"Aku suka rasanya,tidak begitu manis tetapi membawa kebahagiaan"
_________________________________________
"Tring...Tring"suara lonceng itu berbunyi lagi dan lagi setiap menitnya menandakan pengunjung silih berganti masuk dan keluar dari kafe ini.Aku akui kafe ini memang memiliki cukup banyak langganan di kota besar seperti jogja ini.
Dengan alasan rancangan,letak, serta suasananya membuat siapapun menyukainya.Harga yang tidak terlalu mencakar perekonomianku sebagai anak kos membuatku mencap kafe ini sebagai rumah keduaku.
Perkenalkan namaku Alessa Belvya Caningrum.Namaku memang terdengar aneh dan banyak yang bilang unik.Kata Bunda Alessa Belvya adalah bahasa italia yang diartikan sebagai penolong yang cantik dan menawan.Bunda menggunakan bahasa italia sebagai namaku ya dengan alasan Bunda sangat suka dengan negara itu ,dan mengapa bunda memberikan nama spesial itu ya hanya akulah sumber kebahagiaanya yang harapannya bisa jadi penolong yang membuat orang senang.Aku adalah anak pertama sekaligus terakhirnya.Karena Bunda didiagnosa mengalami kemandulan.Sedangkan nama Caningrum adalah nama keluarga besarku di Surabaya.Kalian bisa memanggilku Lessa tapi kata kang Tanir nama kesukaannya untukku ialah teh Vya.Walau aku bukan kakak tapi katanya lebih mudah dipanggil begitu.
Kata kang Tanir itu lebih mudah diingat dan dirindukan,aku hanya tersenyum aneh mendengar alasannya dulu menamaiku.Kang Tanir adalah bartender dan barista di kafe itu sekaligus pemiliknya.Lebih tepatnya pewaris karena Alm.Ayahnya yang memberikannya.Kang Tanir sudirman atau biasa di panggil kang Tanir berasal dari kota Bandung.Kang Tanir berumur 24tahun.Kata kang Tanir tidak pernah merasa bosan jika melihatku setiap hari di kafe itu.Katanya, aku mirip dengan almarhumah adiknya.Adiknya memang seumuran denganku dan memiliki hobi serta sifat yang sama sepertiku.Katanya adiknya dulu sangat suka mengikuti berbagai kegiatan,ceria,kritis,dan cerewet.Sayangnya Tuhan lebih menyayanginya 2 bulan yang lalu adiknya meninggal dunia dikarenakan kecelakaan di depan tempatnya berkuliah.Itulah sebabnya kang Tanir akan selalu memantauku saat ingin menyebrang atau jika ia sedang memiliki orderan ia akan meminta tolong kepada para pelayan kafe untuk mengawasiku atau membantuku menyebrang karena letak kafe ini berada di pertigaan kota yang menyebabkan ketika aku ingin menunggu bus di halte aku harus menyebrangi jalan yang dilewati oleh 3 arah ini.
"Kang,seperti biasa Affogato less sugar with hazelnut liqueur no lambat-lambat hehehe"ucapku setelah mendaratkan diri di kursi depan meja bartendernya.
"Vya,vya kamu teh suka benar ya ngulangin kalimat itu,iya tungguin di tempat biasa"kata kang Tanir membalas pesananku yang selalu kuulang-ulang selama 3 bulan terakhir ini.
"ah malas kang.Vya mau lihatin akang bikinnya gimana.Kan selama ini Vya selalu cerita pas akang bikin.Ini penting kang demi tugas Vya di sekolah jalanan Vya"
kataku memelas pada kang Tanir yang awalnya sibuk membuka lemari es berisikan ice cream vanila itu."kamu teh nggak punya kerjaan lain atuh selain buat saya nurut sama kata-kata kamu"ucapnya sambil mulai mengkeruk ice cream vanila itu,mungkin gelato lagi kosong.
"kang bisa ga banyakin atuh vanilanya,Vya suka masih kekurangan hehehe"pintaku kembali.
"ya ampun ya gusti agung.Vya ni aya aya wae udah berapa kali akang bilang semua bahan disini udah akang perhitungin.Ya mana bisa gitu Vyah rugi nanti usaha akang atuh"ucapnya dengan mimik seorang kakak yang menasehati adiknya.
"iya iya maap atuh kang"ucapku sambil bergurau sedikit dengannya.
"Kamu tuh motivasinya suka Affogato tuh apa,karena ya akang perhatiin jarang banget ada cewe mau nongkrong di kafe akang kalaupun ada palingan singgah aja gak mendedikasikan waktunya penuh kayak kamu gini terus mesannya ya kalau gak latte,red velvet atau jus aja"jelasnya dan aku hanya bisa menghembuskan nafas pelan sambil tersenyum dan berbalik

KAMU SEDANG MEMBACA
LA TAZZA
Novela JuvenilKita adalah aktor tuhan yang melaksanakan skenario hidup buatannya. La Tazza aku menyebutmu entah arti nama Italia itu mengingatkanku padamu. karena cangkirmu aku menyebutmu La Tazza. Aku selalu mengamatimu dalam sudut pandangku,namun disaat aku ing...