05

4.6K 697 63
                                    

Hari ini, Kyra diminta untuk menemani sang ayah berkeliling kota Jakarta dan mampir ke salah satu hotel yang menjadi cabang dari Madison Worldwide Resort.

Terakhir kali Kyra kesana adalah saat ia baru menginjak bangku sekolah dasar, juga dengan Raka yang belum sekolah. Saat itu untuk pertama kalinya, mereka diperkenalkan sebagai anak dari pemilik perusahaan raksasa yang bergerak di bidang jasa perhotelan di depan seluruh karyawan dan rekan kerja.

Yang paling Kyra ingat dari pesta penyambutan itu adalah banyaknya kudapan dan hidangan kesukaan keduanya, dan juga warna balon warna-warni yang menghiasi ballroom hotel. Namun kali ini, ada banyak hal dari sekedar kudapan dan balon yang harus Kyra ingat. Mulai dari jajaran direksi disana sampai pada koordinator per lantai yang dimiliki hotel.

"Jadi bapak berencana menjodohkan Kyra dengan anak Mas Handayono?" Kyra yang sejak tadi tidak terlalu mengikuti arah pembicaraan, kini kembali tersenyum tipis saat mendengar namanya disebut. Gadis bermata almond itu baru menyadari kalau niat sang ayah mengajaknya kesini adalah untuk memberitahukan rencana perjodohan dirinya.

Baskoro tersenyum lalu menoleh pada Kyra dan lelaki yang tengah berbicara padanya bergantian. "Nggih. Saya kira sudah sepatutnya Kyra menjalin hubungan yang serius, dan kandidat terkuat saya dari dulu memang Raden Mas Ardan."

Walaupun baru mengetahui nama calonnya itu, Kyra mengangguk lalu menatap lelaki berwajah oriental di hadapannya itu. Dari apa yang Kyra lihat, lelaki ini merupakan salah satu orang kepercayaan sang ayah, yang saat ini menjabat sebagai branch manager di Jakarta.

Lelaki itu mengangguk setelahnya. "Selamat ya Kyra, saya turut senang mendengar kabar perjodohan kamu dengan Raden Mas Ardan. Seperti yang romo kamu katakan, Ardan memang calon yang tepat untuk kamu."

Ia tersenyum lalu menatap Baskoro dengan penuh selidik, "Omong-omong bapak ada rencana bisnis gak sama keluarga Karunasankara?"

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan si lelaki, Kyra mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia paham bahwa apa yang ditanyakan barusan adalah sebuah candaan, namun ia khawatir apabila ayahnya justru tidak menangkapnya dengan benar dan membuat hubungan kedua lelaki tersebut menjadi tidak baik.

Namun beruntung, tanpa perlu berusaha mencairkan suasana, kekehan sang ayah terdengar. "Ya 'ndak, toh. Dari pertama kali kami membuka perusahaan, kami sudah berjanji untuk tidak menjodohkan anak kami kelak dengan motivasi bisnis."

Dari tempatnya duduk, Kyra menatap wajah ayahnya dengan seksama. Sejak dulu, baik ayah maupun ibunya selalu berusaha menjauhkan dirinya dan Raka dari kelamnya dunia bisnis. Kata mereka, cukup mereka saja yang menghadapi kesulitan sementara Raka dan Kyra tidak perlu memusingkan hal lain selain pendidikan. Itu janji yang mereka buat sepuluh tahun lalu, dan sampai sekarang pun masih dipegang teguh oleh keduanya.

 Itu janji yang mereka buat sepuluh tahun lalu, dan sampai sekarang pun masih dipegang teguh oleh keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

09.55 (GMT-5) Jersey City, New Jersey

Sesampainya ia di kediaman berlantai dua yang sejak dua dekade menjadi milik keluarganya, Raden Mas Adipati Handayono Karunasankara yang juga dikenal sebagai pemilik dari multicompany Karunasankara Corporation, mendatangi sang istri yang tengah asik memanggang kue di dapur. Hari ini tidak ada banyak hal yang perlu ia urus di kantor, sehingga ia bisa pulang lebih awal dari biasanya dan menghabiskan sisa hari bersama keluarga di rumah.

[1] cliché (jjh.lm)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang