Wah... Yusuf suaramu bagus juga ya.." puji Amir dan sukses membuat Yusuf kaget setengah mati.
"Kalian.. sudah kembali, darimana aja?" Tanya Yusuf sedikit kesal
"Kami dari karang taruna, suaramu bagus banget suf, gimana kalau besok malam kau ikut kami bergabung di karang taruna?" Ucap Syatir sambil menepuk bahu Yusuf
"Bagus apanya.. suaraku seadanya Syatir.." jawab Yusuf malu-malu
"Jika suaramu sebagus itu kau sebut seadanya lalu bagaimana kalau kau serius? Pasti lebih wow kan?" Puji Arif dan diangguki oleh Amir dan Syatir, dan kali ini sukses membuat Yusuf malu setengah mati.
"Kau bersedia kan?" Tanya Syatir
"Untuk apa?" Yusuf balik bertanya, berpura-pura tidak mengerti
"Bersedia untuk menjadi penggenap kehidupanku!" Jawab Syatir bercanda dan sukses membuat seisi kamar tertawa.
"😒" Yusuf
Ya.. begitulah.. Syatir dia ahli dalam bidang merayu, bahkan santri saja ia rayu, bagaimana jika ia bertemu santriwati sudah pasti 1.000 kata-kata manis akan ia lontarkan.
"Bersedia untuk bergabung di karang taruna AL-MA'RUF Yusuf, apa kau mau?" Tanya Arif sambil menaiki ranjangnya menuju tingkat 2,
"Tentu saja aku mau!" Kata Yusuf dengan senyum manis yang terbit begitu saja di wajah tampannya.
"Ya... lagipula sayangkan santri tampan dengan suara emas sepertimu diabaikan" ucap Amir santai dan menaiki tangga kecil ranjangnya menuju tingkat 3
"Dimana si kembar?" Tanya Yusuf pada Syatir, ya.. karena hanya Syatir yang belum tidur.
"Mereka ada tugas qismul aman" jawab Syatir dan berbaring di ranjang yang bersebelahan dengan Yusuf.
Yusuf berada di tingkat 3 paling bawah bersampingan dengan ranjang Syatir, di paling bawah bukan berarti Yusuf berat, hanya karena Yusuf murid baru dan dikamar ini tidak ada yang berlebihan lemak.
Keesokan malamnya, seperti janji mereka Yusuf di ajak pergi ke karang taruna yang terletak tidak jauh dari kamar mereka, hanya perlu berjalan ke arah kanan sekitar 56 M. Saat diperjalanan, mereka beriringan dengan rombongan santriwati yang ingin menuju karang taruna Putri. Ya.. karena karang taruna Putri dan putra bersebrangan, mungkin jika Syatir ada dia akan berteriak merayu rombongan santriwati yang berada di depan rombongan Yusuf sekarang, namun malam ini Syatir ada tugas qismul aman, jadi ia tidak hadir ke karang taruna dulu.
Setibanya di tempat yang di tuju, Amir langsung memperkenalkan Yusuf pada senior yang tidak lain adalah muadzin andalan karang taruna yaitu Ismail, tapi sayang bidang Yusuf bidang Yusuf berbeda dengan Ismail, karena Yusuf disuruh ikut membawa syair saat maulid Habsyi bukan azan, jadi Yusuf disuruh oleh Amir Untuk berlatih dengan Yunus, Yusuf adalah alumni AL-MA'RUF yang sudah lulus dua tahun yang lalu. Namun karena ia diperlukan di AL-MA'RUF, jadi ia memilih untuk tinggal di AL-MA'RUF.
Awalnya Yusuf merasa aneh dengan Yunus, karena senior yang satu ini penampilannya agak keliru, dari peci, seragam yang ia kenakan hampir menutupi keningnya. Baju seragam yang kebesaran dan badannya kurus membuat Yunus seperti orang-orangan sawah. Tapi lama kelamaan Yusuf malah sangat menempel pada Yunus, mungkin karena sikap Yunus yang halus, lemah lembut, tidak pernah marah walau Yusuf sering sumbang dalam melantunkan syair yang paling membuat Yusuf menempel padanya adalah Yunus selalu memanjakan Yusuf seperti adiknya sendiri, bukankah Yusuf memang santri yang manja.
***
Tidak terasa sudah 1 bulan Yusuf di AL-MA'RUF, malam ini adalah malam Rabu dan menjadi malam yang paling berkesan bagi Yusuf, karena malam ini Yunus mengajaknya untuk membawakan syair dalam acara maulid Habsyi, wow bukankah itu sangat menyenangkan apalagi bagi seorang penggemar syair seperti Yusuf.
Acara maulid Habsyi ini dilaksanakan di dalam mesjid. Seperti biasa, para santri berhadapan dengan santrdan ustadz - ustadzah berada di antara mereka. Untuk para murid yang bertugas mengisi acara, harus berada di depan murid yang tidak bertugas, kenapa malam ini Yusuf sangat gugup? Bukankah sudah satu bulan ia mengikuti acara ini, tapi tidak sebagai vokalis, namun malam ini Yusuf harus duduk di Depan, dan ini adalah pengalaman pertama Yusuf ikut mengisi acara di AL-MA'RUF.
Bersambung...
Hamas syahid Izzuddin sebagai Yunus
Fachari Muhammad sebagai Ismail
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Di Asrama Santri
RomanceKisah cinta anak ustadz dan seorang gadis malang. Anak ustadz itu tidak lain adalah Muhammad Yusuf al-ghiffary, saat ia dewasa, ia penasaran siapakah seorang gadis yang dijodohkan oleh teman ayahnya.