Adirra 10

26 0 0
                                    

"cukup Wijaya,kau tak berhak mengambil anak ku"bentak seorang wanita yang tak lain adalah Sintya mama Bram dan Iqbal

"Keputusan ku sudah bulat, Iqbal akan tetap bersama ku,akan jadi apa anak ku itu jika tinggal bersama anda yang hanya mementingkan pekerjaan saja"tegas pak Wijaya

"Tidak Wijaya ku mohon jangan ambil anak ku,aku tidak Sudi jika anak ku harus tinggal bersama lelaki pengecut seperti anda yang bisanya hanya main wanita saja!!"ucap Sintya sambil menangis.

Dari balik pintu kamar,Iqbal sedang terduduk lemas mendengar perbincangan kedua orangtuanya,dia bingung harus berbuat apa,dia sayang dengan kedua orang tuanya,tetapi Iqbal juga tidak ingin tinggal satu atap dengan istri baru ayahnya yang tak lain adalah perusak keharmonisan keluarga nya dan membuat hati mama nya hancur. Iqbal tidak tega melihat mama nya bertambah rapuh ketika melihat Iqbal tinggal dengan ayahnya. Dengan keberanian diri Iqbal keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua orangtuanya

"Cukup ayah,aku akan tetap Tinggal dengan mama!"tegas Iqbal

"Tidak nak,kamu harus ikut dengan ayah,masa depan mu dipertaruhkan jika kau tinggal dengan dia!"ucap Wijaya sambil menunjuk Sintya

"Aku bilang tidak tetap tidak ayah!"bentak Iqbal

"Beraninya kau melawan ayah mu ini Iqbal (bugh)" tegas Wijaya sambil mendaratkan satu tinjuan ke muka mulus anak nya itu.

Iqbal mematung ditempatnya sambil menahan rasa sakit di pipi nya dan rasa sakit hatinya terhadap ayahnya itu.

"Sudah cukup Wijaya,jangan pernah kau sakiti anak anak ku,dasar kau pria gila!"teriak sintya

"Dasar perempuan kurang ajar" Wijaya hampir saja melayangkan pukulan kepada Sintya tetapi ditepis oleh Bram .

Bram dengan tatapan matanya yang tajam,aura dingin seorang Bram kembali terpancar.

"Beraninya anda menemui kami bapak Wijaya yang terhormat"ucap Bram

"Hahaha siapa anda berhak melarang saya menemui mereka?"balas Wijaya yang sudah tidak menganggap bahwa Bram juga anak kandungnya.

"Pergi atau kau akan terima akibat nya!"ucap Bram sarkatis

"Tidak ak..."ucapan Wijaya terpotong oleh tinjuan Bram yang mendarat tepat disudut bibir Wijaya ayahnya itu.

(Bughhh)

"Awww(rintihan Wijaya) dasar anak kurang ajar"ucap Wijaya sambil memegang sudut bibir nya yang luka

"Bram sudah cukup Bram, bagaimanapun dia tetap ayah mu nak"lerai Sintya sambil menangis

"Aku tidak memiliki ayah,ayah ku sudah mati!!!"tegas Bram dihadapan ayahnya.

Lalu Iqbal berusaha menenangkan kakak nya itu,dan membawa kakaknya itu kembali ke kamar nya.

"Sudah lah Wijaya lebih baik kau pergi, daripada kau melihat Bram tambah marah dengan mu"Sintya memohon kepada Wijaya

"Aku akan pergi,tetapi ingat,aku akan tetap berusaha mengambil Iqbal dengan cara apapun!"ancam Wijaya

"Silahkan saja kalau kau akan berhasil,aku akan mengurus surat cerai kita secepatnya,dan mengambil hak asuh atas kedua anak ku!"tegas Sintya.

"Kita lihat saja nanti"ucap Wijaya.

Lalu Wijaya keluar dari apartemen istrinya itu.
Sintya hanya tertunduk sembari menangis.

                              ▪️▪️▪️

Jam menunjukkan pukul 06.00 wib,dan sekarang adalah hari Senin,itu artinya hari dimana sekolah akan mengadakan upacara bendera:)

AdirraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang