Chapter 8 : Hasrat [SMUT 18+]

503 49 6
                                    

🔒 No.8 : Desire 🔞 🔓

< Cinta itu rapuh. Sekali terbelah, akan sulit untuk menyatukannya lagi. Tapi cintaku tak akan pernah rapuh walau termakan waktu sekalipun >



[ Gintoki POV ]

Seumur hidupku, aku sudah bertemu Hijikata sebanyak 3x. Dan pertemuan yang ketiga inilah aku dapat benar-benar menyentuhnya, karena di pertemuan sebelumnya aku hanya mampu berbicara atau menatapnya dari jauh.

Memiliki hidup yang panjang tidak membuatku bahagia sama sekali. Karena aku selalu mengalami pertemuan dan perpisahan setiap waktunya. Kalau aku terlahir sebagai manusia, aku pasti lebih memilih untuk bunuh diri karena tak sanggup melihat orang yang kusayangi harus pergi dari dunia mendahului ku.

Tapi sebagai seorang Iblis, aku tak pernah sekalipun merasakan yang namanya emosi unik milik manusia. Akhirnya aku tumbuh menjadi Iblis yang iri pada manusia dan ingin menjadi seperti mereka.

Namun, keadaan tak mengizinkan. Seorang Iblis tetaplah Iblis, keberadaan nya akan tetap busuk di dunia ini. Penuh dosa dan kebencian. Tak layak dicintai. Tak layak untuk hidup. Itulah yang kurasakan.

Tapi setelah aku bertemu Hijikata, aku merubah semua pandanganku. Setelah mendapatkan cinta darinya selama hampir setahun ini, rasa ingin memiliki menjadi semakin besar. Akhirnya aku menjadi Iblis yang haus akan kasih sayang darinya.

Tapi aku tak peduli, asalkan aku bisa terus berada disampingnya saja sudah membuatku bahagia.

Tapi..

Setelah aku mendapatkan kasih sayang itu, aku juga mendapatkan perasaan lain sebagai gantinya.

Takut.

Ya, aku takut jika suatu saat nanti Hijikata mengetahui identitasku yang sebenarnya. Aku takut dia akan merasa ngeri saat melihatku. Aku takut dia akan melihatku dengan tatapan jijik. Aku takut dia akan membenciku. Dan aku lebih takut lagi jika dia sampai meninggalkan ku.

Apakah ini karma bagiku?

Apa karena aku telah menjadi Iblis yang serakah akan emosi manusia?

Atau karena dari awal hidupku tak lebih hanyalah sebuah kekosongan?

Hijikata, Aku mencintaimu..

Tapi aku juga takut kehilanganmu..

Hei, Hijikata..

Apakah kau akan meninggalkanku jika kau tau kalau aku ini adalah Iblis..?

×××

Airmata ku mengalir karena memikirkan hal yang paling membuatku takut. Hijikata segera melepas ciuman saat menyadari kalau aku tengah menangis. Dari ekspresi wajahnya, sepertinya dia khawatir.

"Gintoki, kau baik-baik saja..?" tanya nya, oh Hijikata! Kau terlalu mengkhawatirkanku.
"Ah, sudah kuduga kalau aku tak seharusnya melakukan hal ini padamu. Kau pasti ketakutan bukan? Maaf, sepertinya aku terlalu berlebi--"

Jangan katakan itu, Hijikata!

Aku segera membungkam bibirnya dengan ciuman satu arah sehingga dia tak dapat menyelesaikan kalimatnya. Kupeluk dengan erat leher nya itu, ingin terus dekat. Tak lama aku pun melepas ciuman itu dan menatap lekat pada manik navy Hijikata.

"Hijikata-sama.. Kumohon jangan berhenti.." pintaku dengan wajah memelas.

Hijikata membalas tatapanku dan kami bertatapan selama beberapa saat karena tenggelam dalam keindahan mata masing-masing. Tapi setelah itu tangan besar Hijikata mengelus pipiku dengan lembut yang refleks memberikan perasaan hangat yang langsung menjalar ke hatiku.

Tale of Shiroyasha [HijiGin/Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang