Chapter 1

4.9K 201 1
                                    

Detik demi detik berlalu. Suasana masih terasa begitu tegang. Suara dentuman keras yang sedari tadi bersahutan, kini sudah berhenti terdengar. Baku tembak telah berakhir.

Jungkook mengedarkan pandangan dengan penuh kewaspadaan. Sebuah pistol FN Five seveN masih di genggamnya erat. Bola matanya menelisik segala arah, mencoba memastikan keadaan sekitarnya sudah aman atau belum. Di cermatinya satu per satu tubuh-tubuh bersimbah darah yang tergeletak di atas lantai. Mereka sudah tak bergerak sama sekali. Situasi berarti sudah cukup aman.

Jungkook membalikkan badan, lalu bersandar pada dinding. Ia menghela napas lega, kemudian duduk beringsut di lantai. Ketegangan dalam dirinya kini mulai berkurang.

"Apa kau tidak apa-apa, Hyungie?" Jungkook melirik ke arah pemuda yang berada di sampingnya.

"Pahaku tertembak, Jungkookie."

Jungkook segera menoleh. Ia lalu meletakkan pistolnya di atas lantai. Raut wajah Jungkook seketika berubah menjadi gusar. Di tatapnya pemuda yang berada di sampingnya itu penuh dengan kecemasan.

Pemuda di samping Jungkook tersebut duduk berselonjor dengan mata terpejam. Ekspresi wajahnya menunjukkan kalau ia nampak sedang menahan rasa sakit. Darah segar masih mengucur dari luka menganganya. Paha kanannya tertembus peluru panas saat melakukan baku tembak dengan anak buah mafia yang sedang di incarnya.

Pemuda itu bernama Kim Taehyung. Ia dan Jungkook adalah agen FBI yang bertugas di Korea Selatan. Mereka juga sepasang kekasih yang sudah cukup lama menjalin hubungan. Dan kali ini, mereka di libatkan dalam misi yang sama, yaitu memburu mafia pengedar senjata api ilegal terbesar di Korea Selatan dengan julukan The Dark Angel.

Namun sepertinya misi ini cukup sulit. Pasalnya, The Dark Angel bukanlah mafia yang mudah untuk diburu. The Dark Angel selalu punya siasat untuk menghancurkan para musuhnya. Selama hampir 6 tahun FBI mencoba menangkap The Dark Angel, tapi selalu gagal. The Dark Angel begitu licik dan cerdik hingga bisa selalu lolos.

"Bertahanlah, Taehyungie Hyung." Jungkook mengusap kening Taehyung yang dipenuhi oleh keringat dingin dengan menggunakan telapak tangannya. Kemudian ia meraih sebuah sapu tangan yang ada di saku celananya.

"Arrgghh...," Taehyung meringis kesakitan. Seketika lehernya menegang saat Jungkook mencabut peluru yang melukai pahanya. Beruntung peluru tersebut tidak tertancap terlalu dalam.

Jungkook menutup luka Taehyung dengan sapu tangan yang d genggamnya. Kemudian, ia melepas ikat pinggangnya dan melingkarkan benda tersebut pada paha Taehyung; sebagai tali pembebat agar pendarahan segera berhenti.

"Bagaimana rasanya sekarang?" Jungkook masih memasang wajah khawatirnya.

Taehyung masih sibuk mengatur pernapasannya yang berhembus tak beraturan. Rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya kini sedikit berkurang. Taehyung membuka kelopak matanya. Ia tersenyum tipis menatap Jungkook.  "Lebih baik sekarang."

"Kita harus segera pergi dari tempat ini, Hyung." Jungkook meraih senjata apinya yang tergeletak di lantai. Ia mengeluarkan peluru yang masih tersisa pada pistol semi otomatis tersebut, kemudian menggantinya dengan beberapa yang baru.

"Tapi kita tak tahu dimana jalan keluar dari tempat berbahaya ini," kata Taehyung.

Jungkook terdiam mendengar perkataan Taehyung. Ya, hal itu memang benar. Mereka tak tahu dimana jalan keluarnya. GPS yang di gunakan mereka tak bisa berfungsi lagi. Jaringan komunikasi di markas The Dark Angel benar-benar terputus dari dunia luar.

"Meskipun tak tahu dimana jalan keluarnya, setidaknya kita harus berusaha untuk mencarinya." Jungkook mulai bangkit dari posisinya.

Taehyung menghela napas mendengar jawaban Jungkook. Ia rasa, hal itu ada benarnya. Berusaha itu lebih baik daripada tetap berdiam diri tak tahu arah. Percuma tetap disini karena situasi benar-benar sedang tidak mendukung. Ia lalu berusaha untuk berdiri sambil berpegangan pada dinding.

Melihat Taehyung yang nampak kesulitan, Jungkook tak tinggal diam. Ia meraih tangan Taehyung lalu melingkarkan pada pundaknya. Jungkook memapah Taehyung untuk berjalan.

"Lalu dimana Mark, Eunjung, Tiffany dan yang lainnya?" tanya Taehyung sembari melangkah pelan. Agak terpincang.

Jungkook mendesah. Pandangannya lurus ke depan, menatap jejeran mayat yang bergelimpangan di sekitarnya. "Seluruh tim B telah tewas, kecuali kita."

Taehyung menelan ludah. Begitu terhenyak melihat tubuh tak bernyawa dari teman-teman satu timnya dan juga beberapa anak buah The Dark Angel.

Baku tembak yang baru saja terjadi tadi telah memakan banyak korban. Hanya ia dan Jungkook yang tersisa dari timnya.

Tim penyerbuan gabungan dari agen FBI dan kepolisian setempat di bagi menjadi 4 tim, yaitu A sampai D. Ke-4 tim itu ditugaskan menyerang setiap sisi yang berbeda dari markas The Dark Angel. Tim A menyerang sisi selatan, B menyerang sisi utara, C menyerang sisi timur, dan D menyerang sisi barat. Taehyung dan Jungkook secara bersamaan berada di tim B. Tim B yang bergerak ke sisi utara ternyata sudah di hadang oleh kawanan anak buah The Dark Angel, baku tembak pun tak dapat terelakkan. Keseluruhan tim B yang berjumlah 40 orang nyatanya tak mampu menangkis serangan musuh yang berjumlah jauh lebih banyak.

"Ayo, Hyung. Kita harus bergegas pergi."

Taehyung segera tersadar dari lamunannya. Ia hanya mengangguk pelan.

*****

Jungkook berjalan melintasi lorong-lorong markas The Dark Angel sambil memapah Taehyung yang nampak tertatih-tatih. Kedua lensa matanya bergerak menyusuri setiap sudut lorong yang di laluinya untuk mencari letak pintu keluar dari tempat berbahaya ini. Namun yang ditemukannya hanyalah tubuh-tubuh tak bernyawa yang tergeletak berjejeran menghiasi lantai lorong. Hati Jungkook sedikit teriris melihat mayat-mayat tersebut, karena ternyata sebagian besar dari mayat-mayat tersebut adalah rekan-rekannya sendiri dari tim lain.

Jungkook dan Taehyung menghentikan langkahnya tepat di pertigaan lorong. Keduanya saling berpandangan penuh tanda tanya. Harus berbelok kemanakah mereka? Kiri atau kanan? Karena, jika mereka salah berbelok, nyawa mereka kemungkinan besar akan berada di ujung tanduk.

Keduanya sibuk berpikir. Keputusan yang akan mereka ambil adalah hal yang harus di pikirkan dengan baik. Markas The Dark Angel sangatlah berbahaya. Bukan hal yang mustahil, ancaman kematian bisa saja datang kapan saja dengan cara yang tak terduga.

"Kita harus berbelok kemana?"

Jungkook menggeleng pelan, "Entahlah, aku sendiri sangat bingung."

"Kalau tidak salah, bukankah pintu keluarnya ada di sebelah timur?"

"Ya, itu memang benar. Tapi saat ini, kita sedang kehilangan arah. Jika kita berbelok ke arah yang salah, semua akan berakhir di tempat ini."

"Kita membutuhkan GPS untuk mencapai pintu keluar itu."

Di akhir perbicangan, Jungkook dan Taehyung mengatupkan bibir rapat-rapat. Keduanya tertunduk, merasa putus asa. Mencari pintu keluar dari tempat berbahaya ini ternyata begitu sulit. Tanpa bantuan GPS, markas The Dark Angel bagaikan sebuah labirin yang sangat menyesatkan. Terlalu luas dan bercabang.

Tiba-tiba, terdengar suara derap langkah kaki mendekat. Jungkook dan Taehyung segera menyadari hal itu. Masing-masing dari keduanya memasang tampang waspada. Suara itu berasal dari arah belakang.

To be continued

Danger! (Taekook/Vkook) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang