July, 25th 2065
Dia disana, duduk di bangku sebelah kiri bersama teman nya yang jangkung. Wajah tenang yang seakan tidak menampakkan kekhawatiran apapun, seakan semuanya hanyalah kejadian bak di film belaka. Di tengah hiruk pikuk kericuhan, dia hanya menatap ke arah luar jendela. Merasa acuh tak acuh dengan situasi genting disekitarnya. Apa yang laki-laki ini pikirkan? Dia masih diam menatap langit biru di luar jendela, sampai sepersekian detik kemudian dia menatap lurus kearahku. Netra nya bertubrukkan dengan netra ku. Netra berwarna onyx yang kelam, jauh berbeda dengan netra russet brown milik ku.
Seakan semuanya terpaku ke satu titik, matanya. Aku tau, ada sesuatu yang aneh dengan ku ketika menatap kedalam matanya. Aku hafal betul dengan situasi seperti ini. Secepat mungkin, kuputuskan kontak mata dan beralih membantu teman ku yang kesulitan dengan pintu yang nyaris lepas dari engsel nya. Sungguh,ruang kelas ini terasa kumuh sekali.
Masih dihari yang sama, 2 jam jarak nya dari kejadian tadi. Suasana jadi jauh lebih tenang, semua mencoba mengatur nafas yang masih terasa tegang. Kami tengah memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk menangani kondisi seperti ini. Bisa saja, situasi ricuh seperti tadi kembali lagi. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menjalankan beberapa misi, kata Max—pemimpin sementara saat ini—.
Aku tak pernah menyangka kelompok ku akan berisi kumpulan orang-orang yang menurutku memiliki kepribadian yang unik. Seperti biasa, selalu dimulai dengan perkenalan. Dimulai dengan laki-laki bertubuh sedikit pendek berambut ikal acak-acakan bernama Deltha, 2 gadis yang juga sedikit lebih pendek dariku yang salah satunya berambut ikal panjang bernama Vean, satunya berhijab bernama Piona. Seorang laki-laki bertubuh tegap tinggi yang ramah bernama Joan, dan juga, laki-laki bernama onyx itu yang bernama Langit.
Sebagian dari mereka tak henti memperbincangkan namaku dan Langit yang nyaris sama. Aku tidak peduli. Netra ku kembali fokus kepada mata onyx nya yang kelam, seperti ada sesuatu disana, tapi apa? Lagi, dia kembali menatap balik netra ku, seakan warna kelam nya minta tolong. Kamu, kenapa?
The best sarcasm girl
Angkasa
YOU ARE READING
We Must Survive
Mystery / Thriller2065 Virus zombie yang sudah tak asing benar-benar menyebar pada saat ini. Membuat hari pertama Angkasa di sekolah menengah atas nya hancur berantakan, terjebak disekolah bersama teman-teman lainnya. Disana dia bertemu Langit, pemuda bermata onyx y...