lV

6 2 1
                                    


3 menit kemudian......

Luna melangkah kaki kelas entah apa yang ada di pikirannya sekarang, Luna merasa nyaman dengan suasana kelas yang sepi hanya ada anak eskul saja di sekolah dan itu hal yang paling Luna suka adalah kesendirian. Luna memberitahu sopir agar menjemput sebelum azan magrib, karena luna ingin sendiri dikelas dan menunggu waktu.

Luna pernah berfikir untuk pindah tempat tinggal asalkan tidak bersama orang tua nya, Luna seperti tidak dianggap sementara, adiknya kavin yang sekarang menginjak usia 14 selalu membuat Luna terheran - heran. Batin luna menatapi nasibnya yang sungguh menyedihkan.

Meskipun seseorang yang humoris ketahuilah bahwa ia hanya ingin orang lain tersenyum agar tidak seperti dirinya, dan seseorang yang humoris mempunyai begitu kesedihan yang mendalam tapi tidak di tunjukan.

Luna yang ingin bermain terlebih dahulu ke rumah Raphael lalu pergi kesekolah agar tidak di curigai oleh sopir nya, nyatanya malah mendekam di kelas Yang sepi.

Luna keluar kelas untuk berjalan - jalan saja ia melihat anak karate, anak paskibra, bahkan ada anak monyet juga.

"Eh ada duo enyet disini" gumam luna bergegas turun kebawah namun baru 4 anak tangga Luna turuni, ia pergi kelasnya lagi luna hanya ingin meminta maaf atas perilaku tak terpuji nya itu kepada Ken dan razhaa yang sedang beristirahat bersama teman satu eskulnya.

Luna memang mengagumi Ken tapi disisi lain ia ingin mencintainya namun apakah Luna harus mengejar Ken terlebih dahulu? Ya jelas Luna tidak mau karena ia tau akan seperti apa jadinya nanti.

Luna masuk kelas dan rasa kantuknya pun sudah tak bisa di tahan dalam untuk hitungan detik Luna tertidur, Luna merasa nyaman bahkan lebih nyaman di kelas daripada taman belakang rumah nya, Luna tidak bisa bermimpi bahkan ia tidak tau sedang bermimpi atau tidak. yang Luna rasakan adalah ocehan orang aneh yang mengusik ketentraman nya.

"Eh Lo bangun dong udah mau magrib nih!" ucap Siska salah satu anak paskibra Yang tidak mengetahui bahwa yang ia bangunkan adalah seorang Luna yang sangat terkenal bahkan sampe ketelinga kepala sekolah, "emm...iya bentar" jawab Luna dengan malasnya.

"Eh Luna, sorry gue bangunin lo. tadi gue di suruh Ken buat bangunin lo, soalnya Lo gak bangun - bangun" ucap Siska dengan wajah oval namun terlihat sangat kaku seperti eskulnya.

"Oh iya makasih ya siska" sahut Luna lalu membetulkan baju agar tidak kelihatan kusut namun hatinya sendari tadi berdebar atas ucapan Siska, tadi gue di suruh Ken buat bangunin lo, soalnya Lo gak bangun - bangun kata - kata itu terus bersarang di pikiran hingga senyuman termanis Luna yang sudah lama tidak terbit untuk detik ini terbit juga.

Luna berjalan namun pikiran nya tentang ucapan Siska tadi membuat Luna lupa akan apa yang ia pijak sekarang, luna dengan cepat menghampas ketempat dimana banyak PHP yang berkeliaran di penjuru dunia bahkan di sekolahannya sekalipun.

Luna berjalan mendekati mobilnya dan masuk dengan terburu - buru, niat sopir nya ingin membukakan pintu untuk anak majikan malah tidak terjadi. Karena Luna tidak suka jika ia harus di manja oleh sopir nya ia hanya mau di manja oleh imam nya saja ea...

🌷🌷🌷

Luna di sambut dengan suara candaan khas kavin yang luar biasa asyik bagi segelintir orang saja, tidak bagi Luna yang sekarang masuk kedalam rumah yang terasa panas dan tidak menyenangkan.Luna mengucapkan salam namun tidak di jawab oleh mamah dan papah nya yang tengah asyik berbincang dengan kavin entah apa yang mereka bicarakan sampai - sampai salam dari Luna ditolak, luna pun bergegas menuju kamar nya di lantai 4. Hanya ada kamar luna dan tempat belajar juga tempat seni disitu. Meskipun luas untuk apa jika hidup di rumah semewah dan seluas semesta jika hanya sendiri. Tidak ada enaknya sama sekali.

admireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang