Adirra 8

63 7 2
                                    

Malam yang sunyi,jalanan malam nan sepi yang menakutkan untuk dilewati oleh sebagian orang,tapi tidak untuk laki laki yang pikiran dan hati nya sedang kacau saat ini.

Ya bram erdian wijaya,pikiran dan hati nya sedang kacau malam ini,tetapi semua nya sudah sedikit berkurang karna seorang perempuan yang membuat hari hari bram akhir akhir ini sedikit lebih berwarna dari biasanya.

Setelah mengantarkan adirra pulang kerumahnya, bram memilih untuk pulang kerumah karna badannya sedikit lelah,ia melajukan mobil nya dijalanan sunyi,membelah ibukota jakarta menuju kerumah nya di salah satu komplek perumahan para pengusaha ternama dunia.

Setelah sampai dirumah nya,bram memarkirkan mobilnya di garasi mobil miliknya yang bersebelahan dengan garasi mobil milik adiknya iqbal.Bram memasuki rumah mewah itu,ketika masuk ia disuguhkan oleh pemandangan yang tidak mengenakan hati.

Lagi lagi kedua orang tuanya bertengkar dirumah itu,bram yang memang sudah tidak tahan dengan apa yang dilihatnya saat ini langsung menghampiri ayahnya yang hampir saja menampar ibunya kalau tidak ia tahan.

"Berhenti!" teriak bram dengan nada yang sangat marah

"kau tidak berhak melarangku!"bentak pak wijaya yang tak lain adalah papa bram.

"apa yang kau lakukan terhadap ibuku itu tidak pantas!"bram

"tau apa kau ank kecil?"tanya papa bram.

"apa dengan cara kekerasan seperti ini bisa menyelesaikan masalah?seharusnya dari awal aku tidak terlahir dikeluarga ini!"bram

"oh jadi kau menyesal?akupun sama menyesal nya memiliki anak seperti kau yang tidak tahu diuntung!"papa bram

"aku tidak pernah menyesal lahir dari rahim ibuku,tapi aku menyesal memiliki ayah sepertimu,aku tidak habis fikir bagaimana mama bisa mendapatkan pria brengsek sepertimu!"bram

"jaga ucapanmu anak tidak tau diuntung!" jawab papa bram sambil menampar pipi bram

"sudah cukup wijaya!cukup jangan sakiti anak ku,cukup aku saja!"mama bram yaitu sintya

"oh rupanya kau membela anak ini?"tanya papa bram

"ya dia adalah putra ku!"jawab sintya
"silahkan saja kau membelanya,pergi kalian dari rumahku ini!"usir papa bram

Bram berlari menaiki tangga menuju kekamar nya,dan disusul oleh mama nya.Bram membereskan semua barang barang nya dan memasukannya kekoper miliknya.

"mama ikut dengan mu nak"ucap mama bram

"tidak ma,mama dirumah saja,biar aku saja yang pergi dari rumah ini."jawab bram

"tidak,mama ikut dengan mu,mama akan membereskan barang barang mama dulu,kita akan tinggal di apartemen milik mama,ajak adik mu bram"

"iya ma"jawab bram sambil menangis dan memeluk ibunya itu

Setelah bram selesai membereskan barang barang nya dia segera menuju ke kamar adiknya,di mengetuk pintu kamar iqbal tetapi tidak ada jawaban dia segera membuka pintu kamar itu.

"bal"panggil bram sambil memegang pundak adikknya itu,iqbal saat ini sedang duduk dikasur nya yang mengarah ke jendela luar,ia melihat adiknya yang sedang menangis,jarang sekali ia melihat adiknya itu menangis.
bram memeluk adiknya

"kenapa gua harus lahir dikeluarga kayak gini bang?"tanya iqbal

"gua juga gamau dek terlahir dikeluarga yang seperti ini.tidak ada orang yang mengiginkan terlahir dikeluarga seperti ini."

"...."

"bereskan semua barang mu"ucap bram

"kita ingin kemana bang?"

AdirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang