《3》

746 105 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Aku menyukaimu, maukah kamu menjadi pacarku?"

Kini jantung Yerin benar-benar berdebar tak karuan. Kedua sahabatnya telah membuat jantungnya terasa aneh.

"Engg, aku..,"

"Kamu tidak harus menjawab sekarang, aku memberimu waktu."

"Aku pergi dulu." Pamit Jungkook sebelum melangkahkan kaki dan menghilang dari pandangan Yerin.

Yerin terpaku di tengah lapangan sendirian. Yerin tidak mampu menggerakan kakinya, bahkan Yerin tidak berpikir akan meninggalkan lapangan. Gadis itu terlalu bingung.

°°°

Melihat Yerin terdiam dan mematung di tengah lapangan membuat Sana yang kebetulan melewati lapangan menjadi kebingungan.

"Hei Yerin! Apa yang kamu lakukan?" Sana menepuk bahu Yerin, seketika itu juga Yerin terjatuh. Sendi kakinya sudah tidak mampu menahan semua keterkejutannya. "Yak! Jung Yerin, ada apa ini?" Sana menjadi panik dan segera membantu Yerin berdiri dan berjalan kembali ke kelas.

"Sana, kurasa aku akan gila."

"Kenapa gila? Apa ulangan Fisikamu dapat 54 lagi? Atau bahkan lebih buruk?" Sana melayangkan pertanyaan konyol dengan wajah polosnya. "Yak! Bukan itu!" Yerin menghentikan langkah dan setengah berteriak kesal. "Lalu apa?" Sana balas berteriak. "Katakan padaku." Sana merajuk dengan gaya imutnya, "apa yang terjadi hm?"

Yerin mulai bercerita. Mulai dari surat Wonwoo hingga pernyataan Jungkook yang membuatnya hampir gila hari ini.

"Apa yang harus kulakukan?"

"Hmm, begini. Bukankah seharusnya sekarang kamu merundingkannya dengan hatimu?" Sana menatap wajah Yerin serius. Sedangkan Yerin hanya bisa mengerjapkan mata sambil menatap wajah sahabatnya tak mengerti. Aneh memang melihat Sana dalam mode serius. Tapi memang tak bisa dipungkiri, di balik wajah polos Sana, ia menyimpan jutaan kebijakan yang hanya diketahui para sahabatnya. Ia adalah sumber nasihat bagi para sahabatnya yang sedang kehilangan arah. Sana mampu menjadi tempat yang baik bagi sahabatnya yang butuh pundak untuk bercerita. Ya, seperti sekarang ini.

"Kamu harus tahu dulu perasaanmu. Mungkin secara kasat mata kamu merasa suka keduanya. Tapi di balik itu, pasti ada satu orang yang paling kamu suka lebih dari apapun." Sana menatap dalam pada manik Yerin. Gadis itu menjadi gugup dibuatnya, rasanya seperti di interogasi oleh teman sendiri.

"Aku gak paham." Yerin menggeleng frustasi.

Sana menghela napas, berpikir sejenak, kemudian bertanya, "siapa orang yang pertama kali kamu pikirkan saat kamu membuka matamu?"

Yerin tampak berpikir.

"Saat kamu senang atau sedih siapa yang akan pertama kali kamu beritahu? Wonwoo atau Jungkook?"

Yerin terus memutar otaknya.

"Dan siapa yang selalu bisa membuatmu tersenyum meskipun hanya melihatnya?" Sana terus melontarkan pertanyaan sebelum Yerin sempat menjawab.

"Eng..," Yeri menggigit bibir bawahnya. "Aku tahu."

Mendengar itu, seulas senyum Sana muncul. Terlebih lagi ketika mendengar nama yang kemudian disebut Yerin. Iya, Sana juga yakin bahwa Yerin menyukai lelaki itu. Tatapan yang berbeda dari biasanya. Cara Yerin menatap Jungkook atau cara Yerin menatap Wonwoo, sana tahu apa artinya. Iya, Sana memang lebih tahu perasaan Yerin daripada Yerin sendiri.

•••

èman | Mr. Jeon!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang