Budayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca
Happy Reading~
_____
Siang panas dan terik ini membuat para siswa-siswi kepanasan dan merasa dahaga, tapi tidak dengan seorang lelaki yang sedang bermain basket sendirian di tengah lapangan.
Terik matahari tidak membuat dia berkulit gelap, keringat telah bercucuran membasahi kaos hitamnya yang tidak mengurangi kadar ketampanannya, mungkin untuk para siswi yang melihatnya mereka bahkan sudah mimisan dari tadi, tetapi tidak dengan seorang siswi yang tengah melewatinya sambil lari kecil, dengan memasang muka sebal dan melihat secara sinis.
'Dia kenapa sih liatin gue kayak gitu, ck! dasar cewek bilang aja iri!'. Reyfan membatin.
Setelah melirik sebentar dia kembali memasuki bola ke ring basket dan tetap acuh tak acuh kepada orang sekitarnya.
"SAKITT BEGOO!" teriak bagas dengan raut muka kesal.
"Lo sih! Maen nyuruput minuman orang aja, malu maluin sekampung aja lo!"
"Kan gue gak tau, lagian tuh kopi kenapa enak? jangan salahin gue dong!"
"Capek, ah ngomong sama pantat kuda mah, kan kayak gini jadinya," Farenci menahan kesabarannya sambil memetik selembar daun dan memakannya, "Puas lo gas! puas," pasrah Farenci dengan mendelik jengkel kepada Bagas.
"Muka lo kayak kambing kebelet Ci! HAHAHA!" tawa keras Fatir membuat Reyfan menghampirinya.
"Berisik!" kata Reyfan langsung meminum air.
"Ya gimana gak berisik Fan, nih si tai Onta," sambil menunjuk ke arah Bagas, "Masa dia main duduk dikantin nyante-nyante gitu, terus maen minum kopi yang nggak tau tuh kopinya punya siapa, eh gak taunya punya Pak Botak! kan gue terkoejut, bisa-bisa gue masuk BP pake jalur Whatsapp," sahut Farenci yang tengah mengadu seperti anak kecil kepada Bapaknya.
Farenci semakin sebal saat melihat Bagas yang seharusnya mukanya seperti orang yang tertuduh, malah mesem-mesem gak jelas dan bersiul seperti tidak ada masalah didalam hidupnya.
Reyfan menggeleng melihat teman temannya yang semakin hari semakin tidak waras.
"Lo tau cewek yang tadi lewat?" ucap Reyan tiba-tiba, mengalihkan pandangannya ke lapangan basket.
"Yang mana nih? yang bedaknya tebel-tebel kayak lemper bukan? Astagfirullah ternyata Reyfan sukanya yang blehem blehem juga ternyata,"
"Plakk!!" tabokan Fatir yang mendarat mulus dikening bagas.
"Bukan yang itu tolol! cewek yang tadi dimaksud Rey itu yang tinggi tadi."
"Oh, gatau," sambil menggidikan bahunya, "Rey air dong?" bagas menyengir dan membuka kan tangannya yang siap menyangga lemparan botol aqua.
"Gue pernah liat tuh cewek mungkin temennya si Alvaro kalo gak salah." sahut Fatir "kenapa emang?"
"Gak." jawaban Reyfan membuat teman-temannya memandang Reyfan dengan tatapan bingung.
"Rey, malam ini lo mau ke Warez?" tanya Rival
Warez merupakan singkatan dari Warung Garez, Bascamp atau tempat dimana Geng motor mereka kumpul, dan Garez adalah sebutan geng mereka, Reyfan merupakan seorang ketua geng tersebut, hanya teman temannya saja yang tahu bahwa si Ketua Osis kita yang terdengar cool dan baik menjadi anak nakal dibeda tempat.
Tetapi mereka nakal bukan seperti memakai obat terlarang, mabok-mabokan ataupun tawuran, mereka hanya balapan biasa dan nongkrong seperti remaja kebanyakan, itupun hanya di saat tertentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOW OF LIFE
Teen FictionBagaimana jadinya jika dua orang yang mempunyai alur kehidupan yang hampir sama dalam permasalahan pribadinya lalu dipertemukan? Serta hubungan mereka yang sangat rumit, beberapa rintangan harus mereka hadapi, terkait nyawa dan perasaan mereka masin...