7. Kebun Teh

62 10 3
                                    

Samudra dan Senja baru selesai makan.

"Jadi, hari ini kamu mau kemana?" Tanya Samudra.

"Ehm......hari ini gue lagi pingin yang berbau alam deh. Lagi pingin lihat yang seger-seger." Jelas Senja.

"Yang berbau alam ya........ok! Saya tahu tempat yang cocok. Kita berangkat sekarang?" Tawar Samudra.

"Eh tunggu, dari kemarin lo bahasain diri lo pakai saya, kesanya jadi terlalu formal, jadi kaku tahu gak."

"Maksud kamu?"

"Ya....usia kita kan gak jauh beda, jadi kita lo gue an aja! Biar lebih santai gitu lho!"

"Lo gue?" Ulang Samudra dengan logat jawanya.

"Ah gue lupa, Lo orang Jawa asli ya! Ya udah, kita aku kamuan aja gimana? Biar lebih santai."

Samudra seakan sedang mempertimbangkan usulan Senja.

"Terserah kamu ajalah!" Samudra ingin beranjak dari duduknya.



*Kebun teh Nglinggo Jogja, merupakan satu-satunya kebun teh yang ada di Jogja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Kebun teh Nglinggo Jogja, merupakan satu-satunya kebun teh yang ada di Jogja.
*Author belum pernah ke sana, so semua yang ada di sini hanya berdasarkan informasi dari google yang dibaur dengan imajinasi author. Mohon maaf kalau ada kesalahan.

"Waahhh.......!" Senja takjub dengan pemandangan di depan matanya. Ia baru saja keluar dari mobil Samudra, dan langsung di suguhi pemandangan hijau kebun teh yang luas.

Samudra berjalan menghampiri Senja yang masih tertegun.

"Kamu cuma mau berdiri di sini?" Tegur Samudra.

Senja menoleh, memamerkan senyum cerahnya pada Samudra lalu berlari menyusuri jalan setapak di tengah kebun teh.

Samudra pun berjalan mengikuti Senja. Ia tidak tahu kalau gadis cerewet yang membuatnya kesal kemarin, bisa berubah ceria seperti anak kecil.

"Hati-hati! Kalau kamu jatuh saya gak mau tanggung jawab!!" Teriak Samudra, tapi sama sekali tidak di hiraukan oleh Senja.

"Waaahhh.......! Di Jakarta mana ada yang kayak gini." Gumamnya.

Senja mengangkat kamera yang sedari tadi menggantung di lehernya. Ia potret pemandangan indah yang Tuhan ciptakan ini. Ia juga memotret beberapa ibu yang sedang sibuk memetik teh. Ia lihat hasil jepretannya, senyum manis tersungging di bibirnya.

Tak lama Samudra yang tadi masih berjalan, kini sudah berdiri di samping Senja.

"Gimana? Suka?" Tanya Samudra.

Lagi-lagi Senja menoleh dan memamerkan senyum polosnya.

"Suka banget!!" Ujarnya dengan mata berbinar. Lalu ia kembali berjalan tapi dengan langkah yang lebih tenang. Ia rentangkan tangannya, menyentuh barisan tanaman teh sembari terus berjalan. Samudra pun mengikuti di belakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang