Part 1.

137 20 10
                                    

Sunrise Cafe.
.
.

"Ini sudah ke 5 kalinya."

Seorang pria paruh baya memberikan tatapan yang mengintimidasi pada seorang gadis yang tengah berdiri dihadapannya.

"Ajhussi sungguh bukan aku!"

"Kenapa kau selalu mengelak?"

"Memang bukan aku yang melakukannya!" Tanpa sadar gadis itu memekik.

"Kau berani membentakku Kim Saeron?"

Seakan sadar Saeron memukul pelan mulutnya.

"Tapi sungguh bukan aku Ajhussi."

"Jinhee bilang kalo kemarin adalah tugasmu membersihkan kafe."

Seketika Saeron memejamkan matanya. Kesal! Lagi-lagi Jinhee yang membuatnya harus terkena semprotan bosnya.

"Ajhussi memang aku yang membersikan kafe, tapi aku sungguh tidak melakukan apa yang Ajhussi tuduhkan!"

"Lalu jelaskan bagaimana bisa guci yang dipajang didepan pecah?"

"Aku tidak tahu." Saeron menunduk lemah.

Pemilik Kafe menghela nafas panjang.

"Saeron kau tahu? Aku menyukai cara kerjamu. Tapi sungguh jika kau terus menghancurkan semua barang yang ada di Kafe ini, aku yakin aku akan mengalami banyak kerugian."

"Ajhussi aku berani bersumpah bahwa bukan aku yang melakukan semua itu. Aku hanya difitnah."

Pemilik Kafe menatap Saeron.

"Apa kau fikir bahwa Jinhee yang memfitnah mu?"

Saeron mengangguk mantap.  Tapi beberapa detik kemudian dia dikejutkan dengan suara tawa Lee Ajhussi.

"Saeron kau sedang bercanda?"

"Ajhussi!!" Saeron merajuk.

"Aku harap ini terakhir kalinya Saeron. Jika kau melakukan kesalahan atau membuat masalah lagi maka dengan sangat terpaksa aku akan memecatmu."

Saeron terkejut.

"Ajhussi!! Ini tidak adil untukku!!"

Sungguh saat ini Saeron ingin berlari dan kearah Jinhee yang daritadi melihatnya dari arah belakang sambil sesekali memberikan serigainya.
Sekali-kali gadis itu harus diberi pelajaran. Persetan dengan statusnya yang adalah keponakan Lee Ajhussi si pemilik kafe.

"Kau mengerti Saeron."

Saeron kembali mengalihkan pandangannya pada Lee Ajhussi.

"Nde Ajhussi."

"Kembalilah bekerja."

Saeron kembali ke meja kasir dengan wajah yang ditekuk.

Seseorang menepuk bahunya.

"Apalagi kali ini?Apa kau dipecat?" tanya seseorang itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang