Badan Chenle memaku di tempatnya,ia terdiam sejenak.
"Sebenarnya piano itu pemberian ibu iblis ku" Chenle tertunduk kearah lantai ia tak dapat lagi menahan kesedihannya.
"Ibu? Siapa Chenle-ya" Jisung gemas rasanya di satu sisi ia merasa khawatir Chenle akan trauma,tetapi di sisi lainnya ia sangat penasaran dengan cerita dibalik piano tua itu.
"Dia ratu Lilith"
Jisung terkejut bukan main "Jadi Chenle adalah putri kerajaan iblis?" Batinnya.
"Waktu itu ibu ku sedang melayani tamu dari kerajaan sebelah, Ibuku merasa kesal kepada kerajaan sebelah sehingga Ibuku berniat meracuni mereka" Air mata mengalir deras dari mata sipit Chenle.
Jisung dengan sigap memeluk Chenle erat dan mengelus rambut panjang Chenle dengan pelan.
"Tetapi Ibu ku salah meracuni orang.... Ia malah meracuni diri nya sendiri" Tangis Chenle semakin kencang kamar Chenle mungkin akan banjir sebentar lagi.
"Jadi ibu ku mengambil nyawa dari orang yang bermain piano itu agar ia bisa hidup kembali"
"Korban yang bermain piano itu sudah cukup banyak dan seringkali meninggal dengan keadaan tidak wajar dan sangat mengerikan" Jisung tersentak mendengar kalimat yang dilontarkan oleh bibir Chenle.
"Chenle-ya apa kau bisa menghilangkan kutukan piano tersebut?" Jisung bertanya dengan sangat pelan sesekali ia mengelus rambut Chenle dan mengelap air mata nya yang berjatuhan itu.
"Tentu saja aku bisa,tetapi aku harus melakukan hubungan seksual terlebih dahulu agar mantra ku bisa sempurna" Chenle menangis dengan kencang di dada bidang milik Jisung.
"Bagaimana kalau aku membantu mu" Jisung memotong perkataan Chenle.
"Tidak Jisung kau bisa mati, lagipula aku belum berpengalaman"
Jisung ber-smirk "Jadi dia masih perawan" Batin Jisung nakal.
Kepala Jisung sudah terisi dengan hal-hal di atas kasur yang akan ia lakukan dengan Chenle.
"Jangan bilang kau ingin melakukan itu Jisung-ah" Chenle menatap wajah Jisung yang sedari tadi telah memikirkan bahwa mereka akan melakukan 'itu'.
"Chenle-ya sayap mu tidak seluruhnya berwarna hitam kan"
"Ya begitulah 60% hitam 40% merah pekat" Chenle menjawab dengan wajah kebingungan.
"Kalau begitu aku tidak mungkin mati kan" Jisung tersenyum lebar kearah Chenle.
"Yaaa hentikan wajah mesum mu itu, lagipula apa maksudnya" Chenle merasa geli melihat wajah Jisung yang seperti itu.
"Berarti kau hanya perlu 60% energi ku bodoh,kau ini succubus asli atau bukan hah?"
"Ya kau pikir aku adalah tipu muslihat begitu?" Chenle langsung berlari keluar kamar meninggalkan Jisung sendirian.
"Pfft dia ngambek manisnya" Jisung bergumam sendiri dan langsung mengejar Chenle keluar.
.
.
Drippin
.
."Jeno-yaa cium akuu" Gadis manis itu bergelanyut di tangan Jeno yang bisa dibilang kekar itu.
Gadis yang ada di sebelah kiri pun tak mau kalah ia menempelkan kepala nya di pundak Jeno.
Kedua gadis itu yaitu Jaemin dan Renjun. Kedua gadis ini mengutarkan perasaannya di saat yang bersamaan kepada Jeno.
Jeno tak ambil pusing harus memilih siapa, ia langsung menerima keduanya. Yah walaupun mereka berdua tidak akur tetapi mereka bahagia berada di samping Jeno.
"Kalian mau main ke rumah ku?" Jeno melirik kearah kedua pacarnya itu.
"AKU MAU!" Renjun berteriak antusias.
"HEI AKU JUGA MAU AYO JENO" Jaemin pun tak mau kalah dengan Renjun.
Dan disinilah pertarungan sengit dimulai.
"Aku harap kalian bisa akur dalam waktu 3 hari,jika tidak aku mungkin putus dengan kalian berdua" Jaemin dan Renjun terkejut mendengar perkataan Jeno, Mereka selama ini tidak pernah akrab sekali pun.
"Hah tiga hari akrab dengan rubah jelek itu?" Renjun bergumam di dalam hati.
"Ini tidak mungkin mimpi buruk apa ini" Batin Jaemin.
.
.
Drippin
.
.Jisung panik ia belum menemukan Chenle dimanapun. Ia bergegas menuju taman yang berada di halaman rumah Chenle.
"Ah itu dia" Jisung melihat Chenle duduk diatas pohon dengan wajah muram.
"Lelee ayo turun nanti kau jatuh" Jisung cemas melihat pohon yang sudah tak sanggup lagi menahan badan Chenle yang montok itu.
"Aku tidak peduli" Chenle masih marah dengan Jisung.
"Ada apa tuan putri yang cantik,pangeran sudah susah payah mampir kesini tapi kau malah marah hmm" Tiba-tiba Jisung sudah duduk di samping Chenle.
"Bagaimana kau..." Chenle heran apakah jisung bisa teleportasi seperti dia?.
Jisung menunjuk ke arah belakang dan ada tangga yang terbuat dari es.
"Lele-ya aku ingin membantu mu apa kau tak keberatan?" Jisung bertanya dengan ragu-ragu takut Chenle akan marah lagi.
"Tapi bisakah kita menikah dulu? Aku sebenarnya diusir dari kerajaan karena aku tidak mau berhubungan seks" Jisung terbelalak mendengar cerita Chenle.
"Baiklah Chenle-ya mari kita menikah"
Wajah Chenle langsung bersinar terang, mata nya berbinar-binar,senyumnya lebar sekali.
"Benarkah Jisungie? Aaaaaaaa aku sayang Jisungie" Chenle memeluk Jisung erat ia menaruh wajah Jisung di dada nya yang besar itu sehingga Jisung kehabisan nafas.
"Terimakasih tuhan" Batin Jisung bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅʀɪᴘᴘɪɴ | ChenSung
Fanfiction"Aku hanya ingin kutukan itu hilang" ⚠️gender switch⚠️ -end-