All about IZI

33 1 0
                                    

        Namaku Chelfina Utami, atau biasa disapa dengan Ami, Kelvin, Fina, dan berbagai nickname lainnya. Aku lahir tepat di 22 tahun kemarin pada tanggal 24 maret 1997. Aku bungsu dari dua bersaudara, kakakku yang sudah menikah namanya Febi. Kak Febi berjauh 180 derajat dariku, dia gendut dan sudah menikah muda. Sedangkan aku bertubuh mungil mirip anak sekolah dasar, belum niat untuk menikah karena pesan dari mama yang harus aku kejar, kuliah. Iya aku mahasiswi Universitas Pembangunan Panca Budi. Mama ingin aku berkuliah, mama ingin salah satu dari anaknya harus bersarjana agar orang-orang yang telah mengucilkan kami tahu, walaupun mama janda mama mampu untuk membawa anaknya menuju gerbang sarjana. Tidak mudah memang untuk melakukan studi menuju sarjana, mama yang hanya sebagai pedagang sarapan pagi hanya mampu untuk membayar kebutuhan sehari-hari, sedangkan uang kuliahku dibayarkan dengan uang pensiun almarhum ayahku perbulan. Pensiun ayah sebenarnya ada sejuta, namun mama tidak mendapatkan nominal yang telah di berikan karena menutupi hutang yang menumpuk. Alhasil sebagian pensiun ayah dipakai untuk membayar hutang yang mama ambil untuk keperluan yang mendesak. Sempat menunggak uang kuliah beberapa bulan sampai aku hampir saja tidak dapat mengikuti UAS di kampus karena belum melunasi biaya kuliah yang aku cicil tiap bulan. Alhasil mama mengupayakannya dengan meminjam lagi di bank. Iya bank, aku tahu itu riba namun apadaya, keluarga kami juga bukan keluarga yang berada, yang sebagian besarnya hanya berprofesi sebagai pedagang. Maka disini aku berfikir keras bagaimana aku bisa membantu mama. Mama tidak ingin aku bekerja, yang mama mau aku harus fokus dengan kuliah dan selesai dengan segera. Bagaimana caraku untuk membantu mama membiayai pendidikan ini? Sempatku berfikir panjang dan berdoa pada Allah, "Yaa Allah bantulah perekonomian keluarga kami". Alhamdulillah nya Allah memberiku kesempatan untuk mendapatkan beasiswa lembaga IZI yang bisa menutupi separuh dari uang kuliahku perbulan.

       Aku mengenal lembaga IZI lewat beberapa teman di sosmed Whatsapp, yang awalnya aku ingin membantu tetanggaku yang sedang sakit untuk mendapatkan bantuan dana agar segera dioperasi, maka akupun gencar mencarikan informasi mengenai lembaga-lembaga amal, dari sekian lembaga hanya IZI yang merespon data dari tetangga yang aku perjuangkan untuk membantunya, karena aku paham posisi seperti itu yang mengingatkan akan ayahku yang dahulunya juga pernah sakit dan keterbatasan biaya sebelum akhirnya meninggalkan kami yang masih kecil-kecil. Kemudian aku bertemu salah satu pegawai IZI yang bernama kak Raihan yang kebetulan kak Raihan juga akan menyalurkan bantuan kepada salah seorang tetangga lainnya di sekitar rumahku, alhasil disinilah perjumpaan aku dengan lembaga IZI yang telah membantu para mustahik dan dhuafa yang membutuhkan uluran tangan orang-orang baik. Kemudian aku bertanya ke kak Raihan seputar beasiswa, kak Raihan bilang "adek kirim aja Cvnya nanti kita proses", oh yaa Rabb akhirnya ada jawaban tentang peringanan biaya kuliahku, apalagi diriku ini masuk di semester akhir.

         Aku juga ikut turut ke kegiatan sosial di lembaga IZI ini, dan aku paham ternyata aku adalah orang yang beruntung dibandingkan dengan mereka, sejenak aku paham bahwa keluhanku ini tidak ada artinya dibandingkan dengan mereka. Aku ikut turut di kegiatan sosial ini yang membuatku kembali teringat akan masa kecil yang sering mendapatkan bantuan dari orang-orang baik yang mengasihani kami yang berstatus yatim dari kecil. Kemudian aku sharing dengan mama seputar kegiatan izi, dan mama bilang "kalau uda paham selanjutnya dirimu yang berbagi kelak jika sudah sukses nanti, takapa sedikit yang penting dirimu ikhlas, jangan lupa diri karena dulunya kita juga diberi bantuan dan di kasihani oleh orang-orang baik yang peduli". Seketika aku paham artinya berbagi itu tidak tunggu nanti ataupun sukses, seberapa yang ada maka berbagilah karena jika kau meringankan beban orang lain maka InsyaaAllah, Allah akan meringankan bebanmu juga, begitu dari hadits yang pernah aku baca. Ah iya karena doa mama juga makanya aku bisa berada di tahap ini juga. Semangat untuk kita semua yaa. Barakallhu fiikum.

Diary AbsurdWhere stories live. Discover now