Penat

22 1 0
                                    

Ternyata ngga semua hal yang bisa digapapa-in. Aku kira aku bisa.
Ada beberapa hal juga yang kita harus jujur ke diri sendiri dahulu sebelum ke orang lain.
Maunya apa, harus dimulai darimana, kalau gagal nanti ketika mau bangkit harus dimulai bagaimana.
Ternyata aku juga ngga sekuat itu.
Kadang terlintas aku juga ingin dikuatkan, didengarkan ceritanya sampai selesai atau bahkan sampai aku lelah sendiri untuk menceritakannya, dan ketika aku lelah ada punggung yang siap untuk aku sandarkan.

Ayah, ternyata dunia dewasa itu kejam dan melelahkan ya. Maafkan aku dahulu sering ngambek ketika ayah pulang terlalu larut, coba aja ayah masih ada. Kata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, tapi bahkan aku ngga tau rasanya bercerita dan bertukar fikiran dengan ayah itu rasanya bagaimana. Maaf kalau aku pernah merasa putus asa dan sedih bahkan ngerasa iri dan ngga adil banget.

Opung, ternyata berpura-pura tidak apa-apa itu sakit banget ya. Opung sering bilang untuk selalu kuat walau kadang dunia tidak berpihak seperti yang kita mau. Tapi setelah opung ngga ada aku bahkan bingung harus menceritakan dan berbagi ke siapa, dahulu teras, rokok, kopi, dan bubuk milo adalah hal sederhana dan favorite untuk kita memulai bercerita, berbagi dan mengemukakan ide untuk masalahku yang sedang aku hadapi, sekarang aku ngga tahu mau menceritakan ke siapa.

Arif. ternyata aku bukanlah wanita kuat seperti opinimu. Katamu sesekali menangis ngga apa-apa, tapi kali ini aku keseringan menangis, maaf kalau aku jadi secengeng ini padahal kemarin aku udah janji untuk tetap kuat apapun kondisinya. Coba aja kamu masih ada, kuyakin kamu mampu menutup lukaku dengan bercerita dan menikmati beberapa laut karena aku suka filosofi laut dari kamu, sama seperti aku menyukaimu hingga rasanya terlalu sakit ketika kamu harus pergi dari duniaku, bukan untuk sementara tapi selamanya.

Sam, aku ngga ingin lagi menutupi rasa sakit, tapi akupun ngga tau mau berbagi kesiapa selain sama kamu dahulu setelah opung dan arif pergi, dan setelah aku memahami bahwa realita kita itu bener2 ngga berpihak mau seberusaha apapun kita dahulu. Namun kusadari ternyata aku sedang menyesali gengsi ku yang berlebihan hanya karena aku ngga mau lagi kita harus memendam rasa sakit. Aku ngga sekuat itu untuk melihatmu didepan pelaminan hingga aku menutup diri selama dua tahun. Sam coba aja kamu masih ada, aku ingin bercerita seperti dahulu sebelum rasa merusak segalanya.

Tapi terkadang, aku baru menyadari bahwa aku tidaklah sendiri. Aku punya Allah untuk meminta dan bercerita, aku punya teman-teman yang siap mendengarkanku walau kadang mereka ngga paham dengan masalahku. Aku cuma kadang sok merasa sendiri aja. Tapi ya untuk realita dunia terlalu kejam aku ngga paham harus bagaimana. Semoga aku bisa kuat seperti yang kalian katakan.

Your Little Bee.

Ami-

Diary AbsurdWhere stories live. Discover now