01 : Merawatnya

199 55 29
                                    

"Hoi Paman!" Panggil Luke kepada lelaki berumur sekitar 30an yang mempunyai tubuh besar dan kekar. Ia adalah pedagang hewan dan juga penjual minum-minuman keras. Di desa kumuh ini banyak sekali orang-orang yang menghilangkan stress mereka dengan cara meminum-minuman keras, berjudi ataupun berkelahi layaknya babi hutan yang liar.

"Kenapa kau datang kesini?" Ucap Og sinis. Ia menatap Luke tak suka. Bagaimana tidak, pasalnya Luke mempunyai banyak sekali hutang yang belum ia bayar kepadanya. "Jika kau ingin meminjam uang tidak akan kuberikan."

"Woah~santai Paman. Kedatanganku kesini ingin menjual sesuatu. Ini sangat langaka loh Paman langka!"

Disisi lain Emilia berdiri agak jauh dari Luke yang tengah bercengkrama dengan pedagang tersebut. Ia melihat sekeliling dan ngeri sekali dapatnya. Desa Orion tempat ia tinggal adalah desa terkecil dari desa lainnya di Kerajaan Exlosia. Tetapi ia juga tak menyangka bahwa sekumuh inikah desanya karena baru pertama kali Emilia masuk ke pasar bawah tanah. Pantas saja ayahnya melarang setiap kali ingin pergi ke pasar bawah tanah. Selain katanya tempat para berandalan berkumpul, tempat ini juga kotor dan bising.

Ia tidak menyangka jika Luke tahan di tempat seperti ini. Dan jika dilihat dari keakrabannya dengan pedagang-pedagang disini pastilah ia sering berkunjung ke tempat ini. Mungkin hal tersebut juga didukung oleh ayahnya yang berstatus sebagai pedagang.

Suara bising dari sebuah mesin mencuri perhatian Emilia. Ia melihat kearah kanannya. Tepat di sebuah ruangan toko tempat Paman Og menjalankan bisnisnya. Terlihat sebuah mesin pencicang. Banyak sekali hewan yang digantung tak karuan, dari kelinci, ular, rubah, angsa dan masih banyak lagi.

Emilia melihat seorang lelaki mengambil seekor rubah lalu mengkulitinya hidup-hidup. Lalu ia mengambil kelinci hidup yang sudah dicukur habis bulunya lalu dilemparnya ke alat pencicang hingga darahnya muncrat kesana kemari.

Emilia yang melihatnya tiba-tiba menjadi merinding dan tak bisa bergerak. Baru kali ini ia melihat hal mengerikan seperti itu. Ia menoleh kearah rubah putih yang sengaja ia tutupi menggunakan kain hitam agar tidak menjadi pusat perhatian orang-orang.

Jika ia menjual rubah ini, akankah ia diperlakukan sama dengan hewan-hewan yang berada disana?

Emilia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Ia akan menyesal seumur hidup jika melakukan hal seperti itu. Wajar saja, karena Emilia adalah pencinta binatang.

"Emilia! Kemari," panggil Luke. Emilia masih syok. Ia hanya bisa menatap Luke yang tengah bercengkrama ria dengan pedagang tersebut.

"Kau akan terkejut paman Og"

"Lekas lah, kau tau aku ini lelaki sibuk," balasnya.

"Sombong sekali kau Paman." Ujar Luke, ia menoleh ketika mendapati Emilia tidak menghampirinya.

"Kemari Emilia. Apa yang kau lakukan?"

"Emilia?" Ujar Luke sekali lagi memastikan. Emilia diam mematung dan hal tersebut membuat Luke sedikit khawatir.

"Emilia!" Panggil Luke ketika Emilia pergi berlari menaiki tangga. Keluar pasar bawah tanah.

"Maaf paman Og, aku harus mengejarnya dulu," ucap Luke. Og hanya menggeleng kesal karena waktu telah terbuang sia-sia hanya untuk meladeni orang yang tidak ada kepastiannya.

ZIDAN : Curse in DragoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang