Chapter 2. Psikopat

586 76 22
                                    


~•Psikopat•~

Langit kota Seoul malam ini cukup cerah, langit bertabur bintang membuat malam ini sangat indah. Memang tak cukup banyak orang yang memperhatikan hal itu, karena sebagian orang sibuk dengan kesibukan duniawi mereka.

Namun berbeda dengan Yoojung, melihat bintang adalah salah satu rutinitas yang tak bisa ia abaikan.

Kini iapun sedang berdiri di Observatorium seraya matanya menatap jauh ke langit. Detik selanjutnya suatu keajaiban baru saja terjadi, ia melihat bintang jatuh.

Dengan semangat Yoojung segera menunduk dengan tangan mengatup di depan dadanya, meminta pengharapan yang mungkin saja terjadi seperti keajaiban yang baru ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan semangat Yoojung segera menunduk dengan tangan mengatup di depan dadanya, meminta pengharapan yang mungkin saja terjadi seperti keajaiban yang baru ia lihat.

Dengan semangat Yoojung segera menunduk dengan tangan mengatup di depan dadanya, meminta pengharapan yang mungkin saja terjadi seperti keajaiban yang baru ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kim Yoojung-ssi, kau berdoa apa?" ucap suara membuat Yoojung menegakkan kepalanya. Ia pun menoleh ke asal suara.

Senyuman manis menyambutnya, namun ia sama sekali tak bergeming. Tetap menunjukkan wajah datarnya. Sangat malas berurusan dengan namja di sampingnya.

"Aku tak menyangka bisa bertemu lagi denganmu, dan apa yang kau lakukan tengah malam seperti ini untuk ukuran seorang gadis?" tanya Sehun dengan dahi mengkerut bingung.

Memang waktu sudah memasuki tengah malam, ditambah ia adalah seorang gadis. Namun berada di rumah pun bagi Yoojung tak ada gunanya, bahkan hanya menambah kenangan buruk di setiap detiknya.

"Tidak perlu menegurku, ku pikir pertemuan terakhir kita tak cukup baik untuk saling bicara atau bahkan menyapa sekalipun," jawab Yoojung terlampau ketus.

Sehun mengeryit, ia bingung apa pertemuan pertamanya, ia melakukan kesalahan? Sehun menggeleng mengingat hari itu, menurutnya pertemuan itu cukup membuat kesan baik untuknya.

Sehun mengeryit, ia bingung apa pertemuan pertamanya, ia melakukan kesalahan? Sehun menggeleng mengingat hari itu, menurutnya pertemuan itu cukup membuat kesan baik untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMEONE LIKE YOU (SEYOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang