.
.
.Angin malam yang dingin berhembus menerpa wajah gadis itu.
Wajahnya yang bersih tanpa riasan tampak sembab. Rambut pirang gelapnya melekat dengan gelapnya malam.
Mata biru itu bersinar redup menatap kosong bulan. Tubuhnya menggigil karena hanya mengenakan pakaian tipis. Tangan mendekap Dua buah buku yang salah satunya terlihat noda darah yang telah kering.
Beberapa saat kemudian ia mendengar pintu atap terbuka.
"Dari pada kau seperti ini, lebih baik kau kembali kepada kami," ucap orang misterius yang baru saja menemaninya.
Mereka berada di lantai atap sebuah apartemen. Angin dingin musim gugur menusuk mereka.
"Aku tidak bodoh, aku tahu kalian melakukan ini. Tidakkah kalian memiliki sedikit rasa kemanusiaan," ucap gadis itu tidak berpaling untuk melihat lawan bicaranya.
"Kami membutuhkan mu,"
"Dan aku tak pernah membutuhkan kalian,"
"Apa kau tak tahu rasa terima kasih?" Nada suara orang misterius itu meninggi.
"Bukankah aku sudah membunuh beberapa pejabat, untuk rasa terima kasihku," gadis itu menanggapi dengan tenang.
"Kau sudah tahu terlalu banyak,"
Suara senjata api tertangkap telinga gadi itu. Matanya menajam dan melirik orang misterius dibelakangnya.
"Maka dari itu matilah!" teriaknya.
Mata itu masih menatap tajam dan tubuhnya tidak berusaha menghindar dari peluru yang akan bersarang ditubuhnya.
Catatan penulis:
Hai aku telah kembali! ^°^
'Kedunia novel kusendiri!' ini akan aku perbaiki sebagai besar jalan ceritanya. Aku tidak akan memaksa kalian untuk membacanya ulang, tapi akan ada beberapa bagian yang dihapus dan ditambah kan untuk lebih menghidupkan cerita ini.
Terima kasih atas dukungan kalian dalam sebuah bintang kecil dibawah! Karena bintang inilah aku kembali untuk melanjutkan dan memperbaiki cerita ini yang sempat akan kutinggalkan😭
Kalau begitu tunggu update selanjutnya ya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedunia novel kusendiri!
Fantasia❗Kemungkinan gak bakal lanjut❗ Typo bertebaran! Update: Minggu / Random Karya original, bukan terjemahan! Yuki adalah bagian dari kelompok pembunuh bayaran, dia berhenti karena suatu alasan. Menulis telah menjadi hobinya. Dia telah menyelesaikan se...