Bag. 2

16 8 0
                                    

Alika sedikit berlari kecil untuk mengejar Gama yang sedari turun bus sudah berjalan duluan dengan Bella.
Alika yang tidak memperhatikan jalan, gadis itu terjatuh akibat tersandung batu.

"Awww" Alika meringis. membuatnya menjadi pusat perhatian. Gama yang melihat menarik napas dalam. Pria itu sudah hafal dengan Alika, si gadis ceroboh. Gama berjalan mendekati Alika yang masih berlutut memegang sikunya yang sedikit tergores.

"Ayoo" Gama mengulurkan tangannya membantu Alika agar berdiri lagi. Alika menerima uluran tangan Gama. Gama melihat Alika dengan Gemas kemudian melirik Bella.
"Duluan aja". Untungnya Bella mau mengerti.

"Sudah ku bilang, dari Smp hilangkan sifat ceroboh mu itu. Kamu bisa mati jika tak memperhatikan jalan, untung sekarang bukan di rell kereta api, bisa mati kamu kalo ditabrak". Alika ngeri membayangkannya, tapi ia malah senang. Gama lebih mementingkan nya dari pada Bella.

"Maaf".

"Lihat, semua orang memperhatikan kita." Gama melihat keliling sekitarnya, banyak yang memperhatikan mereka. Membuatnya sedikit menunduk.

"Ayo, aku antar ke kelasmu". Gama menangkap tangan Alika dan mulai berjalan. Membuat Alika kaget dan menatap Gama. Orang orang bakal mengira kalau mereka sepasang kekasih. Alika merasa tidak masalah jika setiap datang ke sekolah ia harus jatuh lagi biar Gama memegang tangannya seperti sekarang ini.

Alika tak henti hentinya menghayal, sambil sesekali melihat tangannya yang di genggam Gama dan wajah Gama dari bawah. Hingga ia tidak sadar, bahwa ia sudah sampai di depan kelasnya.

"Heii". Gama heran melihat Alika yang melamun sambil sesekali tersenyum. Membuatnya bergidik ngeri akibat Alika yang senyum senyum sendiri.

"Apa ia beneran gila?" Gama bertanya didalam hatinya. sesekali ia melambai lambaikan tangannya di depan wajah Alika, agar ia berhenti melamun.

"Oiii" Gama mulai mengeraskan suaranya. membuat orang orang disekitarnya melihat ke arah mereka lagi.

"Ah, iyaa"

"Kamu ga mau melepas tangan ku?" Gama bertanya dan merasakan sakit di tangannya akibat cengkraman tangan Alika yang kuat.

"Ahh, iya maaf. Makasih yah udah nolongin sama,.. trus dianterin ke kelas". Alika tampak malu dan menyisipkan anak rambutnya ke belakang telinganya.

Gama melihat Alika yang selalu tersenyum, kemudian beralih melihat sikut Alika. Bagaimana pun Alika adalah temannya. Gama tidak ingin Alika sakit. itu saja.

"Kamu yakin, itu ga mau di obatin dulu?" Gama bertanya sambil memegang sikut Alika yang tergores akibat jatuh tadi.

"Ah, gapapa kok" Alika memegang sikutnya juga. "bentar lagi juga kering". lanjutnya. Alika begitu senang Gama sangat perhatian, menjadi teman saja sudah seperti ini, apalagi jika menjadi pacar, membuat Alika menahan senangnya dalam hatinya.

"Hemm, yaudah.. Aku ke kelas ya" Gama pamit dan sedikit berlari.
Alika mengangguk dan melambaikan tangannya kepada Gama kemudian ia masuk kedalam kelasnya.

Alika merasa canggung ketika ia masuk ke dalam kelasnya. melihat ke penjuru kelas dari ujung ke ujungnya. Berjalan mencari tempat duduk yang akan ia tempati. Dan akhirnya ia memilih duduk dekat dengan jendela, agar ia dapat leluasa melihat Gama jika kelasnya sedang pelajaran olah raga.

~

"Oi Ga". Gama melihat ke arah awal sumber suara. Dia adalah Rendy, sepupunya Alika.

"ehh, Oiii.. Lu disini juga?, wahh wah saingan lagi nih kita". Rendy menjulurkan tangannya begitupun dengan Gama, mereka bersalaman ala ala cowok. Rendy dan Gama mereka adalah musuh dalam perebutan Juara di kelas.

"Tadi lu sama Alika? Udah jadian ya lu?" Rendy  menyenggol bahu Gama sekalian menggodanya.
Mereka berbicara sambil berjalan keluar dari kelas.

"kayak ga tau aja Gw sama Alika gimana, Ren..". Gama menjawab dan menyodorkan minuman kaleng kepada Rendy. Rendy tau, jika Alika menyukai Gama telah lama. Namun Rendy tidak akan bilang jika Alika menyukai Gama terang terang, itu tentu akan membuat Alika merasa malu dan akan di jauhi Gama.

"Gw sama Alika itu cuma temen". Gama melanjutkan perkataannya yang terpoting tadi.

"Gamaaa!!". Seseorang memanggil Gama kemudian menghampirinya, Dia Bella. Rendy yang melihat paham jika itu pacarnya Gama.

"Oia, kenalin ini Bella pacar gw" Gama memperkenalkan Bella kepada Rendy. Bella mengulurkan tangannya kepada Rendy, dan rendy membalas uluran tangan Bella.

"Yaudah gw kedalam dulu ya." Rendy Pamit dan berlalu meninggalkan Gama dan Bella di luar kelas. Ia tidak mau menjadi nyamuk, seperti Alika yang merasa tidak papa asalkan ia bersama Gama.

~

Sementara itu dikelasnya Alika. Semua tampak heboh, entah apa yang di hebohkan oleh teman satu kelasnya. Alika tampak tidak peduli, ia fokus kepada hasil gambar yang ia kerjakan sedari masuk tadim

"Lagi pada ngapain sih?" Tanya Alika kepada Ferly, teman sebangkunya. Alika sangat pandai berbaur dengan lingkungannya. Baru 3jam lebih ia sudah mendapatkan teman baru.

"Kata katanya, anak pemilik sekolah ini ganteng banget". Ferly juga ikut histeris. Alika yang melihat sedikit geli kemudian memandang siswi cewek di kelasnya.

"ohh".

"Oh? cuma Oh? lu harus liat deh, Ka" Ferly mengambil ponselnya dan membuka instagram, mencari akun si anak pemilik sekolah. Alika masih asik dengan Gambar yang ia kerjakan tanpa memperdulikan Ferly yang tengah sibuk mengotak atik sosmednya.

"Nihhh,nihhh nihhh". Ferly tampak histeris lagi dan memperlihatkan fotonya kepada Alika. Alika melihat menilai semua gaya gaya nya.

"Alah ini mah karna efek aja, yang lain". Komentar Alika. Ferly menacari foto yang lain.

"Ini ga keliatan wajahnya, yang kelihatan wajahnya dong". Komentar Alika Lagi. Ferly masih tetap mencari.

"Ah, lebih tetap gantengan Gama" Alika tidak mempedulikan foto yang diperlihatkan dan sesekali senyum senyum sendiri membayangkan Gama. Yang ada dipikiran Alika hanya Gama, Gama, Gama. Itu saja.

"Ah terserah, sana lanjut gambar". Ferly tampak kesal dan tidak mempedulikan Alika lagi. Alika juga tampak santai dan tetap lanjut menggambar.

"Eh, bukannya si Gama itu udah punya pacar. kenapa lu masih nekat buat suka sama dia?" Ferly sedikit heran dengan Alika, Terbuat dari apa sih perasaannya hingga begitu kebal melihat Gama dan Bella bersama.

"Hemm, mungkin..."

Ferly menunggu jawaban yang keluar dari mulu Alika. Bagaimana dia tidak penasaran, mana ada orang yang tahan melihat orang yang ia suka bersama orang lain.

"Ga tau, cari google kali yaa" Alika menjawab dengan enteng tanpa rasa bersalah yang sudah membuat Ferly menunggu. ini terasa seperti di phpkan oleh gebetan ungkap bagi Ferly.

"Gila!" Ferly geleng geleng kepala, ia menyenggol lengan Alika yang masih sedang menggambar kemudian lari terbirit keluar dari kelas.

"Woeeyy!!" Alika juga ikut kesal karna gambarnnya tercoret akibat ulah Ferly yang sudah lari duluan. Tapi gara gara pertanyaan Ferly, ia juga bertanya tanya kepada hatinya, mengapa ia begitu tahan melihat Gama dan Bella.

~
Girl your heart, Girl your face
Is so different from them others
I'll say, You're the only one that I'll adore
'Cos everytime You're by my side
My blood rushes through my veins

And my geeky face, blushed so silly yeah, oh yeah
And I want to make You mine..

♪♪♪

~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang