07.15
Sigli, Aceh, IndonesiaAuthor POV
Tok..tok..tok..
Suara ketukan pintu untuk kedua kalinya hari ini di kamar Shaila. Ini hari senin, Shaila harus sekolah, tetapi ia tak bangun. Mamanya membuka pintu dan masuk untuk membangunkan anak gadisnya itu.
"Shaila.. harus berapa kali Mama bangunin kamu hah.. Bangun cepat, udah jam 7 lewat itu, hari ini kamu sekolah." Kata Desi sambil mengelus rambut Shaila.
"Apa?! Jam 7 lewat Ma?? Ya Allah udah telattt.. pake upacara segala lagi hari ni." Shaila terkejut mendengar perkataan Mamanya, Shaila sangat suka sekolah, tapi dibalik itu niatnya hanya untuk dapat uang jajan saja.
"Iss kamu.. cepet mandi, terus turun ke bawah sarapan, Mama masak ayam semur hari ini." Ucap Desi sambil keluar dari kamar Shaila dan turun lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.
Ayam semur adalah kesukaan Shaila, ia tak bisa mendengar kata ayam semur, demi ayam semur dia rela mandi ga lama seperti biasa.
Setelah rapi berpakaian, Shaila buru-buru turun kebawah karena waktu yang tinggal 10 menit lagi upacara, dan juga karena sarapan hari ini adalah semur ayam.
Dengan secepat kilat Shaila menyendok nasi ke piring dan mengambil 2 potong ayam semur dan segera di lahap.
"Shaila.. baca doa dulu.. ntar bukan kamu yg makan, tapi setan di tubuh kamu." Kata Desi mengingatkan Shaila karena melihat Shaila yang langsung makan tanpa membaca doa.
"Udah Ma, didalam hati." Jawab Shaila dengan nasi di mulutnya.
"Kan dari kemaren udah dibilang, jangan bicara kalau nasi masih di mulut. Kamu udah besar Shaila, jangan mau diingatin terus sama Mama." Ucap Desi.
"Iyaiya.."
Hening...
Hanya suara dentingan sendok yang terdengar.
"Ayo Shaila kita berangkat" Kata Zahri sambil memakai sepatu hitamnya. Mengambil kunci motor dan bergegas ke halaman depan.
Shaila memakai sepatu sekolah hitamnya sembari meraih tas ransel birunya dia mengikuti Ayahnya dan salim ke Mama dan Abangnya.
"Shaila pergi dulu yaa.. Daa.." Ucap Shaila melambaikan tangan ke Mama dan Abangnya. Motor yang dikendarai Ayah Shaila pun melaju ke sekolah Shaila.
----
07.45
SMP Negeri 12 SigliSesampai disekolah, Shaila segera turun dan salim ke Ayahnya. Ayahnya langsung melaju meninggalkan Shaila. Shaila berbalik dan berlari ke gerbang sekolah.
Dia mendengar.."Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim upacara hari senin di SMP Negeri 12 Sigli dimulai."
"Yahh..Upacara udah dimulai, terpaksa diri di halaman depan deh.." Kesal Shaila dan berdiri di barisan siswi yang telat juga.
Matahari sangat terik hari ini, membuat peserta upacara kepanasan, membuat mereka malas lama-lama berdiri di lapangan. Pembina upacara ternyata tidak peka atas hal itu, ia memberi amanat yang sangat panjang dan membosankan bagi murid.
"Aishh.. lama bener itu Bapak, kalo gini mah pantas cabut kekantin pas pelajaran." Batin Shaila.
Shaila mengepak-ngepakkan jilbab berlas biru dengan simbol lambang sekolahnya. Dia melirik ke kanan kiri, mencari sahabatnya. Ternyata sahabatnya itu telat juga, tetapi berdiri dibarisan depan.
Upacara selesai, murid-murid berlarian masuk ke kelas dan pergi ke kantin. Shaila berlari sambil memanggil sahabatnya.
"Nailaa.. Nailaa.." Panggil Shaila ke sahabatnya yang bernama Naila.
"Eh.. Shaila telat jugak, kekantin kuy!" Ajak Naila. Mereka memang sama akalnya, kalau udah gini ya pasti akhirnya ke kantin.
"Kuyy lah, baru mau ngajak, sebel banget sama tu Bapak, amanatnya panjang kaya kumisnya." Ucap Shaila.
"Iya tuh."
----
Dalam perjalanan ke kantin..
"Hallo Shaila cantik.. Selamat pagii.." Ucap seseorang dari belakang mereka.
Mereka yang mengetahui itu siapa tetap meneruskan jalannya tanpa menoleh kebelakang.
"Sombong amat sih.. Ilang ntar cantiknya" Ucap Antanio, ya, si pengganggu itu adalah Antanio.
Shaila dan Naila sepakat, sambil menoleh kebelakang ditempat Antanio, tanpa menghentikan langkah, mereka berkata bersamaan "Bodo!!".
----
Sesampai di kantin.
"Pak!! rasa jeruk satu."
"Jambunya dua ya Pak!!"
"Mie gorengnya satu ya buk!!."
Terdengar suara-suara murid dikantin, sangatlah ramai. Shaila dan Naila pun pergi mencari tempat duduk yang rata-rata sudah penuh. Naila melihat ada dua kursi kosong di pojok sebelah kanan dan menarik cepat tangan Shaila ke dua kursi tersebut.
"Hahhh.. udah kaya jam istirahat aja." Kata Shaila melihat sekeliling kantin. Menarik kursi dan duduk.
"Sini aku yang beliin, mau apa?" Tawar Naila.
"Teh dingin aja deh, pengen yang plong aja gitu, panas bener ni." Pesan Shaila sambil mengambil uang kertas seharga lima ribu.
"Oke"
"Gapake lama yaa.." Ucap Shaila.
Sambil menunggu Naila, Shaila melihat ke arah gerombolan kakak kelas yang lewat didepannya dan duduk di kursi meja sebelah Shaila.
Salah satu dari mereka ada seseorang yang sangat dikenal Shaila.
"Bang Dev." Batin Shaila.
Orang yang dimaksud Shaila pun melirik ke Shaila dan tersenyum.
----
Akhirnya Chapter 2 nya siap, penasaran ga sih sama bang Dev yang senyum itu?
Jangan lupa ninggalin bintang kalian yaa..
Bantu aku dengan bintang dan commentnya..----
KAMU SEDANG MEMBACA
Nawaitu Lillah
Non-FictionNawaitu lillah, itulah yang ada didalam hati seorang gadis remaja Aceh. Tanpa niat karena Allah, semua yang kita lakukan akan sulit. Dengan niat karena Allah lah yang memudahkan semua urusan kita didunia maupun akhirat-Nya. Dalam kisah ini, ter...