Mata Hera bergetar samar dan perlahan mulai terbuka. Hera meringis ketika merasakan pening menyerang kepalanya. Bau obat langsung menyeruak, Hera kenal tempat ini, ini ruang kesehatan sekolahnya.
"Tuan putri sudah bangun rupanya,"
Mata Hera langsung melotot ketika netranya menangkap sosok yang paling tidak ingin dia lihat, "APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?!" Teriak Hera.
Orang tersebut langsung menutup kedua telinganya ketika suara Hera sukses menusuk gendang telinganya,
"Astaga! Jangan berteriak! Suaramu jelek!"Oh, ayolah siapa yang tidak akan terkejut ketika saat kau membuka mata yang kau lihat adalah seorang anak laki-laki yang tengah duduk di tepi ranjangmu. Oke. Tidak masalah jika itu temanmu, tapi ini bisa dikatakan musuhnya Hera.
Jeon Jungkook. Cowok berandalan dan sering menganggunya. Dia benar-benar menyebalkan. Jungkook pernah melempar Hera pakai tai kambing, membuang sepatunya ke parit, memasukkan kadal ke dalam tasnya. Dan Hera ingat betul, Jungkook juga membuat sepedanya hancur berkeping-keping karena itulah Hera sekarang harus naik bus kalau sekolah. Oh jangan kira hanya sampai di situ saja, dia juga pernah sengaja melempar bola basket tepat ke arahnya membuat hidung Hera berdarah dan berakhir dengan dirinya yang tak sadarkan diri selama tiga jam. Tapi walaupun begitu, terkadang Jungkook bersikap manis padanya, waktu itu ia bersedia menghantar jemput Hera ke sekolah selama tiga hari, dia bilang sebagai permintaan maaf.
"Berhentilah menatapku seperti itu, aku ini pria tampan. Bagaimana bisa kau menatapku penuh curiga begitu?"
"Mau apa kau?" Ucap Hera tajam.
Jungkook berdecak kesal, " Mana formulirmu? Seharusnya kau berterima kasih padaku, aku masih berbaik hati menunggumu bangun hanya karena agar namamu bisa terdaftar."
Hera menundukkan kepalanya. Wajahnya berubah menjadi muram. Jungkook menyadari perubahan ekspresi Hera langsung bertanya,
"Ada apa?"Hera meramas tangannya, "Formulirku basah..." Cicit Hera
"Bagaiman bisa? Kenapa kau seceroboh itu?" Ucap pria tersebut tak habis pikir.
"Kenapa malah memarahi ku? Kau minta saja formulir yang baru, begitu saja susah!" Ucap Hera menggerutu kesal.
"Kalau bisa, aku sudah dari tadi melakukan hal itu dan mengisinya untukmu."
"Jadi aku tidak memiliki kesempatan lagi?" Ucap Hera dengan mata yang berkaca-kaca dan perlahan air matanya jatuh.
"Kenapa kau menangis?" Ucap Jungkook sambil menangkup kedua pipi Hera dan secara perlahan menghapus air mata Hera. Sungguh Jungkook tak suka melihat perempuan menangis.
Hera menatap Jungkook sendu," Aku tidak bisa berkuliah, aku sudah gagal, Jung!" Ucap Hera semakin terisak.
Jungkook langsung merengkuh tubuh mungil Hera ke dalam dekapan hangatnya, "Siapa yang bilang kau tak bisa kuliah? Kau tenang saja masih banyak lembaga-lembaga dan pengusaha yang akan memberikan beasiswa, sekolah kita ini terkenal, Hera," ucap Jungkook lembut sambil mengusap punggung Hera.
"Tapi tetap saja, aku tidak bisa mendapatkannya beasiswa itu!" Ucap Hera histeris dan tangisnya semakin kuat.
Jungkook semakin kelabakan, mendengar Hera menangis dengan kencang, " Astaga! Berhenti--" ucap Jungkook terhenti ketika suara Hera tiba-tiba saja meredam. Jungkook melepaskan pelukan kemudian menatap Hera bingung, " Kenapa diam?"
"Aku lapar."
Jungkook menaikan sebelah alis matanya,"Lalu?"
Hera mencabikkan bibirnya, dasar tidak peka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhae Ahjussi | Kim Seokjin | [END]
Fiksi PenggemarHyun Hera merutuki nasibnya yang malang. Setiap hari ia harus berdesak-desakan dan perebut pegangan Bus. Hera bersumpah ia rela menjadi kekasih seorang Ahjussi kaya raya asalkan ia tak perlu lagi berdesakan di bus. Entah langit hari itu sedang men...