Happy reading!♡.
.
."Baik-baik saja. Masih polos dan lugu. Tidak ada perkembangan lebih spesifik."
"Sangat dijaga dan dimanjakan, bahkan diberi marga yang sama dengannya," lanjutnya.
"Baik, terima kasih. Silakan pulang."
***
Ini kedua kalinya, Taehyung harus meninggalkan Jungkook seorang diri dalam rumahnya. Dan kedua kalinya pula, Jungkook merengek di bawah kaki pria tersebut karena tidak mau ditinggal--- padahal Taehyung hanya pergi sebentar untuk menghadiri acara makan malam keluarga Jicho.
Namanya juga usia 6 bulan, apa yang bisa dari pikirannya yang mungkin menuju pada; Taehyung akan pergi dan tidak mau menemuinya lagi. Begitu lah pikiran balita.
"Aku hanya pergi sebentar, kau tidak akan kenapa-napa di sini. Aku akan kembali malam ini--- dengan cepat. Dan tidak melupakanmu, bayi." Taehyung menumpu lututnya untuk mensejajarkan tubuh mereka dan mengacak surai lembut sang anak.
Bukankah begitu cara berbicara dengan balita berusia 6 bulan? Walau perlu diingatkan berulangkali, bahwa tubuhnya mendewasakan penampilannya.
"Piyaaak.. piyakk.. Piyak tidak akan nakal lagi, jangan pergi, piyaak!"
Taehyung terkekeh gemas. Teringat sedikit memori akan masa kecilnya dulu; yang berpikir bahwa sang ibu akan pergi begitu jauh meninggalkannya seorang diri di saat beliau hanya ingin pergi arisan sampai malam.
"Aku akan kembali hari ini, jangan khawatir. Kalau lapar, ada susu dan biskuit Roma di kulkas. Berjanji tidak mengacak-acak rumah, ne?"
"Taehyung harus kembali, piyaak!"
"Tentu, bayi."
"Aku tidak bayi, piyak!"
"Aku bukan bayi," koreksi Taehyung sembari menuntun Jungkooknya untuk berdiri. Ia menata rambutnya yang telah dipomade untuk disisir ke belakang.
Setelan jas panjang selutut dengan dasi membuatnya terlihat begitu gagah ditambah aroma maskulin dari parfume yang ia semprotkan tiga kali.
Jungkook saja sampai menempelkan hidungnya di sela ketiak Taehyung. Ada-ada saja. "Piyak! Piyaak! Jungkook mau wangi seperti itu piyaak!"
"Tunggu kau besar. Sepertinya kulitmu masih sedikit sensitif. Aku pergi dulu ya, berjanji lah jadi anak yang baik!"
Jungkook mengangguk dan mengekori Taehyung sampai depan gerbang.
Tepat ketika Taehyung mengendarai mobilnya keluar halaman rumah, Jungkook menangis tersedu-sedu." Piyaaaaaak!"
Masih berpikir bahwa Taehyung akan pergi jauh sekali. "Piyaaak! Piyaak!"
Kaca mobil terbuka menampilkan Taehyung yang melambaikan tangan padanya sembari tersenyum kotak hangat, kebapakan. "Aku akan kembali. Jadi anak baik sehari, oke?"
Jungkook di tengah sesenggukannya menjawab, "Piyak okeee!"
Perpisahan sementara yang dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homunculus (Taekook)
FantasyEksperimen sederhana menciptakan makhluk kecil dari telur yang dirinya lakukan pun berhasil. Namun tanpa disadari, keberhasilannya mulai merubah hidupnya. Banyak penemu di masa itu berlomba untuk mengincarnya, meski dengan cara kotor sekalipun. BOYx...