Wonjin nggak bisa berhenti ketawa ngeliat kamu yang kekeuh mau ngambil boneka dari mesin boneka yang ada di area timezone ini.
"Ini sih namanya pemerasan, nggak dapet dapet." Ucap wonjin yang masih cekikikan liat tingkah kamu.
Kamu mendelik sinis lalu melempar kartu timezone kearah wonjin. "Ya lo lah ambilin buat gue."
Wonjin geleng-geleng kepala, "nggak bisa, payah gua main ginian."
"Lapar nggak?" Tanya wonjin sambil mengelus kepala kamu.
Kamu mengangguk antusias, "laparrrrr, yoshinoyaaa yukkk!!!!"
Wonjin cuma ngangguk-ngangguk pasrah, alamat dompetnya langsung kanker.
—
"Lah gua baru tau ternyata lu bawah gua setaun." Ucap wonjin sambil menyuapimu karage.
Kamu mengangguk, "akselerasi apaan dah pokoknya itu."
Wonjin menjitak kepala kamu menggunakan sumpit, "pinter juga lu."
Kamu ngebales pake tonjokan di kepala wonjin, saking kerasnya wonjin teriak, "anjir gimana kalo gua insomnia!"
"Gua juga baru tau lu indigo."
Wonjin kembali menjitak kepalamu menggunakan sumpit, "awas aja lu manggil gua mbah marijan."
Kali ini kamu nggak ngebales kelakuan wonjin, soalnya kamu tahu tenaga kamu gede banget kek ade ray.
"Lu temenan sama makhluk kek gitu nggak?"
"Pacaran malah, kan lu makhluknya."
"Ih serius jinnnn!!!!"
Wonjin menatap kamu pasrah, "temenan sama budak hideung, tuyul, pocong, kuntilanak. Dan semuanya sekarang ada di belakang kamu."
"IHHHHH WONJINNNN BANGSAT KENAPA PAKE NGOMONG."
"KAN LU NANYA SAYANGGG."
A/n
Beri aku ide pemirsah