2

8 1 0
                                    

Queeneta Aqila Cassandra

Gadis bermata hanzel dan rambut coklat terang mampu membuat kaum adam tertarik padanya, apa lagi sikap polosnya yang membuat teman temannya menarik nafas lelah.

"ikut gw!"

Queen menatap Exel ragu, dia tau sekarang nyawanya berada di bawah tangan Exel. Tapi bisa gak dia bernafas sekali lagi sebelum nyawanya hilang.

"ngapain lo bengong."
Exel menatap sinis Queen, tangannya mengepal di kedua saku celana.

"kemana?"
Queen menatap Exel dengan bibir bawah dalamnya ia gigit.

Exel berjalan mendahului Queen, tapi Queen tidak mengikutinya. Yang membuat Exel kembali dengan delikan mata tajam.

"eh, iya... Iyaa"
Sadar Queen atas tatapan Exel. Dia segera bangkit dari duduknya menghiraukan tatapan bingung, cemas, iri, kesal, dan aneka ragam dari guru dan teman sekelasnya.

"kamu mau bawa Queen kemana Exel? "

Exel menghiraukan ucapan bu Lexa, dia menarik Queen agar bisa keluar kelas bersama.

"lelet! "

Queen meringis saat tangannya di hentak kasar, Exel kembali berjalan menuju parkiran. Karna tak mau membuat Exel marah, Queen segera mengejar Exel.

"kamu mau bunuh aku sekarang juga? Kalo iya, pleas kasih aku kesempatan bikin surat kematian biar nanti keluarga aku taunya, aku bunuh diri. Jadi kamu gak us-"

Exel menyumpalkan tisu kemulut Queen kasar, yang membuat dia sesak.

"diem lo! "

Exel melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, karna suasana jalan yang sepi dan tidak adanya lampu merah membuat dia dengan seenaknya menambah kecepatan.

"Exel jangan bunuh gw di mobil lo dong, gw takutnya ntar lo yang rug-"
Queen tidak melanjutkan ucapannya karna Exel meliriknya tajam.

Selang 5 menit, mobil Exel berhenti di depan rumah Queen.

"lo masuk, ambil barang barang seperlu lo. Bikin surat seakan akan lo kabur, ngerti?!" Exel menjelaskan dengan nada dingin dan datar.

"i..iya, tapi kita mau kemana? Nanti kalo gw bawa baju eh ternyata gak sampe nginep giman-"

"bawa salinan baju yang lo butuh, gw runggu 20 menit. Cepet! "

Queen yang gelagapan segera turun dari mobil Exel, dia memasuki rumahnya tanpa perduli tatapan orangtuanya.

"lo mau kemana?!"
Fleo menahan langkah Queen saat melihat sang adik membawa koper besar dan tas yang dari luar tercetak persegi panjang (buku).

"kak, gw gak bisa pulang. Gw udah cape sama semuanya, kalo lo masih bertahan disini tolong jaga kimberly. Gw cabut ya kak, *cup see you! "

Queen berlari menuruni tangga, kedua orangtuanya menatap dia dingin dan sedikit berdecih. Fleo yang telah sadar dari keterlamunannya mencerna ucapan Queen segera mengejar sang adik.

Namun gagal, dia sudah tak lagi melihat sosok Queen di halaman rumahnya.

"Queen! Kenapa lo tega ninggalin gw?!! " teriak Fleo marah, karna situasi keluarganya yang mulai hancur.

"kemana dia? "
Tanya Grace mommy mereka.

"pergi, dalam waktu yang lama. "
Fleo meremas rambutnya kebelakang.

"bukannya bagus? Kamu tidak lagi memiliki saingan. "

Fleo menatap mommynya dengan marah. "saingan dalam hal, siapa yang lebih lama bertahan dengan kalian!" ia memasuki rumah dengan emosi yang memuncak.

*•*

"lo bisa preper dalam waktu 25 menit? Cepet juga."

Queen tersenyum,
"gw udah berencana kabur dari rumah sebulan yang lalu, jadi gak perlu masukin baju ke koper tinggal bawa buku pelajaran aja."

Exel memfokuskan dirinya menyetir, sebelum mobilnya sampai di bandara. Exel menepi untuk membeli sebuket bunga lili putih, dia juga membeli sebuket mawar merah.
Diambilnya satu mawar dari rangkai buket itu.

"buat lo, "

Queen berbinar, tangannya meraih setangkai mawar merah.

"makasih, "
Queen memberi senyum terindahnya pada Exel.

Saat sampai di bandara, mobil Exel di bawa untuk memasuki garasi pesawat. Dia memberikan buket lili putih itu pada mommynya, dan buket mawar merah untuk ia cabuti klopaknya. Untuk ditaro di sebuah plastik, berharap gadis nya akan kembali.

Mereka akan pergi menuju Indonesia, pernikahan Mommynya akan dilaksanakan 2 hari lagi.

"kenapa lo gak bilang kita keluar negri?! "

Exel tak menghiraukan pertanyaan Queen yang terus bertambah di setiap detiknya.

"Exel,apa mungkin dia juga kembali?"

"ku harap,ya. "




i'm ok Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang