2

13 2 0
                                    

Die-ly

Or

Daily

'''

Ingatanku selalu memutar ke arah masa lalu.

Mengerikan.

Dulu, aku sering bermain dengan kakak ku yang kedua. Tidak berdua saja tapi bermain dengan teman rumahan yang lain.

Saat itu, malam hari. Aku, kakak-ku, dan teman yang lainnya main kemah-kemahan. Ingin merasakan kemah sebenarnya setiap tenda yang terbuat dari sarung harus memiliki mie instan dalam bentuk cup.

Aku, kakak-ku tidak memiliki uang untuk membeli mie instan bentuk cup. Uang jajan kami telah habis di siang hari tadi.

Kakak-ku memberikan ide untuk mengambil uang dari celengan. Celengan bersama, siapapun boleh mengisinya tapi Mama jauh lebih sering mengisi.

Aku yang tidak mengerti, masih kecil, menurut saja melihat kakak-ku mencoba menarik uang dari celengan dengan jepitan kecil.

Dapat.

Tapi kakak-ku mengambilnya jauh lebih banyak dari yang ku bayangkan.

Setelah berhasil semuanya. Ia bilang akan membelikan mie instan bentuk cup untuk teman yang lain.

Detik menegangkan...

Mama dan Papa sedang perjalan pulang kerumah, semua sarung kemah dibereskan, semuanya sudah terlihat rapih.

Tapi..

Karena teman yang lain memang dekat dengan mama, mereka bilang terimakasih untuk kakak-ku yang telah membelikannya mie instan bentuk cup.

Byurr

Aku tidak ingat jelas bagaimana Papa bisa mengetahui semuanya, mungkin ia bertanya langsung dan kakak-ku mengakui.

Kakak-ku diseret ke kamar mandi.
Guyuran demi guyuran.

Meski Mama sempat ikut menyalahkan karena Mama tau ini bukan pertama kalinya ia mengambil uang celengan.

Tapi Mama tetaplah menyayanginya, mencoba menghentikan tangan Papa yang terus mengambil air untuk mengguyur kakak.

Aku hanya terdiam.
Menatapnya apa yang sedang terjadi.
Kemudian berlari ke luar rumah.

Kepolosanku,
Menceritakan apa yang sedang terjadi di dalam dengan teman yang masih di luar rumah.

Beberapa menit kemudian seakan melarikan diri, suara menyeramkan itu terdengar memanggil namaku.

Aku masuk kedalam rumah.

Luapan amarah yang belum kian mereda ditumpahkan kepadaku meski tak ada kontak fisik.

Aku menangis sejadi-jadinya.

Sementara Mama sibuk menghangatkan kakak-ku.













Aku mengerti

• Daily •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang