3

5.4K 270 18
                                    

Disclaimer @hyezi jung



Pagi pagi sekali Sakura bangun. Niatnya Ia ingin mendahului suaminya supaya ia bisa tepat waktu untuk menyiapkan sarapan dan bekalnya nanti. Tapi, tetap saja Uchiha Sasuke selalu lebih dulu bangun dan sudah berada di kamar mandi.

" Sasuke-kun ?" Panggil Istrinya pelan sambil mendekatkan kepalanya di pintu kamar mandi.

" Hn, Sakura ada apa ?" Tanya Sasuke dari dalam.

" Kau tidak pakai air hangat ?"

" Aku memasaknya sendiri tadi,"

Sakura menghela nafas. " Ah, maafkan aku. Kalau gitu biar aku masak sarapan,"

Wanita itu menuju dapur. Menyibak poninya dan menjepitnya dengan bando. Kemudian mengambil celemek dan memakainya. Ia melirik jam sekilas, dimana menunjukkan jam 5 pagi. Sepagi ini, Ia harus memasak saat suaminya akn pergi lagi meninggalkannya.

Ia mengambil beberapa bahan dari kulkas, menjabarkan alat alat, dan mulai meracik bumbu untuk memasak. Ia berencana masak Sup miso untuk sarapan dan Sushi untuk bekal.

" Jangan banyak banyak, aku tidak mau kekenyangan karna semalam. "

Suara baritone itu tiba tiba terdengar dari ruang makan. Sakura menoleh dan langsung mendapati suaminya sudah siap menunggu masakannya. Ia tersenyum dan sedikit mempercepat gerakannya.

" Tunggu sebentar," ucap Sakura.

" Hn. Ngomong ngomong, Sarada tidak ada misi ?"

Sakura menggeleng. " Selama dua hari, Anata~ Dia sedang fokus berlatih untuk tes."

" Aah.. " Sasuke mengiyakan.

" Sebenarnya aku ingin sekali melihat kesehariannya. Aku sudah berjanji untuk melatihnya beberapa hari lalu, namun aku belum sempat. Boruto sering menemuiku dan Sarada malah membiarkan itu, sepertinya dia akan lebih  suka dilatih olehmu."

Suara hembusan keluar dari mulutnya. Sakura sedikit meliriknya dan khawatir. Benar, perasaannya sama dengan suaminya itu. Ia ingin sekali melihat Sarada terus dilatih oleh ayahnya, seperti kebanyakan orang. Ia juga jarang melatih Sarada, bahkan sehari terkadang tak sempat karena rumah sakit begitu sibuk.

" Sarada berusaha untuk tidak merepotkan kita. Padahal jika itu anak yang lain, dia akan merengek dan marah setiap hari,"

Sakura sudah siap untuk menyajikan  makanan, Ia mengambil sarung tangan dan memegang ganggang panci.

Sasuke tak tinggal diam. Ia berjalan menuju rak piring untuk mengambil mangkuk makan dan sumpit, serta gelas.

" Botol Sake kemarin, aku merasa tidak memberikan efek apapun." Ucap Sasuke.

Entah karena apa, akhir akhir ini Sasuke mulai suka membuka suara. " Y-ya, aku pun begitu,"

Sejujurnya Sasuke masih khawatir, bahkan lebih khawatir untuk perasaan tidak enaknya semenjak ia mencium bau air botol itu. Tapi karena dia selama beberapa jam sebelumnya tidak berefek apapun Ia mencoba berfikir baik baik saja. Entah kenapa, ada sebuah perasaan mengganggu tanpa alasan. Ia juga heran, baru kali ini dia selalu membuka percakapan. Seperti tidak dirinya.

" Terima kasih, Sasuke-kun," ucap Sakura saat suaminya telah membantunya menyiapkan sajian.

Akhirnya di mejanya sudah lengkap berbagai makanan. Sakura berniat untuk membangunkan Sarada. Gadis kecilnya itu, juga baru ini bangun telat, biasanya akan langsung bangun ketika Ibunya memasak dan mengeluarkan bau sedap.

" Biar aku saja yang membangunkannya,"

Sakura hanya tertegun melihat tingkah suaminya. " O-oh baiklah,"

A Sake Bottle [What's Happens To Uchiha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang