Samudra berjalan menyusuri lobby, ditangannya ada sebuah kotak makan. Entah untuk siapa.
"Ini kenapa ibu pakai nitipin makanan sih?!" Gumamnya sembari bersandar di meja resepsionis.
"Lho? Mas Samudra?" Sapa Jaka. "Tumben datang pagi? Biasanya kalau haru Sabtu gini datangnya siang." Lanjut Jaka.
"Aku juga gak mau datang pagi, cuma tadi ibu maksa aku ngasih ini ke perempuan itu."
"Perempuan itu? Siapa to?" Jaka bingung.
"Itu yang kemarin nyebur ke kali."
"Oh Senja...... Nanti dia kesini sih, aku janjian sama dia jam 8."
"Jam 8?" Samudra melihat jam tangannya, masih setengah 8. Dia harus menunggu setengah jam lagi.
"Heeeekkk!" Tiba-tiba Jaka bersendawa.
"Astagfirullahalaziim!" Samudra kaget sembari menutup hidungnya. "Kamu habis makan opo to Jak?! Bau tahu gak?"
"Hehehe tadi habis sarapan sama sambel petenya mbok Ijah di belakang."
"Pagi-pagi makan sambel, sambel pete lagi!"
"Ya mau gimana lagi mas, sambel petenya mbok Ijah itu menggoda banget lho! Gak tahan aku."
Samudra hanya menggelengkan kepalanya, tidak tahu lagi bagaimana harus bersikap.
"Eh eh aduh!" Tiba-tiba Jaka mengaduh sembari memegangi perutnya. "Aduh aduh!"
Dduutt! Duuuttt! Jaka buang angin beberapa kali.
"Astagfirullah Jak.....! Kamu kentut?!" Lagi-lagi Samudra nyebut sembari menutup hidungnya.
"Aduh! Gak tahu mas. Tiba-tiba perutku mules!" Jaka masih memegangi perutnya.
"Udah ke belakang sana cepet! Dilihatin tamu, gak enak tahu!" Tegur Samudra.
Jakapun segera berlari menuju toilet.
Samudra diam, lagi-lagi ia melirik jam tangannya. Ia hembuskan nafas kasar, setengah jam menunggu.
Samudra sudah duduk di sofa yang di sediakan di lobby. Ia sibuk mengutak-atik ponselnya. Tak lama Jaka menghampirinya, ia duduk lemas di samping Samudra.
"Aduh mas.....perutku....." Gumamnya sembari mengelus perutnya.
"Kenapa perutmu? Hamil?" Jawab Samudra ngasal. Bahkan ia masih sibuk menatap ponselnya.
"Hush! Mas Samudra ini lho! Suka ngawur kalau ngomong!" Tegur Jaka.
Samudra diam enggan menanggapi Jaka.
"Kayaknya aku ndak bisa kerja hari ini mas. Perutku ini lho, mules-mules gak karuan!"
"Kalau gak bisa kerja ya udah!" Lagi-lagi Samudra menjawab sekenanya.
"Masalahnya aku ini udah terlanjur janji sama orang. Gak bisa di batalin gitu aja to!"
"Terus?" Kini Samudra menatap Jaka.
"Mas Samudra hari ini kosong to? Kan kalau hari Sabtu biasanya Mas Samudra cuma keliling-keliling hotel."
"Terus?"
"Eh, kamu udah di sini ternyata! Maaf ya agak lama." Tiba-tiba muncul seorang gadis di hadapan mereka. Spontan Jaka dan Samudra menoleh ke arah gadis itu.
—*****—
"Senang berbisnis dengan ada pak Candra!" Seorang bapak berjas rapi menjabat tangan Candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
RandomSenja, gadis muda yang beruntung karena dipinang oleh Candra Pradikta, pengusaha muda yang sukses. Namun, memiliki pasangan hidup yang hampir sempurna seperti Candra tidak membuat hati Senja merasa bahagia. Awalnya ia bahagia karena pujaan hatinya...