[dari tetangga sebelah rumah]

366 96 17
                                    

Wonjin mengetuk pintu rumah Chowon. Di tangannya ada buku coklat yang lama sudah Chowon cari-cari.

Gatau kenapa Wonjin jadi gugup sendiri. Jiwa-jiwa geernya bangkit.

Pintu terbuka.

Ternyata yang bukain Han, abangnya Chowon.

"Eh Wonjin, ada apa nih?" tanya Han. "Ini Kak, bukunya Chowon kececer. Isinya catetan gitu pasti penting," kata Wonjin.

Wonjin menyerahkan bukunya ke Han.

"Ohhh oke. Makasih ya Njin. Gamau mampir? Mama masak bolu," kekeh Han.

"Udah tadi dianterin, suruh bikin lagi dong Kak ehehehe," Wonjin nyengir. Han ketawa.

"Tenang aja. Aman terkendali," kata Han sambil mengacungkan jempolnya.

"Siaaapp. Gue langsung aja ya Kak. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

°•°•°•°
































"Chowooonnnn!"

"Di kamar Bang!"

Han membuka pintu kamar Chowon, "Won, bukunya nih. Kececer kata Wonjin."

Chowon yang tadinya asik dengerin lagu sambil meratapi nasib dirinya karena kehilangan buku itu terkejut.

"Hah?! Siapa yang nganterin?" seru Chowon.

"Wonjin yang nganterin barusan. Emang kenapa sih?" tanya Han heran. Chowon cepat-cepat mengambil buku coklat yang selama ini ia cari-cari.

"Beneran Wonjin yang nganter?" tanya Chowon sekali lagi.

Jantungnya sudah berdegup kencang. Chowon lemes.

"Iya beneran astaghfirullah ngapain gue bohong sih? Udah ah mau mabar dulu," kata Han lalu menutup pintu kamar Chowon.

Chowon masih menatap buku cokelat yang kini sudah kembali ke tangannya.

"Kenapa bukunya bisa ada di Wonjin?!" serunya.

"Semoga dia gak baca semoga semoga semoga!" kata Chowon sambil perlahan membuka lembaran bukunya.

Namun akhirnya Chowon menyadari ada tulisan baru di akhir lembaran buku itu.

Dan Chowon benar-benar terkejut dibuatnya.

Tulisan Wonjin.

Chowon menutup matanya. Menenangkan akal, pikiran dan hatinya.

Terkesan berlebihan memamg.

Ya namanya juga udah ketahuan. Pada akhirnya Chowon memilih pasrah.

Kalaupun isi tulisan Wonjin ini menyakitkan, ia harus siap dan tahan banting.

Chowon mulai membaca tulisan itu perlahan-lahan.

[°•°•°]

Untuk Chowon,

si tetangga sebelah rumah yang jarang ngobrol sama gue.

untuk wonjin✔; chowon ft wonjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang