1

13 1 0
                                    


Alena terbangun dari tidurnya saat merasakan seseorang tidur disebelahnya, bukan Alka yang berada di sebelahnya tapi mahluk bergender perempuan sedang meringkuk dalam selimut yang sama dengannya.

Dia siapa?

Pertanyaan itu yang pertama memenuhi kepala Alena, dia mencoba turun dari ranjang. Merapihkan pakaian yang sedikit kusut, lalu keluar kamar Alka menuju dapur untuk mengambil minum.

"Kenapa bangun Len?"

Alena menyelesaikan tegukan air putih di gelasnya sebelum menjawab Alka, tangan Alka sudah melingkar diperut rata Alena menghirup wangi tubuh Alena dalam.

"dia siapa Ka? Kok bisa masuk kamar lo."

Setau Alena kamar Alka adalah ruangan paling sulit di masuki, hanya orang orang tertentu yang bisa. Bahkan kedua orang tuanya tak berani masuk jika tidak ada Alka.

"gak baik pertanyaan di jawab pertanyaan, jawab dulu pertanyaan gw, "

Alena terkekeh, saat Alka menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alena.

"gw haus makanya kebangun, tadi gw juga mimpi buruk."

"apa?"
Tanya Alka cepat.

"kegelapan, jurang, ombak, dan teriakan jadi satu. Tapi yaudah lah itu cuma mimpi, hm...lo belum jawab pertanyaan gw dia siapa? "

Alka melepas pelukannya, dia membalikkan Alena agar menghadap dirinya.

"dia Cindy, orang yang di jodohin papa sama gw. "

Alena mengalungkan tangannya pada leher Alka, dia ingin melihat lebih dalam tatapan Alka saat ini.

"kenapa? Dia cantik ko, manis lagi. Bukannya lo emang suka sama cewe kaya dia,"

"Al, lo tau kan gw masih cinta sama lo. Gw bahkan masih berharap ucapan lo beberapa jam yang lalu bohong, "

Alena terkekeh kecil, Alka nya kembali.

Ehem!

Suara deheman dari belakang tubuh Alka membuat Alena menoleh ke kanan. Terdapat Arga, papa Alka menumpuk kedua tangannya di depan dada.

"hei Om! "

Alena berlari ke arah Arga, bersiap memeluknya. Begitupun Arga yang segera merentangkan tangannya bersiap menangkap Alena.

"om Ar! Al kangen om... "

Alena memeluk erat Arga, dia bisa menebak kalo Arga baru saja pulang. Terbukti dari baju kemeja yang sedikit berantakan.

"om juga sayang, kenapa gak bilang om kalo kamu di indonesia. Hem? "

"Al lagi main petak umpet sama Papa, om bantuin sembunyiin Al ya!"
Pinta Alena memberikan mata berharapnya.

"mana bisa om menolak permintaan mu." Arga menekan kedua pipi Alena dengan satu tangannya gemas.

"om emang yang terbaik"

Alka tersenyum melihat keduanya, suara ceria Alena adalah nafas baginya. Sudah berapa lama dia tak bernafas selega ini? Kenapa rasa sakit di hatinya masih sama? Sesak tak bisa lepas.

**********

Mereka sedang makan bersama.
Alena meninta bantuan Alka mengambilkan ayam goreng kepiringnya, setelah Amanda menaruh nasi di piringnya.

Cindy yang duduk di sebrang Alena menatapnya lesu, dia ingin sedekat itu dengan keluarga Alka.

"sayang ayo di makan,"
Tegur Amanda-mama Alka pada Cindy, Alena melirik Cindy dengan seyum semringah yang membuat nasi dimulutnya terlihat.

"iya Tan, "

Alka memberikan ikan pada piring Cindy, tadi ia melirik piring Cindy yang hanya berisi nasi dan sayur.

"makan, biar cepet pinter. "
Ujar Alka.

Cindy tersenyum canggung, Alka baik terhadapnya. walau dia tau gak semudah itu Alka mencintainya.

"kalian satu sekolah 'kan, gimana kalo berangkat bareng sama papa aja. "
Tawar Arga setelah mereka selesai makan.

"Mau mau, Al mau naik mobil om! "

Alka terkekeh, dia mengangguk menyetujui Arga begitupun dengan Cindy.

"Al, pakai sepatunya."
Ingat Amanda kepada Alena.

"iya mom,"

Alena memakai sepatunya terburu buru, Alka, Cindy, dan Arga sudah berpamitan dengan Amanda dan segera menuju garasi.

"mom Al berangkat dulu, see you!"

Alena menyem0atkan diri mencium pipi Amanda setelah meyaliminya.

"ckck, Al hati hati! "
Teriak Amanda saat Alena hampir menabrak tembok.

~•~•~•~•~•~

Mobil Arga berhenti di depan gerbang, Alena menyalimi tangan Arga sebelum mencium pipi kanan Arga. Alka yang melihat itu kembali terkekeh, Alena sangat dekat dengan keluarganya.

"See you om! Jangan lupa bawain Al coklat ya om!! "
Teriak Alka saat mobil Arga mulai melaju.

"auto bangkrut bokap gw lu palakin! "
Alka mengapit leher Alena pelan, sekedar bercanda.

Tanpa disadari perilaku itu mampu membuat Cindy merasakan sakit dihatinya, ah mungkin dia iri. Gak mungkin cemburu 'kan.

"Cind, lo kelas apa? "

Cindy tersadar, saat ingin menjawab Alka mendahuluinya.

"biar gw yang anter dia, "

Alena ber oh ria.

Mereka berjalan menyelusuri koridor, sebelum akhirnya berpisah lorong.
Alka dan Alena kelas X Ipa 3, sementara Cindy kelas X Ips 1.

Alka menarik Cindy kearah tangga rooftop, mengurung tubuh Cindy dengan kedua tangannya.

"Cind, kamu gpp? Maaf, tapi dia yang selama ini aku cinta. "

Cindy memberi senyum tipisnya, dia mengelus lembut pipi Alka.

"Kenapa aku harus kenapa napa? Lagi pula aku juga gitu, belum bisa mencintai kamu, "

Alka meraih Cindy kepelukannya, gadis ini sangat rapuh. Alesan kenapa Arga menjodohkan mereka karna kondisi Cindy dan keluarganya yang tidak memungkinkan, Arga ingin Cindy memakai nama belakang keluarganya.

"bilang sama aku kalo aku ngelukain kamu, nyakitin kamu, dan membuat mu bersedih. "

Cindy tersenyum, dalam hatinya berkata. 'kamu udah melakukan itu saat aku membuka mata tadi pagi :)'

*~*

i'm ok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang