Onii-chan dulu bilang aku tidak boleh sembarangan dekat dengan orang asing. Maka, aku menghindari keramaian dan memutuskan mengikutinya. Tidak selalu. Tapi nyaris dua per tiga hidupku dihabiskan untuk bersamanya.
Pun saat SMA, aku melakukannya. Kalau sebelumnya aku masuk sekolah khusus perempuan, sekarang aku masuk sekolah campuran—tepatnya sekolah khusus laki-laki yang mendadak jadi campuran. Tentunya, semua itu agar bisa bersama onii-chan.
Namaku Yamanaka Airin, satu dari tiga anak perempuan angkatan pertama di ES.
Kenyataan bahwa penduduk ES mendambakan hadirnya perempuan sebagai murid membawa euphoria sangat besar. Membuatku mendadak ingin bersembunyi saja. Maklum, aku tidak suka menjadi pusat keramaian.
"Yamanaka-chan, sudah menentukan akan join club, belum?" Nyaris aku tersedak saat mendadak ada yang mengajakku bicara. Aku menghentikan kegiatan makanku kemudian menggeleng.
"Uum ... belum," balasku canggung, mencuri-curi pandang pada lawan bicaraku, sang ketua kelas.
"Ini daftar clubnya, Yamanaka-chan. Pak guru memintaku merekap daftar club yang dipilih anak kelas ini. Mohon bantuannya, ya?" Anak itu tersenyum lebar, membuatku ikut tersenyum.
• • •
"Kenapa, hmm?" Onii-chan memainkan helaian rambutku. Menggulungnya dijari kemudian kembali melepasnya, terus begitu.
"Mitsu-nii join club apa?" tanyaku sembari mendongak ke arahnya.
Onii-chan tersenyum. "Club basket. Tapi sebentar lagi keluar. Kan nii-chan sudah kelas akhir," jawabnya masih dengan senyuman.
Kutelan salivaku panik. Aduh ... niat hatiku yang ingin masuk ke club yang sama dengan onii-chan seketika hancur. Mana bisa aku main basket?
"Jangan paksakan diri masuk ke sana. Masih banyak pilihan lain." Seolah tahu isi pikiranku, onii-chan berkata sembari mencubit pipiku.
Terus ... aku harus masuk mana?
Ponsel pintarku bergetar, notifikasi masuk dari aplikasi Wattpad. Kugulir layar ponsel dan menemukan notifikasi chat dari teman sepenulisan favoritku, Kuma_kun.
'Maaf baru balas, Meta. Ada apa?'
Segera, aku menceritakan situasi dilemaku padanya. Entah aku yang bodoh atau bagaimana, tidak sampai sepuluh menit dari balon chat terakhirku, dia membalas.
'Lalu kenapa tidak join sastra saja?'
• • •
Aku mau menangis. Ketua klub sastra judes sekali!Namanya Iijima Hayate, laki-laki tinggi dengan kulit sawo matang. Sebetulnya, dia tidak jahat. Dia terkesan polos karena amat suka kucing. Senyumnya pun lebar. Tapi, entah kenapa dia tidak terlalu pandai mengajakku ngobrol dan itu menyiksaku!
"Selamat sore," ucapku berusaha ramah. Seluruh anggota klub—yang kata orang, sih, kebanyakan masuk klub karena ada aku—menjawab sapaanku dengan ramah. Namun, Iijima-san tetap fokus pada jurnal klubnya.
"Yak! Sekarang ayo kita mulai kegiatan klub kita kali ini," ucapnya sembari meminta kertas menulis segera dibagikan.
Pada setiap kertas telah terdapat prompt sederhana yang harus dikembangkan menjadi satu cerita utuh. Aku suka ketelatenan dari Iijima-san. Walau dia menyebalkan, aku selalu suka prompt buatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER MISSION : Bring Her to Your Club
FanfictionEbidan School yang awalnya khusus cowok berubah menjadi sekolah campuran. Tapi kok tidak banyak cewek yang minat, ya?? Walaupun begitu... Satu sekolah sudah sangat bersemangat menyambut 3 murid cewek angkatan pertama. Semua, terutama 9 ketua klub t...