TEN

18K 2.7K 358
                                    

HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN VOTE DAN COMMENT!

Jaehyun mendapati paginya disambut dengan melihat selang-selang yang tersambung pada tabung oksigen. Suara detak jantung dengan ritme normal dan wajah pulas Taeyong diatas ranjang rumah sakit.

Venice terasa kelam setelah parade, terlebih kejadian yang menimpa Taeyong membuat suasana hati Jaehyun mendadak suram. Mendung menggantung diluar jendela, angin berhembus kencang menembus pori-pori melewati jendela yang terbuka. Malam ini dia harus kembali ke Roma.

"Ada banyak hal yang harus kau lakukan diluar, cepat sembuh Lee Taeyong" Suaranya berbisik hampir tak terdengar.

Semalam saat Taeyong sadar, pemuda itu sangat diam dan tenang. Dokter bilang keadaan Taeyong berangsur baik setelah mengetahui bahwa Taeyong menelan dua butir morfin. Tidak banyak efek samping yang timbul pada Taeyong dan itu membuat Jaehyun cukup khawatir karena tidak bisa melihat perbedaan kondisi Taeyong.

Nora mengintrupsi dari belakang karena sudah waktunya untuk kembali ke Roma. Mereka sudah membatalkan dua jadwal rapat penting dan Nora akan mencegahnya untuk yang ketiga.

"Anda tidak perlu khawatir Tuan Muda Jung, saya sudah mengutus seseorang untuk menjaga Tuan Lee" Jaehyun mengangguk, sudah waktunya pergi sebelum hujan kembali jatuh dan membuat mantelnya basah.

Segera setelah pintu kamar inap tertutup, Taeyong membuka penuh kelopak matanya. Dia sudah sadar sejak dokter terakhir memeriksanya. Dengan kasar, Taeyong melepas selang infus ditangan dan kakinya mencoba turun dari ranjang yang tinggi. Langkahnya terhenti diambang pintu untuk melihat apakah Jaehyun dan gerombolannya benar-benar sudah pergi.

Dirasa aman, Taeyong melangkah cepat kearah seorang suster yang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Permisi nona, apa kau tau dimana bangsal ruang vip?" Suster itu menunjuk lift sembari mengatakan jika bangsal vip berada di lantai 5 sebelah kiri.

Taeyong berterimakasih lalu beringsut pergi. Sebisa mungkin dia berjalan dengan cepat, dia tidak mau berlari karena akan melukai kakinya yang sudah bengkak semalaman, dasar berandalan pengangguran kurang ajar.

Ruang vip yang ditujunya ada didepan mata, Taeyong menggapai kenop pintu dan melihat Pak Kim dengan tenangnya memandangi keluar jendela.

"Pak Kim..." Taeyong memanggilnya lembut. Pria tua itu menoleh dengan senyuman lebar.

"Aku cukup khawatir dengan kejadian kemarin. Aku kemari untuk melihat keadaanmu Pak Kim. Apakah sekarang sudah lebih baik?" Dengan wajah risau, Taeyong mendekat pada ranjang Pak Kim. Sepersekian detik mimik wajahnya berubah bingung saat Pak Kim memberikan sebuah amplop.

"Tuan Lee, saya sudah mempersiapkan ini sejak anda tertabrak mobil waktu itu, mungkin sekarang saat yang tepat untuk memberikan ini kepada anda. Didalamnya ada beberapa lembar uang untuk membeli tiket pesawat. Tuan Lee, sudah waktunya anda bebas"

"Apa yang dilakukan Tuan Muda terhadap anda adalah kejahatan, kuharap anda bisa pulang dan bertemu orang yang anda sayangi kembali" Lanjut Pak Kim.

Bulir air mata turun memenuhi pipi Taeyong. Apakah ini yang disebut tersentuh?!. "Semua ini akan menjadi masalah untuk Pak Kim" Berulang kali Taeyong mencoba mengusap air matanya yang terus menerus keluar.

"Tidak perlu khawatir Tuan Lee, saya sudah waktunya pensiun" Pak Kim menunjukkan senyum lebarnya di depan Taeyong, sehingga membuat Taeyong mengukuhkan hatinya untuk pergi dari Venice hari ini juga.

Malam ini dia akan meninggalkan Venice dan seluruh kenangannya.

<•••••>

[ᴇɴᴅ] ᴘꜱʏᴄʜᴏ ᴊᴜɴɢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang