7

3.2K 233 5
                                    

Disclaimer @hyezijung
Character @masashi kishimoto

Bayangan jendela rumah mulai pudar menandakan sore hari semakin habis dimakan bulan. Sakura berlindung di balik tembok yang sudah rapuh sambil terengah-engah.

“ Sial!” umpatnya pelan.

Ketika menyeka keringatnya dengan tangan kanan, kaki Sasuke siap untuk melangkah.

“ Aku tahu kau bersembunyi di sana !”

Alis Sasuke bertaut. “ Kitane!”  seru Toru.

" Awas!”

Bugh.

Sasuke berhasil meninju Kitane tepat di wajahnya.

“ Keparat! Kenapa kau bisa!?” Kitane terbatuk darah.

“ Huh! Jangan meremehkan shinobi bodoh. “ Sasuke berlari menuju tempat pedang kusanagi itu berada.

“ Toru! Cepatlah halangi dia!”
Sasuke melirik sekilas, dia tersenyum menyeringai.

Brak.

Toru menengadah, Ia melihat bongkahan batu berisi air sungai yang amat sangat dingin berjatuhan dari atas.

Sasuke kembali tersenyum senang.

“ Lagi-lagi kena, Toru bodoh!”

Pedang milik Sasuke akhirnya berada di tangannya. Dalam dirinya, Sakura ingin berteriak senang dan segera lari dari sini. Tapi,

Sret.

Tangan Kitane berhasil memegang erat pergelangan erat Kaki Sasuke. “ Jangan pergi! Kau harus ku bunuh..” Suaranya sudah sangat terdengar menyakitkan. Ada darah yang mengalir dari pelipis nya akibat benturan tanah.

Tiba-tiba udara dingin menyelimuti ruangan itu. Tidak, bahkan semuanya mendadak sangat dingin. Sasuke sadar bahwa ini sudah akan memasuki malam dan bulan bersinar sangat putih terlihat dari luar di atas Gunung Haru.

“ Atas dasar apa kau harus membunuhku? Apa aku melakukan kesalahan sebelumnya?” Sakura berusaha untuk menahan emosi.

Mungkin saja, suaminya 15 tahun lalu berada di sini dan melakukan pembantaian. Tapi, sekali lagi, atas dasar apa ?

Kitane menyeringai. “ Kau pasti penerus Si Pain itu kan? Mata kalian sama.”

Sasuke menghembuskan nafas. “ Huh, memangnya Pain adalah saudaraku. Siapa saja bisa mendapatkan mata ini bodoh.”

“ Hahaha, aku tidak peduli. Mata itu harus kubasmi. Dia yang telah membunuh semua orang disini. Orangtua ku, Adik ku dan Paman Sato.”

Sebanyak apapun dendam, sebanyak apapun gadis di depannya bercerita meskipun sepele, Sakura harus waspada. Kitane tidak tampak seperti shinobi tetapi gadis itu seperti menyembunyikan sesuatu untuk bisa membunuhnya sampai tengah malam menjelang.

“ Namamu itu seperti rubah.”
“ Ahaha, kau tahu kenapa namaku adalah Kitane? Dalam diriku sempat tersemat abu kyubi, kemudian Pain berusaha mengambilnya dariku. Meskipun hanya sedikit, tapi Ia tetap merasa tidak puas karena aku bukanlah Bijuu sebenarnya.”

“ Perlu di garis bawahi, bahwa seharusnya kau tidak membalas dendam itu padaku hanya karena aku mempunyai mata rinnegan. Pain sudah mati, dendamu itu impas.”

“ Tidak! Aku tidak hanya ingin membunuhmu, tapi juga Sakura Haruno!”
Sasuke membelalak. Ia tidak salah dengar bukan, Dirinya menjadi sasaran?

“ Air suci itu, hah, pemiliknya sudah memberikan itu padanya. Ada instingku mengatakan bahwa kau sangat dekat dengan orang itu. Aku tak akan tinggal diam menggunakan kesempatan itu.”

A Sake Bottle [What's Happens To Uchiha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang