Merelakan Kepergian Mereka Yang Tak Kembali

436 65 1
                                    

*note: tekan play untuk memutar video penjelasan pembantaian srebrenica menggunakan Bahasa Indonesia di Atas.

*note: tekan play buat memutar lagunya.

"Čërnyj voron,
Čto ty vʹešʹsja nado moeju golovoj?
Ty dobyča ne doždešʹsja!
Čërnyj voron Ja ne tvoj!

Ty dobyča ne doždešʹsja!
Čërnyj voron, Ja ne tvoj!
Čërnyj voron, Čto ty vʹešʹsja nado moeju golovoj?
Ty dobyča ne doždešʹsja!
Čërnyj voron, Ja ne tvoj!"

Arti:
"Gagak hitam, Gagak hitam, kenapa kau terbang mengitariku?
Gagak hitam, kau tak akan mendapat mangsa, aku bukan milikmu!"

===============================

POV Admir Sokolović (Pamannya Karim, Ayahnya Sofia, wali Vlado di Indonesia)

"Tok... tok... tok... tok!"

"Uwak...! Uwak...!"

"Tok... tok... tok.. tok!"

"Uwak...! Bangun, udah subuh...!"

Suara pintu yang diketuk oleh seorang anak laki-laki muda yang kusayang membangunkanku dari tidurku. Aku menyahutnya dari kamarku, memberitahunya bahwa aku sudah bangun.

"Iya Karim...! Sebentar...!"

"Cklek..."

"Sekarang jam berapa?"

"4 lebih seperapat uwak."

"yaudah, uwak siap-siap dulu, kamu tunggu ya sama Sofia."

"Iya uwak."

Aku keluar dari kamarku menuju toilet untuk mandi lalu memakai Baju Koko ku untuk pergi ke Masjid melaksanakan Salat Subuh bersama kedua orang yang aku bangga menyebut mereka sebagai anakku walau, sebenarnya salah satu dari mereka adalah ponakanku. Satu-satunya kenangan dari adik tersayangku yang harus kujaga beserta anak ku sendiri, keluargaku yang tersisa.

Hari ini, tanggal 11 Juli. Waktu di mana aku biasa mengambil hari cuti dari pekerjaan kantor untuk melaksanakan kegiatanku yang berbeda dari biasanya bersama mereka.

Hari di mana kami semua akan mempelajari kembali sebuah tragedi yang menimpa Umat Islam, tidak melainkan Umat Manusia di muka bumi.

11 Juli 1995, saat itu aku sedang berada di pos pengungsian. Bersama keluargaku dan seseorang yang mengantarkan kami sampai ke sini dan membantu merawat mereka yang sakit, terluka dan kelaparan. Seorang pria asal Negara Indonesia di belahan bumi timur jauh. Entah bagaimana dia bisa dikirimkan ke sini aku tak tahu menahu perihal itu yang aku tahu adalah, dia membimbing dan menuntun kami agar kami selamat sampai ke sini atas nama persaudaraan Islam dan kemanusiaan.

Antara Darah dan Hati (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang