27 Juni 2019

10 1 0
                                    

Dear diary
Kamis biasa

Hari ini nggak ada yang spesial. Cuma sekarang gue ketularan pilek. Tidur nggak jenak, pepet nih hidung.

Masih sama kaya yang kemarin. Dibuat nyesek sama sbm. Tapi udahlah...gue juga udah lumayan bisa ngendaliin diri. Nggak nangis kaya kemarin lagi.

Tapi, hari ini gue ngalamin sekelebat pikiran yang sejak dulu terus bikin gue down. Ada di mana dulu gue pengen jadi orang lain. Ngeliat mereka ketawa itu rasanya gue iri banget.

Kenapa gue kaya gini? Kenapa nggak bisa kaya mereka?

Gue pengen bisa ngerasain gimana sih perasaan seseneng itu. Semua serba "ah gampang". Sedangkan gue, harus berpikir ribuan bahkan jutaan kali dulu.

Segampang itu bagi mereka. Tapi kenapa sesulit itu rasanya buat gue.

Tapi semua pikiran gue, semua keirian gue, sama sekali nggak guna. Gue sadar, ini takdir yang harus gue jalani. Gue harus bangkit biar hidup gue bisa lebih baik. Biar masa depan gue bisa ngebawa keluarga gue lebih dari sekarang.

Gue juga sadar. Sebahagia apapun mereka kelihatannya, tapi mereka juga menyimpan suatu yang sama kaya gua. Hanya porsi gua sama mereka beda. Konteksnya beda.

Kita itu sama-sama manusia yang punya topengnya masing-masing buat nutupin itu.

Contohnya, hidup gue biasa aja tapi gue bebas. Sedangkan mereka keliatannya enak banget tapi ternyata terkekang.

Intinya, kita harus bersyukur apapun keadaannya. Allah Swt. selalu adil sama kita. Cuma mungkin belum waktunya aja kita ngerasain kaya mereka.

Yang penting kita harus berusaha dan jangan lupa berdoa.

Ada beberapa kunci yang jadi prinsip hidup bahagia :

1. Jujur

Cuma kita dan Tuhan yang tahu perihal "jujur". Sekecil apapun itu, semua pasti akan terlihat juga akhirnya. Jujur itu menyangkut kepercayaan. Sekali ketahuan, maka orang takkan percaya lagi.

2. Syukur

Sesederhanapun hidup kita, yang paling penting adalah cukup. Tidak kurang dan tidak juga lebih. Makanya kita patut bersyukur.

3. Sabar

Sabar itu nggak ada batasnya. Kalau ada orang yang bilang, "sabar juga ada batasnya kali." Berarti orang itu belum mengerti hakikat sabar yang sebenarnya. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, tapi tidak ada salahnya juga kan kita mencoba.

4. Ikhlas

Apapun yang dikerjakan tanpa perasaan ikhlas bisa dipastikan akan sia-sia.

5. Possitive Thingking

Walaupun dalam ilmu matematika, sebesar apapun nilai (+) jika dikalikan dengan (-)  hasilnya tetap (-).

Tapi hidup kita itu bukan perkalian matematika.

Tapi hidup yang saling menambah atau mengurangi (melengkapi)

Jika nilai (+) dalam diri kita lebih banyak, maka dampak negatif (-) pun akan berkurang.

'''''
Naarifa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang