6 - Mantan Fayola

4.8K 223 1
                                        

Matahari sangat cerah hari ini, secerah wajah Fayola yang riang. Fayola sangat bahagia karena hari ini Fayola akan bebas dari kakak kelas yang sangat menyebalkan yaitu Fandy. Ia sangat bersemangat berangkat sekolah, akhirnya masalahnya dengan Fandy sudah selesai.

Saat ini ia sudah berada diruang kelasnya sambil mendengarkan lagu shawn mandes lewat headsetnya. Padahal sebelumnya ia tak pernah berangkat sepagi ini.

Sedangkan dibalik pintu kelas, Fandy mengendap endap masuk ke kelas Fayola. Ia berniat mengagetkan Fayola.

"DOR."

Tak ada reaksi apapun, Fayola tidak terkejut sedikitpun, membuat Fandy mengerucutkan bibirnya karena rencananya untuk mengejutkan Fayola tak berhasil. Fandy memutuskan untuk duduk di samping Fayola sembari bermain ponselnya.

Fayola menoleh kesamping dan terperanjat kaget saat mengetahui ada Fandy yang disebelahnya.

"Allahuakbar maha besar!"

Fayola memukul lengan Fandy, kemudian Fayola melepaskan headsetnya. Sedangkan Fandy hanya menatap datar Fayola.

"Ngapain lo disini? kaget gue."tanya Fayola seraya mengelus dadanya.

"Lo emang aneh ya. Waktu gue kagetin gak kaget, waktu gue diem aja lo kaget."protes Fandy.

"Ya lo tiba tiba disamping gue kambing, kan gue shock."bela Fayola.

"Heh oneng! Tadi gue udah ngagetin lo, tapi sayang banget lo gak kaget."balas Fandy dengan nada kecewa.

"Gue pake headset bang."jelas Fayola.

"Jelas aja tu kuping budek."cibir Fandy.

"Mulut lo budek. Ngapain sih lo disini? Kan tugas gue udah selesai."ucap Fayola.

"Gue tau kali, gue tuh bukan tipe orang yang lupa sama janji gue."

"Ya trus, ngapain lo disini?"tanya Fayola.

"Ya terserah gue lah, ruang kelas juga milik bokap gue."

"Bisa gak gak usah bawa bawa kekuasaan disini?"ucap Fayola malas, jago sekali Fandy ini menyombongkan diri, tapi ya benar juga.

"Haha, apa karna tugas lo udah selesai gue gak boleh nemuin lo?"tanya Fandy.

"Atau mungkin berteman?"

Fayola mengerutkan dahi, kemudian menyentuh dahi Fandy. "Gak panas juga, lo kesambet apaan?"

"Kesambet dimana?"

"Setannya setan apa?"

Fandy menghempaskan tangan Fayola. "Apaan sih lo, gue gak sakit, gue gak kesambet, gue gak kesurupan. Emang salah ya kalo kita temenan?"

"Lo ngajak gue temenan? Heh, emang gue mau temenan sama lo?"tanya Fayola sinis.

"Siapa sih yang gak mau temenan sama gue, secara gue kan itu g--"

"Ganteng, baik, ramah, cool, perhatian. Itu terus! Bosen gue dengernya, kreatif dikit napa." potong Fayola.

"Hehe, orang normal mana yang gak mau temenan sama gue. Jadi temen gue itu susah banget, antri antri kalo mau mah dan itu pun harus lewat seleksi yang ketat."

"Jadi gimana lo mau kan temenan sama gue?" tanya Fandy sembari mengulurkan tangan.

"Gue? Temenan sama lo? Tidak semudah itu ferguso."ucap Fayola, tolong siapapun beri satu alasan pada Fayola kenapa ia harus berteman dengan Fandy.

"Yaudah kalo gitu gue akan terus ngikutin lo gangguin lo dan terus berusaha mepetin lo biar kita bisa temenan."

"LAH? Ntar dia ganggu hidup gue yang sudah aman tentram dan sejahtera ini jangan sampe ada acara perbabuan bab dua. Apa gue turutin aja mau nih anak ya?"gumam Fayola dalam hati.

Dear, FayolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang