Chapter 4

1.7K 138 0
                                    

Jungkook mengedarkan pandangan ke semua arah. Untuk sesaat, ia merasa begitu syok dengan apa yang di lihat. Kyuhyun, Jennie dan anggota tim C yang lain--mereka semua sudah terbujur kaku di posisinya masing-masing. Jungkook beralih pada Taehyung kembali. Menatapnya dengan saksama, tetapi sang kekasih tak bergeming sama sekali. Kedua mata Taehyung terpejam erat dengan bibir yang memucat. Perasaan cemas mulai membayangi pikiran Jungkook. Berbagai spekulasi muncul dalam benaknya. Jangan-jangan ...,

Jungkook menggeleng, mencoba menyingkirkan prasangka negatifnya itu. Ia harus memastikan dahulu.
Jungkook berusaha menyeret tubuhnya mendekati Taehyung. Meski tangan kanannya terasa begitu nyeri, ia mencoba mengabaikan rasa sakit itu. Namun, sebuah tubuh besar tiba-tiba muncul di hadapannya. Hal ini membuat pandangannya menjadi terhalang.

"Kenapa kau menatap dia seperti itu? Apa dia kekasihmu, Manis?"

Lagi-lagi, Jungkook merasakan ujung-ujung rambutnya tertarik. Saking kuatnya tarikan itu, Ia sampai tak kuasa untuk bangkit dari posisinya segera. Dengan terpaksa, Jungkook bersimpuh pada lututnya menghadap pria berambut gondrong yang sedari tadi menganiayanya begitu sadis. Ia mencoba untuk memberontak.

"Kau mau cepat-cepat menyusul pecundang itu, hah?" Pria berambut gondrong itu menyeringai tajam.

"Dasar brengsek!" umpat Jungkook.

"Kau tak perlu marah-marah seperti itu. Tenang saja, aku akan segera mengirimmu untuk menyusulnya." Pria berambut gondrong itu mulai mengarahkan senjata apinya tepat di samping kepala Jungkook.

Jantung Jungkook berdebar kencang. Ia memejamkan kedua mata. Perasaan yang berkecamuk dalam hatinya semakin bercampur aduk antara marah, kesal dan pasrah. Sesekali, ia masih berusaha memberontak, mencoba melepaskan diri. Tapi tak ada hasil. Pria itu malah semakin memperkuat cengkeramannya hingga membuat Jungkook lagi-lagi harus meringis kesakitan. Bagaimana mungkin seorang Jeon Jungkook harus menyerah secepat ini?

Pria berambut gondrong itu tertawa penuh kemenangan. Ia kini mulai menggerakkan jemarinya, bersiap menarik pelatuk senjatanya.

"Arrghh!"

Sebuah pekikan keras sontak membuat Jungkook membuka mata. Pandangannya melebar, rasa lega tiba-tiba muncul. Pria berambut gondrong itu mendelik, sebuah pisau menancap di punggungnya. Nyawa Jungkook selamat! Hampir tak menyangka kalau Taehyung masih sanggup bertahan.

Taehyung mencabut pisau yang sebelumnya telah merobek perutnya itu. Ia menggertakkan gigi-giginya saat menghujamkan kembali senjata tajamnya ke arah punggung pria yang sudah berani melukai Jungkook. Pria berambut gondrong itu seketika ambruk dalam keadaan tertelungkup.

"Mianhae, Hyung terlambat Jungkookie." Tae Hyung tersenyum lirih menatap Jungkook. Dengan sisa kekuatan, ia melangkah pelan ke arah Jungkook. Keseimbangan tubuh Taehyung nampak tak stabil. Ia berjalan terhuyung-huyung dengan tubuh bergetar.

"Hyung!" Tanpa menghiraukan rasa sakitnya, Jungkook beranjak berdiri dan langsung memegangi tubuh Taehyung yang hampir terjatuh. Ia melihat, darah segar masih mengalir dari perut Taehyung

"Maaf karena tak bisa melindungimu." Meski wajahnya semakin di penuhi keringat dingin, Taehyung tetap mempertahankan senyum di bibirnya.

Jungkook hanya menggeleng. Senyum kecut yang menghiasi wajahnya di iringi oleh raut kecemasan.

"Jungkookie, per--"

Jungkook menoleh mendengar pekikan tertahan Taehyung. Ia merasa tubuh Tae Hyung sudah tak bertopang pada dirinya lagi.

"Taehyung Hyung!" Jungkook tercekat saat membalikkan badan. Tubuh Taehyung terseret mundur. Seseorang berkulit hitam mencengkeram leher Taehyung dengan lengan kekarnya. Jungkook baru sadar, ternyata masih ada seorang lagi dari The Dark Angel.

Danger! (Taekook/Vkook) COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang