DIAN ARIEF

5 4 0
                                    

"Hah...udah banyak nih ketikan gue" sambil nyeka keringat.

"Kamu ngapain?" Tanya seseorang sambil memeluk gue dari belakang.

"Nggak ada" gue pun langsung membalikkan badan gue dan berhadapan dengan orang yang meluk gue tadi.

"Kamu tambah tinggi ya..." ucap gue dengan nada bercanda sambil mengusap lembut rambutnya.

"Ya iya lah...dulu aja aku pendek. Sekarang aku mah udah tinggi" bangga orang tersebut yang tak lain adalah Pero , suami gue.

"Kok cepat pulang?" Tanya gue sambil berjalan ke dapur dan diikuti oleh pero.

"Aku mau ngabisin waktu sama kamu" gombalnya sambil menarik kursi di meja bar.

"Dih...Udah pandai ngegombal sekarang." Ejek gue sambil meletakkan secangkir kopi dan duduk di kursi tepat di depannya.

"Kan demi kamu. Yang dulu pengen banget di gombalin aku pas pacaran dulu" ucap nya lagi sambil menyeruput kopinya.

"Ashh...pawnaws bawngewt" keluh nya sambil menjulurkan lidah.

"Kan di buat pakai air panas" ujar gue santai tanpa panik sedikit pun.

"Kamu nggak bilang." Belanya lagi sedangkan gue hanya terkikik sambil mengambil segelas air putih.

"Suaminya susah nggak di bantu in malah di ketawa in" sungut nya sambil bersedekap dada. Dan memajukan bibirnya sedikit

Ah...imutnya kek oppa gue. Saking imutnya pengen gue tekan tekan tu hatinya.

"Bibir jan di monyong monyong in." Ujar gue dan memakan anggur yang sudah ada di meja.

"Biar keliatan cute"

"Dih...nggak cute tapi jyjyk" jawab gue sambil pura pura muntah.

"Oh jadi jijik nih..." Dia pun langsung berdiri dari tempat duduk nya dan menghampiri gue.

Terus si pero tu kan berdiri dia megang pundak gue pas sedang duduk. Dan lebih ogeb lagi gue menganga sambil memegang satu buah anggur.

Si apit tu deketin wajahnya ke gue. Reflek dong gue pejem in mata. Karna antara malu sama mau:v

Pas cuman tinggal sedikit lagi ada yang ngetok pintu rumah gue keras banget. Alhasil nggak jadi deh. Si pero bangsat tu malah masuk in buah anggur ke mulut gue yang udah monyong dikit.

"ANAAA...ANAAA" teriak si dian.

"Tuh buka in dulu pintunya" suruh pero sambil mengendorkan dasi nya plus wajahnya yang udah merah.

"Ah...apa sih ganggu aja lo" umpat gue saat buka pintu

"Ehh...hai what are you doing here?" Tanya gue yang awalnya gue udah mau nyiyirin tu dian. Nggak jadi karna gue liat anak bule guys...

"Hai aunty..." sapa gadis kecil bule tersebut.

"Anaaa...udah lama nggak ketemu" dian pun meluk gue sambil cipika cipiki.

"Ya iya lah...lo ke asik an honeymoon di australi lupa mau balik" cerca gue ke dian yang di balas dengan cengengesan.

"Oh ya ini siapa?"

"Ini anak gue"

"Eh anjirt pulang pulang udah bawa anak segede ini"

"Yo'i laki gue kan gercep" bangga dian

"Eh betewe nggak di ijin in masuk nih. Pegel tau berdiri terus mana haus lagi di luar kan panas" cerocos dian tanpa malu.

"Masuk aja...tapi lo harus tenang. Anak gue sedang tidur" ujar gue sambil menutup pintu dan dian beserta anaknya udah duduk di ruang tamu.

"Lo udah punya anak?" Heran dian sambil mencomot kue yang ada di meja.

"Udah...kan waktu gue lahir an lo dateng" gue pun berlalu ke dapur untuk membuatkan jus jeruk.

"Laki lo siapa?" Tanya dian lagi saat gue udah meletakkan jus jeruknya di meja.

"Kan waktu itu gue undang lo" geram gue terhadap pikunnya si dian.

"Iya tau...tapi gue lupa siapa laki lo" dian pun meminum jus jeruk tersebut.

"Si Alvero" ujar gue santai namun beda dengan dian dia tersedak dengan minuman nya sendiri.

"Seriusan lo sama si pendek?" Tanya dian memastikan.

"Siapa yang lo bilang pendek?" Ucap si pero dari belakang nya dian sambil menggendong anak kami.

"Hehehe.Nggak ada" jawab si dian sambil melihat ke belakang.

"Nih...Dia tadi bangun aku mau mandi dulu" ujar si pero sambil memberikan buah hati gue.

"Pffffttt...aku? Anjir lah..." Si dian tu malah nahan ketawa entah ngerti apa nggak anak nya juga ikutan ketawa kan anjing.

"Biarin aja" ujar gue ke pero yang menatap tajam ke dian. Sedangkan yang di tatap malah pura pura main hp.

"Lo mau ngapain ke sini?" Tanya gue saat laki gue udah naik ke atas.ke kamar.

"Ntah lah" jawab si dian cuek.

"Eomma i wan't baby..." pinta anak si dian yang sedang main sama anak gue.

"Nanti ya...pas kamu udah besar. Minta sama suami mu" jawab dian. Reflek aja gue pukul tuh lengan dian keras.

"Maksudnya adek ogebb"

"Ooo...Nanti kamu minta sama appa nee" suruh dian

"Anak lo itu lahir dimana? Korea apa australia?" Tanya gue heran karna anaknya pakai bahasa inggris sama bahasa koriyah.

"Biasalah...gue kan KPop. Jadi gue mau anak gue sebagai penerus" ujar dian.

1 setengah jam kemudian...
      *biasalah emak emak.

"Daahh...kapan kapan gue ke rumah lo" gue melambaikan tangan gue ke dian beserta anaknya saat mobil merah itu melaju.

"Na...laper..." ucap laki gue lemes pas gue mau nutupin pintu dia meluk dari belakang. Kebiasaan.

"Kenapa nggak bilang dari tadi sih..." sungut gue. Kenapa gue marah? Karna laki gue itu punya penyakit maag.

"Tadi ketiduran pas selesai mandi"

"Ya udah aku mau masak dulu"

"Lama nggak?"

"Nggak kok. Kalau mau ganjelin perut makan aja dulu jelly yang ada di kulkas"

"Hmm..." jawabnya sambil mengambil jelly serta buah.

"Kamu mau masak apa?" Tanya nya sambil mengunyah apel merah.

"Ayam goreng sama sayur aja"

"Sambel nggak?"

"Mana pernah aku makan tanpa sambel. Ya di buat lah...tapi kamu nggak boleh makan"

"Yahhh...kok nggak boleh sih?"

"Kamu kan maag...jangan banyak banyak makan sambel"

"Dikit aja ya...Ya.." pintanya tak henti henti.

"Ya udah boleh tapi dikit aja" jawab gue sambil menghidangkan makanan di atas meja. Sebagai istri yang baik gue ambil in nasi untuk si pero sama lauk nya




Jan banyak banyak.

Jan lupa votment...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alumna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang