Aku mengharapkan komen apapun dari kalian wahai readers :')
Irene berjalan dengan santai menuju sebuah rumah sederhana yang akan menjadi huniannya. Dengan membawa tas besar di masing-masing tangannya, ia tampak imut dengan badannya yang tergolong petite.
Sebuah rumah yang dulunya kosong kini nampak cantik dengan warna-warni cat pastel dan tampak hidup. Irene saja baru tahu kalau rumah yang terletak strategis di daerah kampus SM University itu adalah milik pamannya.
Pamannya, Choi Siwon adalah paman yang baik. Ia bisa menjadi teman dan kakak yang baik untuk Irene, maklum karena perbedaan umur mereka hanya 7 tahun saja. Irene menganggap Siwon sudah seperti orangtua sekaligus kakaknya. Tapi terkadang, Siwon itu agak menyebalkan dan picik. Maklum otak pengusaha yang selalu dipenuhi bisnis. Contoh kelakuannya sudah diterangkan pada prologue ya.
Irene sedikit kelelahan mengangkat kedua tas itu, jarak dari losmen lamanya ke Velvet House itu memang dekat, hanya beberapa blok. Tapi dengan bawaan seperti ini, ia tak yakin kalau perjalanan akan tampak mudah.
"Kamu tampak kesusahan nyonya, biarkan aku membantu"
Irene menoleh pada suara lembut seorang wanita yang tampak ramah. Wanita itu mungkin seumuran dengannya atau mungkin lebih muda, pembawaannya ceria. Berbeda dengan dirinya yang agak tertutup dan dingin, terutama pada orang baru.
"A-ah tidak usah repot-repot, saya juga bentar lagi kok"
"Aaah tidak apa-apa nyonya. Saya juga kebetulan akan ke arah sana, Ayo!"
Wanita itu mengambil satu tas Irene. Irene tampak terkejut dan tersenyum ketir. Orang itu tampak ceria sekali. Irene pun menyusulnya dan mensejajarkan jalannya.
Hingga keduanya berhenti di Velvet House dan Irene menyentuh perempuan itu untuk berhenti.
"Saya sudah sampai, terimakasih atas bantuannya ya"
Perempuan itu menyernyit dan ia membulatkan matanya. Sementara Irene terheran dengan reaksi perempuan itu.
"Woaaah! Kau pasti mau menyewa kamar di losmen ini ya! Wah kalau begitu kita serumah nyonya! aku juga akan tinggal disini"
Irene sedikit tersentak. Rupanya perempuan baik hati nan supel ini bakal jadi housematenya.
Semoga dia bukan salah satu muridku. Mampus aku. batinnya.
"Perkenalkan, namaku Wendy Shon. Panggil saja Wendy!" Wendy menjulurkan tangannya pada Irene dan dibalas oleh Irene.
"Ah iya..namaku Bae Irene. Senang berkenalan dengan anda Wendy-ssi" Irene tersenyum, perlahan ia mulai membuka diri pada orang dihadapannya ini.
Perkenalan mereka berdua teralihkan pada seorang wanita juga yang mungkin seumuran Wendy. Wanita itu menghela nafas lelah karena membawa kopernya. Ia berhenti tepat di depan kopernya.
"Ah, kalian mau menyewa losmen ini juga ya?" tanya wanita sipit itu dan dibalas dengan anggukan keduanya.
"Perkenalkan, Kang Seulgi" wanita itu tersenyum ramah.
"Hai, Aku Wendy Shon!"
"Bae Irene, senang berkenalan denganmu Seulgi-ssi"
Seulgi mengangguk pada keduanya.
"Aah ayo kita masuk ke rumah itu! Lama-lama kita bisa meleleh karena kepanasan! Lets power up!" ajak Wendy dengan semangat.
Irene dan Seulgi terheran dan tersenyum kaku melihat Wendy yang tampaknya sangat energetik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velvet House | red velvet fic (feat SM artist)
Fiksi PenggemarLima wanita muda yang terdiri dari seorang dosen honorer, dua mahasiswi magister dan dua mahasiswi sarjana dipertemukan karena mereka secara tak sengaja menyewa sebuah losmen kecil. Bagaimanakah lika-liku kehidupan mereka serta konflik dalam perjuan...