Ch2. Hilang

4.7K 992 107
                                    


Jangan jadi siders ya~~

.
.
.

Malam menjelang pagi; tepatnya pukul dua belas menjelang satu--- Jungkook masih terjaga dengan berguling ke sana ke mari di atas kasur berukuran besar. Mengusik tidur Taehyung yang nyaris lelap--- kalau saja tidak mendengar ayamnya menangis seraya mengepakkan kedua tangannya bergantian.





Hal seperti ini sering terjadi, bahkan sudah menjadi hal yang biasa bagi kehidupan baru Taehyung setelah kehadiran ayam berwujud manusia di kediamannya.



Satu-satunya yang ia lakukan seperti biasa adalah mengangkat tubuh Jungkook agar tengkurap di atasnya, usapan lembut yang ampuh menenangkan bayi ayam. Memang dadanya merupakan tempat terbaik untuk kepala Jungkook bersemayam.



"Tidurlah, besok kita akan membeli baju baru untukmu. Oke?"



"Piyak.. piyak.. huaaa.."



"Kenapa?"


"Pipiyss pipidss.."



Baru menyadari pahanya hangat, dan mau anyir menyeruak ke dalam lubang hidungnya. Diduga; manusia ayam buang air kecil di celana--- tepatnya di atas pahanya!




Pantas saja sedaritadi Jungkook menangis, ada sesuatu yang mengusik ketenangannya di malam hari; menahan urine untuk keluar misalnya. Dan berakhir keluar di celana karena Taehyung telat menyadari.



"A---kenapa tidak bilang?!"




Bayi ayam mengerucutkan bibirnya--- memasang raut wajah minta dikasihani pada saat Taehyung sedikit meninggikan nada bicaranya. Ia takut.



Taehyung mengembus napas pasrah, menggendong Jungkook ke kamar mandi sembari mengelus-elus kepalanya sayang. "Jangan memasang wajah begitu, harusnya ini salahmu karena diam saja. Tapi sekarang, seakan aku yang salah karena tidak mengecek burungmu secara inisiatif. Aku ngantuk tahu."



Selama Taehyung menggantikan celananya, Jungkook terus memilin asal helaian surai pria di hadapannya, sesekali mencubit kedua pipi dan menekan kuat hidung bangirnya. "Tampan.. piyaak.."



Mengurus ayam berwujud manusia jauh lebih melelahkan dari memelihara ayam sungguhan. Kebutuhan Jungkook selain makanan, juga pakaian.




Tubuhnya yang semakin berkembang setiap hari-- dengan begitu cepat, membuat Taehyung perlu membelikannya baju baru lagi, setelah baru saja membeli selusin baju tidur khusus remaja.




Menyenangkan.




Ia sama sekali tidak keberatan akan kebutuhan yang Jungkook perlukan.



Di antara keramaian kota Seoul, tidak henti-hentinya Jungkook bersuara--- belum lagi rasa keingintahuannya yang tinggi setiap kali diajak pergi, berjalan seenaknya, dan hilang begitu saja di kerubunan orang-orang yang berlalu lalang.



Taehyung kepayahan mencarinya, sesekali ia menggerutu kenapa tidak sekalian saja bawa borgol agar ayam itu tidak lari ke sana ke mari dengan suaranya yang masih setengah matang.

Cempreng, sungguh.



Mengedar pandangan ke segala sudut, kali saja matanya berhasil menangkap keberadaan sang ayam. Rasa khawatir mulai ada ketika 10 menit berlalu dan Jungkook masih belum juga ditemukan.



Polos, lugu, persis bayi--- hanya fisiknya saja yang mendewasakan penampilannya, ayolah, bayangkan bagaimana ia harus kebingungan dengan sangat di tengah-tengah kerubunan orang-orang seperti itu? Bayi ayam yang malang.




Homunculus (Taekook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang