1

62 16 3
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah kamarku. Aku masih terbaring, malas untuk bangun, apalagi ini hari minggu, akan aku gunakan sebaik-baiknya untuk tidur.

"AKIRAA!"

Hmm. Sepertinya alam tidak mendukung.

"Akira, kamu ini anak perawan, jam segini belum bangun!" suara merdu sang mama menghancurkan rencana dihari mingguku.
"Bangun ra, udah siang ini." lanjut mama sembari menarik-narik selimutku.

"Bentar mah, masih ngantuk." bergelung kembali kedalam selimut.

"Cepetan bangun atau mama masukin
lagi kamu keperut!"

Etdah. Ancemanya bikin merinding.

"Iya..iya..bangun nih." ucapku sembari menyingkap selimut yang menutupi tubuhku.

"Cepetan mandi, anterin mama ketoko kue!"
Yang kujawab dengan anggukan kepala.

Oh iya gaiss. Kenalkan, namaku Akira Larisya. Aku anak tunggal dari mama Rere dan papa Jody. Papaku sudah meninggal saat aku berumur tujuh tahun, dan sekarang aku tinggal berdua dengan sang Ratu mama yang seorang pemilik toko kue. Dari toko kue inilah mama menafkahiku.

Hm.. sebelum mandi akan kuceritakan sedikit tentangku. Saat ini aku sudah duduk dibangku kelas dua SMA. Sejak kecil aku bercita-cita ingin menjadi seorang penulis. Dan sampai sekarang belum ada satupun naskah ceritaku yang diterima penerbit. Sedih aku.

Sudah ya ceritanya nanti gak jadi mandi, bisa kena omel lagi sama sang mulia ratu.

***

"Lama amat mandinya, gak cantik-cantik ini mandi lama juga!"

Astagfir

"Ish.. mama ngehina anak sendiri."

"Anaknya jelek mah gak papa."

Astagfir

"Mama, sakit ini hati akira!" Ucapku mendramatisir.

"Emang kenyataanya kan, kamu itu jelek."

Ya Allah..

Kalo udah begini langsung kicep dah.

Dari pada dihina terus sama mama mendingan sarapan.

***

Seperti yang mama perintahkan tadi, selesai sarapan aku menghantar mama ketoko kuenya, dengan mengendarai motor matic yang mama belikan saat aku masuk SMA.

Sesampainya didepan toko kue mama.

"Langsung pulang, jangan kelayapan!"

"Iya mah, lagian rawan penculikan, Akira takut diculik."

"Siapa juga yang mau nyulik anak jelek kek kamu." cibir mama.

Ya Allah.. pedesnya omongan mamaku, kalau diculik beneran gimana?.
Jangan diaminkan omongan mamaku ini ya Allah.

"Yaudah.. Akira pulang!" Ucapku sembari memutar balik motor yang kukendarai.
"Babay mah.." kemudian melajukan motor.

Mama bilang sih gak boleh keluyuran, tapi gak papa deh keluyuran sebentar asal mama gak tau. hihii...

Karena melihat penjual es krim keliling, yang bunyinya dung.. dung.. dung.. gitu, eh aku malah nyangkut untuk beli.

Dan disinilah aku sekarang, duduk manis dikursi taman kota sambil menikmati es krim yang kubeli tadi.

"Kakak!"

Eh.. siapa itu yang manggil, kemudian aku menoleh kesamping, dan benar saja ada seorang anak kecil yang sedang berdiri sambil memegang es krim.

"Ada apa dek?" Jawabku, berjongkok dihadapan anak kecil tersebut untuk menyamakan tingginya.

"Tukeran dong es krimnya!" Pintanya menyodorkan tangan sebelah kananya, sedangkan yang kiri memegang es krim yang dia punya.

"Eh.. inikan udah kakak makan dek, nanti bau jigong kakak gimana?" Bukanya pelit ya, tapi gak enak aja masa iya anak kecil aku kasih bekasan, kalo nanti nih anak keracunan gimana?
Bisa jadi kasus ini.

"Tapi Sila mau es krim yang rasa coklat"

"Gimana kalo kamu beli lagi aja, pake uang kakak deh?" Tawarku.

"Emangnya sila gak punya uang apa?, kalo ada es krim coklatnya pasti Sila borong!" Cetusnya.

Elah.. songong amat nih bocah.

"Ya udah, ini am.."

"Sila.. kemana aja sih kamu, abang capek nih nyariin?"

Tiba-tiba ada suara seorang cowok yang memotong ucapanku. Aku berdiri dan menoleh kebelakang..

Subhanallah

Ganteng banget njiir, sampe es krim yang aku genggam jatuh mengenaskan.

"Yah kakak kok es krimnya dijatoin sih, bukanya kasiin ke Sila!"

Elah.. ganggu aja ni bocah, kan aku lagi pandang-pandangan sama ini cogan, kek disinetron gitu.

"Sila ngapain sama orang asing, kalo kamu diculik gimana!" Ucap cowok tersebut sembari menghampiri anak kecil yang bernama Sila itu.

Eh..eh..eh..
Masa cewek cantik begini dikira penculik. Yah, walaupun kata mama jelek, tapi menurut aku, aku ini cantik kok!
Puji sendiri ajalah.

"Eh.. gue gak maksud jahat kok, tadi anak kecil ini minta es krim, ya gue kasih dong!" Jawabku, ditambahi sedikit kebohongan.
Gak papalah cari muka dulu.

"Boong." sentak si bocah "bukanya tadi kakak gak mau ya ngasih es krimnya ke Sila?" Lanjutnya dengan menggebu.

Aduh.. ini bocah, mulutnya gak bisa diajak kompromi banget sih. batinku.

"Lagian kamu ngapain sih minta ke orang, kek gak punya duit aja." Cowok itu kembali menyahut.
"Ayo pulang!" Lanjutnya sembari menarik tangan si bocah bernama sila tadi.

"Eh..eh.. tungguin dong!" Aku maju kedepan cowok itu sambil merintangkan tangan, bermaksud menghalangi.
"Kenalan dulu dong, biar lebih akrab!" Lanjutku mengulurkan tangan kanan.

Diam.

Tidak ada sahutan,sedangkan tanganku masih menggantung diudara.

"Sorry, gue sibuk." jawab cowok itu melenggang pergi bersama Sila, yang kuduga adiknya.

"Ish.. ganteng-ganteng jutek amat sih." sungutku setelah punggung cowok tersebut tak terlihat lagi.

Karena tidak memiliki tujuan lain, akhirnya aku pulang. Melanjutkan rencana awal untuk tidur sepuasnya.

Siapa tau mimpiin cogan tadi. hehe.


Bantu vote ya gaiss
Tulisan pertama saya.









STUPID GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang