Eleven ☀️

3.2K 529 45
                                    

Lucas berjalan begitu cepat, sesekali menabrak beberapa orang namun kakinya tetap melangkah. Lelaki itu baru bisa bernafas lega ketika sampai di depan kamar rawat Jungwoo.

Niatnya untuk masuk Lucas tahan melihat betapa cerahnya wajah Jungwoo saat itu. Si manis sedang berbincang dengan Seongwoo dengan sebuah buku di tangannya. Lucas rasa dia harus pergi ke toko buku.

"Tuan muda?"

Lucas sontak menoleh dan matanya membelalak ketika melihat siapa yang berdiri di depannya. "Asisten Kim?"

"Ya Tuhan!" wajah lelaki yang berdiri di depan Lucas tampak begitu bahagia, bahkan air mata terlihat menggenang. "Saya tahu pasti suami-istri itu berbohong. Apa mereka yang melakukannya? Mereka mencelakai tuan muda?"

Lucas mengangguk. "Apa yang kau lakukan di sini?" dia bertanya.

"Sebaiknya tuan muda ikut saya."

Dan Lucas pun mengikuti asisten ayahnya. Ada banyak pertanyaan yang ingin Lucas utarakan, namun langkah mereka yang cepat membuat Lucas menutup mulutnya. Sesuatu yang penting akan segera dipertunjukkan padanya.

Mereka pun memasuki lift. Dahi Lucas mengerut ketika asisten ayahnya menekan lantai enam.

"Bukankah itu lantai untuk ICU? Tolong beri tahu aku kalau ibu baik-baik saja."

"Nyonya baik. Masih berduka namun kondisinya baik."

Dan Lucas memutuskan untuk diam kembali. Kakinya kembali melangkah mengikuti lelaki di depannya.

"Silakan masuk."

Tak bisa berkata apapun, hanya itu yang bisa Lucas lakukan.

"A-ayah?"

Ayahnya duduk dengan senyuman dan tangannya melambai pada Lucas. "Hai, nak. Kuharap kau suka dengan kejutannya. Bagaimana kabarmu?"

Lucas berlari dan memeluk ayahnya erat. "Bagaimana..."

"Semua berkat Doyoung dan telinga tajamnya. Dia mendengar percakapan paman dan bibimu dan segera melaporkannya pada ayah. Jadi ketika kecelakaan itu terjadi, ayah hanya luka ringan."

"Patah tulang kaki kanan dan tangan kiri, serta pergeseran sendi." Doyoung menambahkan.

Ayah Lucas berdeham. "Itu karena persiapan kita kurang, mereka tidak menyebutkan waktu pelaksanaan kecelakaan."

Lucas melepas pelukannya. "Apa ayah benar-benar baik?" dan ayahnya mengangguk. "Hanya butuh lebih banyak istirahat."

"Tapi bagaimana ayah... hidup? Ayah berada di peti, tentu aku tidak berhalusinasi."

Tuan Wong terkekeh, "Tidak, kau tidak berhalusinasi. Itu patung lilin ayah, hebat bukan?"

Lucas tidak ingin berpikir lagi tentang bagaimana ayahnya bisa selamat, yang terpenting sekarang adalah ayahnya selamat. Itu sudah lebih dari cukup.

"Aku sudah bertemu Tuan Lee. Kami menyusun rencana untuk menjatuhkan paman dan bibi."

"Kalau begitu beri tahu ayahmu ini."

☀️

"Sudah selesai? Apa berjalan lancar?"

Lucas menutup pintu sebelum melangkah dan duduk di sebelah Seongwoo. Matanya melirik Jungwoo yang tidur lalu menunduk.

"Hanya perlu waktu yang tepat."

Seongwoo menghela nafasnya penuh dengan kelegaan, "Syukurlah. Apa ada yang bisa kubantu?"

With You [LuWoo | CasWoo] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang