Dream world 4

1.4K 81 13
                                    


Author's POV

"Kiraaa. Kira buka pintunyaa"

Saat ini Reza, Ray, Kifa, Rena, dan Stella sedang berada di depan rumah Kira. Sedari tadi mereka mengetuk dan berteriak di depan rumah Kira namun tak ada respon dari dalam.

"Ehm, Reza. Bagaimana kalau kau dobrak saja pintunya, sudah setengah jam kau teriak-teriak terus" ucap Stella memberi saran. Ya, dia memang mendapat respon yang bagus dari temannya yang lain. Tapi tidak dengan Kifa, wajahnya sekarang benar-benar masam.

"Kau benar, kenapa tidak kulakukan dari tadi ya?" tanya Reza kepada dirinya sendiri.

"Itu karena kau bodoh" balas Rena dengan judes.

"Enak aja, aku nggak bodoh. Aku ini orang paling pintar sedunia tahu" ucap Reza sengit.

"Pintar? Pintar ndasmu? Kau itu orang paling bodoh yang pernah aku temui" ucap Rena tak kalah sengit.

Sebelum sempat membalas, tiba-tiba di sekeliling mereka terasa aura yang sangat menyeramkan.
"Berhenti bertengkar atau kupotong lidah kalian dan kujadikan gantungan kunci untuk rumahku" ucap Kifa dingin disertai tatapan tajam yang dia tunjukkan untuk kedua makhluk bar-bar itu. Seketika mereka semua diam.

"Bi-biar aku... Saja yang dobrak" ucap Ray masih takut.

"1..........2..........3"

BRUK

Ray berhasil. Dengan secepat kilat Reza masuk ke dalam rumah Kira dan tanpa sengaja menginjak Ray yang jatuh setelah mendobrak pintu.

"Oi, kau menginjakku" ucap Ray setengah berteriak tapi tidak dipedulikan oleh Reza.

"Dasar adik durhaka"

"Sudahlah, Reza pasti sangat khawatir sekarang. Biarkan dia mencari Kira, dan ayo kita bantu" ucap Kifa tenang.

"Kiraaaaaaa, kau dimanaaaa? Kiraaaaaaa" teriak Reza sambil memeriksa sebagian ruangan yang ada di situ.

"Tidak usah teriak-teriak seperti itu. Kau mengganggu tetangga sebelah. Lebih baik kita langsung cari ke kamarnya saja" usul Rena dan akhirnya Reza berhenti berteriak tapi wajahnya tetap memperlihatkan kekhawatirannya

"Kau tahu kan di mama kamar Kira Rena?" tanya Stella.

"Tentu saja, ini rumah sahabatku. Mama mungkin aku tidak tahu kamarnya" ucap Rena meyakinkan.

"Ikuti aku"

Mereka berjalan ke ruangan yang agak jauh dari ruang tamu. Yah, untuk seseorang yang miskin seperti Kira bisa di bilang rumah ini cukup besar. Mungkin rumah ini peninggalan dari orangtua nya.

"Ini kamarnya" ucap Rena setelah mereka sampai di depan ruangan yang di pintunya terdapat tulisan "Kira's room".

Tanpa mengucapkan apapun, dengan perlahan Reza memutar kenop pintu dan....

CEKLEK

"Tidak terkunci, ayo masuk" ucap Reza dan kemudian mereka masuk dengan Reza yang di depan.
Saat mereka masuk, mereke melihat seorang gadis dengan piyamanya tertidur sangat pulas di atas kasur bergambar naruto.

"Kiraa" langsung saja Reza dkk mendekati Kira dan menggguncang tubuhnya agar dia bangun.

"Dia hanya tidur, tapi seperti mati" ucap Kifa pelan.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada Kira?" tanya Ray sedangkan Reza saat ini masih seperti orang gila yang berusaha membangunkan Kira padahal dia tahu hal itu sia sia.

"Kira, bangunlah. Kumohon. Kiraa" teriak Reza sambil tetap mengguncang tubuh Kira.

"Reza, hentikan. Kau tahu itu akan sia-sia" ucap Ray sedikit tegas tapi tetap tidak dipedulikan oleh Reza.

"Hentikan Reza" Kali ini suara Ray lebih tinggi dan keras daripada sebelumnya.

"SUDAH CUKUP REZA BRAMASAKTI" bentak Ray. Dan tetap saja Reza tidak mempedulikannya. Tiba-tiba.....
*tiba-tiba cinta datang kepadaku(nyanyi)

Kira:"woi, jangan nyanyi thor. Lanjutin aja ceritanya, mana Gue belum dibangunin lagi"

Iya iya cerewet. Untuk readers nggak usah perhatiin yang di atas.

Ok, back to the topic*

BUGH

Ray memukul pipi Reza dengan sangat keras hingga Reza terjatuh.

"KAU INI KENAPA HAH? KAU TAHU YANG KAU LAKUKAN ITU SIA-SIA KAN? KENAPA KAU TIDAK MAU MENDENGARKANKU?" bentak Ray sedangkan Reza tetap diam sambil memegang pipinya yang dipukul Ray tadi.

"Kak Ray, tenanglah dulu. Kau tidak perlu marah-marah" ucap Rena sambil memegang pundak Ray. Tapi ditepis olehnya.

"KAU ITU SANGAT KERAS KEPALA. APA KAU PIKIR DENGAN MELAKUKAN HAL ITU KIRA BISA BANGUN? JIKA SAJA DIA MELIHATMU MELAKUKAN ITU DIA PASTI AKAN SANGAT MARAH. APA KAU MENGERTI? KE........ "

"Jika saja" ucap Reza lirih.

"Hah?"

Perlahan Reza berdiri dan menatap Ray tajam, matanya sudah berkaca-kaca.

"Jika saja..... JIKA SAJA KIRA MELIHATKU. TAPI DIA SAJA BAHKAN TIDAK BANGUN. AKU SELALU BERKATA PADA DIRIKU SENDIRI BAHWA AKU AKAN SELALU MELINDUNGINYA, AKU TIDAK PERNAH MEMBIARKANNYA TERLUKA. TAPI APA? AKU SELALU GAGAL MELINDUNGINYA, BAHKAN SAAT KIRA DICULIK BUKAN AKU YANG MENYELAMATKANNYA. DAN KAU, APA KAU TAHU BAGAIMANA PERASAANKU? APA KAU TAHU RASANYA KEHILANGAN SESEORANG YANG KAU CINTAI? APA KAU MENGERTI PERASAANKU? JAWAB AKU" bentak Reza sangat keras. Semuanya terdiam, bahkan Ray sekalipun. Mereka tidak menyangka Reza bisa semarah ini. Dan ada satu orang yang bingung dengan apa yang dikatakan Reza, siapa lagi kalau bukan Rena. Dia tidak tau apa-apa kecuali tentang Kira yang ternyata adalah seorang putri, jika kalian bingung dulu Kira yang mengatakan pada Rena tentang dirinya.

"Aku sudah kehilangan Alin, dan aku tidak ingin kehilangan Kira. Aku tahu yang kulakukan tadi sia-sia, tapi jika dengan itu bisa membuat Kira bangun dan memarahiku kenapa tidak kulakukan? Hiks... Aku hanya... Hiks.... Dia... Bangun.. Hiks, aku ingin mendengar..... Bagaimana.... Hiks... Cerewetnya Kira" setelah mengucapkan hal itu Reza terduduk dan tetap menangis.

"Reza, maafkan aku. Aku tahu kau pasti khawatir, dan tidak seharusnya aku melakukan itu padamu. Kita akan mencari bagaimana caranya agar Kira bisa bangun. Tenanglah" ucap Ray menenangkan Reza dan ternyata ada hasilnya, walau cuma sedikit.

"Maaf aku memotong pembicaraan kalian, tapi aku ingin tahu semua tentang Kira yang kalian sembunyikan dariku. Aku tahu Kira itu seorang putri, tapi tidak lebih. Jadi beritahu aku sekarang" ucap Rena membuat Kifa dan Stella terkejut, tapi tidak dengan Ray dan Reza.

"Bagaimana kau bisa tahu? Siapa yang memberitahumu? Reza? Ray? Apa mereka yang memberitahumu? Atau Kira yang memberitahumu? Sejak kapan kau mengetahui tentang hal ini? Apa jangan-jangan kau mata-mata?" tanya Kifa dengan pertanyaan bertubi-tubi yang ditujukan untuk Rena.

"Pelan pelan Kifa. Pertama, aku tahu dari Kira. Kedua, aku lupa sejak kapan aku mengetahui tentang Kira yang seorang putri. Ketiga, aku bukan mata -mata. Kalau kau tidak percaya tanyakan saja pada Kira setelah dia bangun" ucap Rena menjawab semua pertanyaan Kira.

"Sekarang ceritakan padaku semuanya. Aku sahabat Kira, jadi aku berhak mengetahui tentang dia. Tidak ada penolakan, titik" ucap Rena dengan penuh penekanan pada setiap katanya.

'Kira payah, seenaknya saja memberitahu orang lain tentang hal ini. Kau membuat kami kerepotan Kira' ucap Kifa dalam hati.

***

Author rasa ini part kedua di mana Kira nggak punya dialog ya? Yang ada cuma adegan tidur doang, kasihan si Kira😂

Jangan lupa vote ya readers.

Sampai jumpa di chapter berikutnya🤗

The Crystal Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang