Bagian tak berjudul 2

37 6 3
                                    

2.

"Naik naik kepuncak gunung tinggi tinggi sekali" lantun yang keluar dari mulut keluarga kecil.

"Yeayyy kita mau muncakkk!!!" seru Dara

"Kamu seneng?" tanya sang ibu tak lupa dengan senyuman lebarnya

"Senengg banget, pokoknya Dara ga mau tau. Dara yang ngatur semuanya, kan Dara ulang tahun" ujar Dara, terlihat sangat bahagia.

Dringgg dringgg...

Tiba tiba suara telpon sang ayah berdering. Sang ayah pun mengambil handphone yang ada di sakunya, terlihat kesusahan dann handphone terjatuh, berusaha meraih, sesekali melihat dimana posisi handphonenya.

"Ayahhhhhhhhh..."

BRAKKKK...

Mobil yang dikendarai oleh keluarga bahagia itu menabrak mobil yang melaju dengan cepat, sang ayah kehilangan kendali, menghindari tabrakan bruntun ayah Dara membanting setir kearah kanan yang ternyata jurang. Menabrak pembatas jalan.

Semua seperti mimpi bagi Dara,mobil itu seperti terbang kebawah. Dara meneteskan air mata memeluk boneka yang ada digenggamannya, menutup mata serapat rapatnya. Sedangkan sang ibu dan ayah yang duduk di kursi depan berpegangan tangan dan menutup mata. Tetesan air mata terakhir Dara bertepatan dengan jatuhnya mobil ke laut jurang.

Keringat dingin yang keluar dari badan Dara membangunkannya dari mimpi buruk sekaligus indah, indah baginya karna tersenyum bersama ayah ibu pada waktu terakhir mereka bersama. Dara menangis, ia masih sering memimpikan akhir seperti itu.

.....

Dara keluar dari rumahnya untuk berangkat sekolah, saat ia melangkah keluar tiba tiba tante Sofi yang samping rumahnya memanggilnya

"Raaaa"

Dara menoleh dan memberikan senyuman. Tante Sofi menghampirinya sambil membawa bekal.

"Raaa, tante mau ngasih ini ke kamu" tante Sofi menyerahkan bekalnya.

"Gausah repot repot tante, Dara masak kok dirumah"

"Tugas tante kan jagain kamu, kamu masih kekeh tinggal dirumah sendiri. Kalo ada apa apa bilang tante, kamu udah jadi kewajiban tante. Sekarang bawa bekal ini ya buat sekolah, oke?" tante sofi menarik tas dan membukanya lalu memasukan bekal itu.

"Makasih ya tante, yaudah kalo gitu Dara sekolah dulu. Bye bye tan" Dara melambaikan tangannya disambut oleh lambaian tangan tante Sofi.

Sejak orang tua Dara meninggal dunia, tante Sofi yang mengurus segala kebutuhan Dara, dari biaya sekolah sampai kebutuhan hidupnya. Dara memang tinggal sendiri dirumah mediang orang tuanya, karena kenangan bersama keluarganya hanya dirumah ini.

.....

Dikelas,Dara menidurkan kepalanya di bangkunya, sepi, sempat menyesal karna berangkat kepagian.

Seperti biasanya kuping Dara diisi ketawa ketawa dari alam lain, sesekali ia membenci keadaan ini. Ia ingin hidup damai tanpa ada yang mengganggu namun mau bagaimana pun hal yang diderita selama 5 tahun ini susah dihilangkan, ia berusaha berdamai dengan suara suara alam lain.

Tap.. tap..

Suara langkah kaki seseorang memasuki kelasnya, dara terkadang bingung membedakan suara nyata dan alam lain, Dara menopang dagu melihat ke arah pintu.

"Lo siapa?" tanya Dara dengan seorang laki laki jangkung

"Gue?" lelaki itu malah tanya balik dan menunjuk dirinya sendiri

I Listen To YouWhere stories live. Discover now