[0.4] Memori Berkasih

2.3K 437 92
                                    

Voment :)

Lama ga up ya btw :v

***

~¤¤¤~

Wooseok terbangun dengan tangan yang memeluknya posesif. Ya kemarin malan Wooseok tidur di sebelah Jinhyuk, INGAT HANYA DI SEBELAH!!

"Pak! Bangun pak udah siang!" Wooseok menepuk pipi Jinhyuk yang sedang tidur.

Jinhyuk membuka matanya perlahan, matanya menangkap sosok cantik, imut, dan polos. Sangat menggemaskan.

"Pak?"

Jinhyum tersadar lalu tersenyum. "Eh udah bangun sayang?" ucap Jinhyuk.

Wooseok noleh kanan dan kiri. "Bapak ngomong sama saya?" tanya Wooseok.

Jinhyuk tertawa. "Di ruangan ini hanya ada kita berdua, sama dan kamu, jadi itu yang biat kamu sayang." Jinhyuk mengelus pipi Wooseok pelan.

"HAH SAYANG?"

"Iya, kamu harus terbiasa dengan panggilan sayang, karena kamu akan mendengarnya setiap hari dari mulut saya," ucap Jinhyuk lancar.

Sa ae aki aki tua, pagi-pagi udah ngejokes.

Wajah Woosek merah padam. "Bapan mau jadi uke saya?" tanya Wooseok.

Jinhyuk tertawa keras mungkin ketawa sekecamatan.

"Kamu bercanda?"

Wooseok kesal lalu memukul bahu Jinhyuk. "Ih diajak serius malah bercanda bapaknya!" ucap Wooseok kesal.

"Minta diseriusin nih?" tanya Jinhyuk dengan menaik turunkan alisnya. Cem om om pedoooo.

Emang udah om om sih.

"Ih apasih bapak nih ngereceh pagi-pagi."

Jinhyuk menggeleng, matanya menatap lurus mata Wooseok. "Saya gak bercanda, kamu mau kencan sama saya?" ucap Jinhyuk.

"Eh? Gimana?" Wooseok bingung.

"Jangan pura-pura bingung alias sok polos dan jangan pura-pura tuli, saya tau kamu dengar dengan jelas apa yang saya katakan." Jinhyuk dalam mode serius akan selalu berbahasa baku.

Wooseok tersenyum kecut. "Tapi pak?"

"Tapi kenapa hm?"

"Saya malu," ucap Wooseok lalu menutup muka dengan telapak tangannya.

Jinhyuk menatap Wooseok datar. "Ngapain harus malu, kamu gak telanjang kok."

Jinhyuk sangat frontal jika berbicara.

"Yasudah pak saya mau," ucap Wooseok pasrah, pasalnya dia juga ingin berkencan seperti temannya yang lain.

"Baiklah mulai sekarang kamu pacar saya, saya kasih tau satu hal, saya orangnya possesif, saya gasuka milik saya disentuh orang lain, dan saya tidak suka dibantah, sekali kamu masuk kehidupan saya kamu tidak akan mudah untuk keluar paham?" ucap Jinhyuk di telinga Wooseok.

Wooseok merinding. "Pak, batalin aja ya pak. Saya ga jadi mau kencan sama bapak," ucap Wooseok takut.

Wooseok selalu mengigit bibir bawahnya ketika takut.

"Kamu tidak mendengar perkataan saya yang terakhir? Sekali kamu masuk kehidupan saya, kamu tidak akan bisa keluar dengan mudah."

RIP KEHIDUPAN WOOSEOK!!!

"Kemarilah, duduk sini." Jinhyuk menepuk pahanya.

"Ogah! Bapak kira saya bayi apa?"

"Saya tidak menerima penolakan Kim."

Wooseok mengehela nafas kasar, dengan terpaksa duduk di pangkuan Jinhyuk.

"Cium saya," ucap Jinhyuk.

"Hah?"

"Kamu bukan tukang keong."

"Hah?"

"Kenapa kamu lambat sekali Kim Wooseok." Jinhyuk menarik tengkuk Wooseok lalu menciumnya brutal.

"Emh ... pa-kkh sakk-ithh ..." Jinhyuk terus mencium Wooseok.

Wooseok tetap tidak mau membuka mulutnya, Jinhyuk meremas pantat Woossok.

Wooseok kaget lalu membuka mulutnya tiba-tiba. Sebuah benda tak bertulang mengabsen gigi Wooseok.

Jinhyuk tersenyum miring disela ciuman panasnya bersama Wooseok.

"PAPAHH!!! UDAH SIANG!! JINU MAU SEKOLAH MINTA UANG!!"

Wooseok dan Jinhyuk melepaskan ciumannya secara terpaksa lalu menatap pintu yang digedor keras oleh Jinwoo.

"Aihss anak itu."

Wajah Wooseok merah padam, tangannya bergerak menyentuh bibinya sendiri. "Apa yang gw lakuin barusan? Kok enak sih?" cicitnya pelan.

***

TBC.

Astagfirullah aku ngetik apa ini??

Btw aku takut dicepuin ke twt terus di report btw. Tapi..
Mereka kan udah ga underage :(

Dosen | WeiShin [PRODUCE X 101 as X1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang