The Destiny of Life

411 43 19
                                    

"Hmm.. Ahh.. Segarnya"

Aku yang memakai seragam sekolah laki-laki normal yang berwarna hitam dengan tas sekolah selempangan berwarna merah, berjalan di trotoar kota sambil menarik nafasku selama sekitar 3 detik lalu menghembuskannya. Setelah merasakan udara segar yang berhembus di sekeliingku, Aku mengubah arah pandanganku yang tertarik pada langit luas yang cerah sambil melanjutkan langkahku. Apa yang ada di pandanganku ialah, Langit biru yang begitu luas nan indah, sekumpulan awan kecil yang terpisah satu sama lain dengan teratur dan membuat langit menjadi seperti seni lukisan yang cantik, burung-burung kecil yang sedang kejar-kejaran, ranting-ranting pohon yang menari tertiup angin melindungiku dari terik matahari, serta sinar matahari yang menyelimuti dan menerangi dunia ini.

Dunia ini indah. Dunia yang sudah di atur sedemikian rupa oleh tuhan ini membuat ku merasa bersyukur dan beruntung telah diberi kesempatan untuk hidup di dunia yang indah ini. Sesuatu yang bahkan tidak bisa dibuat oleh ilmuwan terkenal sekalipun, Sesuatu yang bahkan tidak bisa diciptakan oleh semua orang walaupun bersatu, Sesuatu yang alami dan terbukti secara ilmiah namun pembentukan keberadaannya tidak dapat diterima secara logis di pengetahuan manusia. Ini adalah ciptaan tuhan, ini sebagian kecil dari surga. Manusia hanya bisa menerima, menikmati, dan mensyukuri keberadaan dunia ini. Berbagai banyak kelebihan yang telah tuhan berikan dari dunia ini. Namun.. masih ada satu hal yang menjadi kekurangan di dunia ini, satu kekurangan yang sangat besar, suatu kekurangan yang dapat mempengaruhi kehidupan, kelangsungan dan masa depan dunia ini. Satu hal penting,

"DUNIA INI AKAN TERLIHAT SANGAT KEJAM KARENA PERILAKU PENGHUNINYA SENDIRI"

Memikirkan hal seperti itu dibenakku, aku pun teringat sebuah mimpi aneh yang menjumpaiku tadi malam dan berbicara pada diriku sendiri "Pembawa pesan katanya? Orang terpilih? Kehidupan berubah? Tidak masuk akal!" dengan nada tenang dan sedikit ekspresi yang membantah kebenaran mimpi tersebut sambil menatap langit luas.

Aku sekali lagi merubah arah pandanganku ke arah jalan yang hendak kulalui, dengan penuh semangat aku tersenyum dan berkata "Baiklah!!" sambil menggenggam tangan kananku dan mengangkatnya naik lalu turun sejajar dengan dadaku yang menandakan bahwa aku sudah siap menjalani kehidupan hari ini. Dengan keyakinan dan penuh percaya diri, Aku mempercepat langkahku sedikit agar dapat tiba di sekolah lebih awal.

Sekitar 200 meter berjalan akhirnya gerbang besar pintu masuk sekolahku pun terlihat di pandanganku. Pemandangan para siswa-siswi, pengantar, serta guru-guru beramai-ramai memasuki pintu gerbang. Ini adalah tahun ke-3 ku berada di Shigaoka High School. Nama yang begitu singkat untuk sebuah sekolah menengah atas ini sebenarnya adalah singkatan dari Shinjuku-gaoka. Sekolah ini sangat terkenal dengan festival budayanya yang sangat unik. Setiap tahun, murid-murid diajak untuk mengkreasikan bakat kelas masing-masing seperti membuat maid cafe, rumah hantu, pertunjukkan seni, dll. Dan tahun ini merupakan tahun terberat bagiku, selain harus menyiapkan rencana untuk festival budaya, Ujian akhir juga menanti di akhir tahun ajaran nanti, terlebih lagi para murid kelas 3 harus segera mengumpulkan proposal rencana masa depan setelah lulus nanti. Benar-benar tahun yang cukup menyita waktu luangku.

"Selamat pagi, Yukito!" Suara familiar yang terdengar dari 2 orang secara bersamaan di telingaku dengan nada yang dibuat-buat menyapaku. Aku hanya bisa mengucapkan "Hmm.." dengan nada datar sambil melirik mereka yang berada di samping kanan ku sesaat yang sedang memegang pundak satu sama lain layaknya sahabat sejati dan mempercepat langakahku. Kemudian salah satu dari mereka cowok berambut kuning pirang menahan leherku dengan lengan kanannya dari belakang.

"E-ehh..?" aku terkejut dan mengeluh.

"Seperti biasanya, kau selalu kejam pada kami" Ia tersenyum sambil melilitkan lengannya lebih erat lagi dan membuatku tidak nyaman. Sementara sahabatnya si cowok berambut cream menepuk punggungku dari belakang dan berkata "Kalau kau selalu bersifat tertutup seperti itu, tidak aka ada cewek yang mendekati mu loh" Ia tertawa kecil.

World Miracles -On Going-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang