sayangi direnggut dari kita. Melihat mayat bergelimpangan dan bau amis darah seakan sudah menjadi makanan sehari-h...